PWMU.CO – Menyongsong tahun ajaran baru, SD Muhammadiyah Kota Baru Driyorejo mengadakan Pemantapan Kurikulum 2013 bagi guru-guru di sekolahnya, Sabtu (30/6/18).
Kepala SD Muhammadiyah Kota Baru Driyorejo Teguh Abdillah S.Pd mengatakan pihaknya sengaja menggelar pembinaan Kurikulum 2013 yang kedua kali sebagai pemantapan bagi gurunya.
“Tahun sebelumnya kami pernah mengundang tim dari SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) untuk berbagi ilmu terkait Kurikulum 2013. Tahun ini, kami mengundang tim SDMM kembali untuk memberikan pemantapan sekaligus perkembangan yang ada pada Kurikulum 2013,” kata Teguh.
Bahkan, jika nanti di perjalanan masih ada kesulitan, Teguh akan memagangkan beberapa gurunya supaya lebih memahami penerapan Kurikulum 2013 sampai pada penilaiannya.
Selain ingin sharing tentang Kurikulum 2013, SDM Driyorejo juga tertarik dengan International Class Program (ICP) di SDMM.
“Karena itu, nanti mohon berkenan menjelaskan sedikit ketika kami menanyakan tentang ICP,” ujar Teguh kepada Koordinator ICP SDMM Ria Pusvita Sari yang turut hadir saat itu.
Keinginan tersebut disambut baik oleh Kepala SDMM Ahmad Faizun S.Sos.
“Intinya, kami sangat terbuka, apalagi untuk kemajuan pendidikan pada umumnya. Entah itu soal Kurikulum 2013 atau ICP, Insyaa Allah tim kami akan membantu apa yang dibutuhkan di SD Muhammadiyah Driyorejo. Monggo, nanti bisa digali sedalam-dalamnya dan sejelas-jelasnya,” ujar Faizun menanggapi.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar tiga jam tersebut, Koordinator Kurikulum SDMM Rudi Purnawan MPd menjelaskan detail mulai perencanaan hingga penilaian. “Pertama yang harus dibuat guru adalah program tahunan (prota) dan program semester (promes). Hal ini penting untuk menentukan alokasi waktu atau jumlah minggu efektif yang berhubungan dengan pembagian jam masing-masing muatan pelajaran,” jelasnya.
Rudi menambahkan, pemetaan Kompetensi Dasar (KD) tak kalah penting dilakukan di awal tahun pelajaran untuk menyiapkan pembelajaran tiap semesternya. “Pemetaan ini untuk Kompetensi Inti (KI) 3 yakni aspek pengetahuan dan KI 4 yaitu aspek keterampilan,” imbuhnya.
Tak lupa, Rudi mengingatkan guru-guru untuk membuat kata kunci tiap KD. “Ini bisa memudahkan penilaian dan deskripsi rapor,” ujarnya.
Hal penting lain yang dijelaskan Rudi adalah cara menentukan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Sekolah dan hubungannya dengan predikat yang ada di rapor.
“Karena KKM Sekolah tiap lembaga berbeda, maka rentang predikat masing-masing sekolah juga berbeda,” jelas ayah 2 anak tersebut.
Usai menjelaskan lebih detail tentang ruang lingkup penilaian yang mencakup aspek sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, Rudi sedikit memberi tambahan terkait Higher Order Thinking Skill (HOTS).
“Saya berharap guru-guru di sini dapat benar-benar memahaminkonsep dan karakteristik soal HOTS yang meliputi keterampilan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta,” paparnya bersemangat.
Terakhir, Rudi memberikan tantangan bagi guru-guru untuk memecahkan masalah Matematika dan IPA yang tergolong HOTS. Peserta sempat dibuat bingung dengan soal rasio serta konsep alas dan tinggi segitiga.
“Semoga nanti guru-guru bisa memulai untuk membuat soal HOTS sebagai latihan berpikir dan nalar siswa, mengingat soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) yang telah berjalan Mei lalu juga mengandung beberapa soal HOTS,” harap Rudi. (vita)
Discussion about this post