Kerja Nyata, Muhammadiyah Beri Rumah Warga Korban Longsor dan Banjir

Pengurus Lazismu Blitar bersama penerima bantuan rumah relokasi korban bencana banjir dan longsor merngabadikan diri di depan rumah baru bantuan mereka (foto: Isa/pwmu.co)

PWMU.CO-Lega. Begitulah perasaan empat warga di Dusun Pinggir Desa Jatigunung yang menjadi korban bencana banjir dan longsor. Mereka akhirnya bisa ‘boyongan’ untuk menenmpati rumah baru mereka di Dusun Pojok, Desa Woonoanti, Tulakan, Pacitan mulai Rabu (27/06/2018).

Dengan diantar puluhan sanak keluarganya, mereka boyongan setelah menggunakan hak suaranya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menempati rumah baru, bantuan dari Muhammadiyah Blitar. “Saya berharap habis lebaran, rumah relokasi ini sudah bisa ditempati,” harap Sigit Prasetyo, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Blitar,  saat berkunjung ke lokasi pembangunan rumah bulan ramadhan.

Alhamdulillah ternyata,  lebaran ke-13,  empat keluarga korban bencana banjir dan longsor akhir November 2017 sudah bisa menempati rumah barunya secara bersamaan. “Saya sangat berterimakasih atas bantuan dari Muhammadiyah ini,” ucap Slamet,  salah satu warga yang mendapat bantuan rumah kepada pwmu.co.

“Semula saya hanya ingin mencari tanah untuk pindah rumah saja,  namun ternyata dibantu sampai jadi,” sambung ayah dua anak ini.

Pak Slamet — panggilan akrab Slamet — merupakan salah satu walimurid di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).  Putra pertamanya duduk di kelas 5 MIM Wonoanti III. Lokasi rumah baru ini semakin dekat dengan madrasah dari pada rumahnya lama.

Pengerjaan empat rumah ini sudah dimulai sejak awal 2018. Selain bantuan dana dan material,  banyak relawan dan pekerja dari Blitar membantu penyelesaian pembangunannya.  “Kami mengucapkan terimakasih pada keluarga Pak Sis di Blitar dan Pak Sigit atas semua bantuannya pada warga yang terkena longsor ini,” kata Ketua  MDMC Pacitan, Agus HP.

Selain warga yang mendapat bantuan,  Muhammadiyah Pacitan juga patut berterimakasih. Sebab dengan adanya program relokasi ini, menjadi bagian dari bangkitnya Muhammadiyah pasca ditimpa musibah banjir dan longsor yang sangat dahsyat saat itu.  (isa)

Exit mobile version