• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Jumat, April 16, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kolom Opini

Kopi Hitam dan Nilai Kebajikan Madura

Rabu 11 Mei 2016 | 07:29
in Opini
52
SHARES
161
VIEWS
Kopi Hitam (foto Fatoni)
Kopi Hitam (foto Fatoni)

PWMU.CO – Kalau lagi “mampir ngantor” di kampus 2 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), biasanya pagi hari sekitar setengah tujuh, terkadang aku dapat hantaran dua cangkir kopi sekaligus. Aku sesekali  bertanya ihwal kopi yang bisa langsung “double cup” itu, kok bisa sebanyak itu? Oh yang satu dari si Anu, yang satunya lagi dari si Anu.

Karena sampai tulisan ini dibuat aku masih merangkap sebagai Wakil Direktur Pascasarjana, tentu juga ketua Pusat Studi Agama dan Multikulturalusme (PUSAM), aku berusaha singgah walau sebentar di kampus 1. Satpam yang paham betul ritual pagiku, menawarkan kopi.

Mendapat tawaran kopi, apalagi ditambah embel-embel hitam,sejatinya tak kuasa mengelak. Tetapi karena waktunya hanya dalam hitungan beberapa menit saja, maka tanpa mengurangi rasa takzimku kepada kawan satpam, aku menampiknya tentu dengan sentuhan kesantunan Jawa yang lembut nan “basah”. “Suwun yo mas, saya terburu-buru.”

(Baca: Ketika Profesor Turun Gunung Mengajar Siswa Kelas IV SD serta Ka’bah dan Doa Aneh Umar bin Khattab)

Biasanya kalimat seperti itu yang kusampaikan kepada satpam. Caraku meminum kopi lumayan berkarakter. Aku minum sedikit demi sedikit kopi itu, sambil menikmati aktivitas lainnya. Ritual pagiku di pasca, selain menikmati kopi, aku baca koran sambil ngobrol dengan staf “security” dan juga dengan dosen. Biasanya dengan Pak Jatmiko, wakil direktur 2. Hanya secangkir kopi, aku membutuhkan waktu berjam-jam. Atas pertimbangan sempitnya durasi waktu itulah, akhir-akhir ini aku selalu menampik tawaran minum kopi di kampus 1.

Biasanya aku betul-betul bisa menikmati minum kopi sejalan dengan karakterku jika aku berada di empat ruang. Pertama, ruang kelas. Kalau aku hadir di kelas, lalu pada salah satu tanganku tidak terlihat kopi, mereka langsung menginterupsi. “Prof, kopinya mana?” Kalimat interuptif ini tentu dilatarbelakangi kelazimanku mengajar sambil “nyangking” kopi. Silahkan dibayangkan suasana mengajar sambil beberapa kali “nyeruput” kopi.

(Baca: Dua Versi Pandangan tentang Arah Kiblat, Anda Pilih Mana? dan Satu Tanggal Satu di Bumi yang Satu: Catatan Penulis Buku ‘Ayat-Ayat Semesta’ soal Kalender Hijriyah Global)

Kedua, kalau di ruang kerja. Kawan-kawan admin di kampus 3 kini telah paham betul kelazimanku. Mahasiswi partimer biasanya datang ke ruanganku menawarkan kopi. “Kopi hitam dan tidak terlalu manis, ya pak.” “Ah, kamu sudah paham seleraku, nduk,” jawabku. Bekerja sambil sesekali “nyeruput” kopi, wow gimana gitu.

Ketiga, warung kopi baik dalam konotasi tradisional maupun modern. Terkadang aku mengajak mahasiswa bimbinganku ke warung kopi. Yang paling sering adalah mahasiswa doktoral, tetapi harus dipastikan berjenis kelamin  sama denganku. Ada keasyikan tersendiri ngobrol seputar isi disertasi sambil menikmati pahit-manisnya kopi. Siapa yang menyelesaikan tagihan di warung kopi? Aku!

(Baca: Alphard, Mobilitas Dakwah, dan Muhammadiyah Madura, serta Menyoal Status Hukum Minum Kopi Luwak)

Lalu ruang yang keempat, tentu rumahku terutama di ruang kerjaku.  Tidak ada penyeduh dan penyaji kopi yang paling kutunggu di ruang ini, kecuali isteriku. Aku paling menyukai momen begini: “Ayah pingin ngopi ya?” Siapa yang kuasa menolak mendapat tawaran seperti itu, apalagi diperkuat dengan nada yang lembut.

Sejak tiga bulan ini aku memilih berkompromi dengan isteriku. Sebelumnya aku lebih suka menyendiri di perpustakaanku sampai larut, bahkan dini hari.  Belakangan aku mendesain ulang kamar utama menjadi ruang kerja yang lebih memungkinkanku bekerja tanpa harus meninggalkan isteriku sendirian,  kala diriku larut bersama tumpukan buku.  Kletek, kletek, kletek….Ini juga momen yang kusukai. Bunyi ini pertanda isteriku membawa kopi hitam selepas subuh.

(Baca juga: Belajar dari Abu Nawas dan Penjual Sate dan Meraih Kemabruran Haji)

Masa lalu adalah pembentuk kebiasaanku penyuka kopi. Sungguh beruntung kebiasaan yang kurawat hingga kini, tidak perlu ditambah dengan kebiasaan merokok. Padahal abahku penyuka kopi plus perokok berat. Apakah kebiasaan ini mengait dengan profesinya sebagai ahli bangunan. Harap dicatat, kalimat ini sekedar memperhalus profesi abahku sebagai tukang bangunan, sebelum beralih profesi sebagai pedagang yang diselingi  bertani.

Aku sering diajak abahku kalau dapat garapan bangun atau setidaknya memugar rumah. Nah, saat break, atau orang Madura menyebutnya dengan “laot”, ayah memungkasi istirahat siangnya dengan memelinting rokok. Selain peralatan bangunan, abahku selalu membawa tembakau plus kertasnya. Kopi? Pemilik rumah yang menyediakannya pada saat pagi, siang, dan sore.
Selanjutnya “Tradisi Merokok di Madura” halaman 2…

Page 1 of 2
12Next
Tags: Kopi HitamKopi tanpa RokokSyamsul ArifinTradisi MaduraWakil Rektor UMM
Share21Tweet13SendShare

Related Posts

No Content Available

Discussion about this post

Berita Terbaru

Hikmah di balik wabah Corona. Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Nadjb Hamid, mengatakan, di balik setiap peristiwa selalu ada hikmah yang menyertainya. Termasuk soal corona.

Spirit Ayahanda Nadjib Hamid Never Die!

Jumat 16 April 2021 | 14:55
Jurnalis otodidak

Jurnalis Otodidak Itu Kini Ganti Ditulis

Jumat 16 April 2021 | 14:04
Serasa Diberi Kesempatan Hidup Kedua

Serasa Diberi Kesempatan Hidup Kedua

Jumat 16 April 2021 | 14:00
Nadjib Hamid di Mata Keluarga

Nadjib Hamid di Mata Keluarga

Jumat 16 April 2021 | 13:11
Rumah aktivis Aisyiyah

Rumah Aktivis Aisyiyah Terbakar

Jumat 16 April 2021 | 12:54
Kisah KH Ahmad Badawi Merundung Kiai Dahlan

Kisah KH Ahmad Badawi Merundung Kiai Dahlan

Jumat 16 April 2021 | 10:46
Ucapan Milad Berlian dari Anggota DPR

Prof Zainuddin Maliki Kritik Wacana Penghentian LSF Daerah

Jumat 16 April 2021 | 10:00
Toko Melati

Toko Melati Melawan Bisnis Online

Jumat 16 April 2021 | 09:20
HW Umsida Launching Kerupuk Bandeng

HW Umsida Launching Kerupuk Bandeng

Jumat 16 April 2021 | 09:03
PCM Genteng Launching Buku Kumpulan Kultum Ramadhan

PCM Genteng Launching Buku Kumpulan Kultum Ramadhan

Jumat 16 April 2021 | 08:49

Milad PWMU.CO

Rezeki Mahal di Tengah Covid. Kolom ditulis oleh Mohammad Nurfatoni, Pemimpin Redaksi PWMU.CO.
Headline

Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 11:42
15.6k

Mohammad Nurfatoni: Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO. (Sketsa ulang foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Tangis dan Tawa di Balik Berita...

Read more
Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 06:18
257
Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Minggu 21 Maret 2021 | 00:51
203
Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Minggu 21 Maret 2021 | 00:13
254
Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Sabtu 20 Maret 2021 | 17:35
276

Terpopuler Hari Ini

  • Kenangan kebaikan

    Kenangan Kebaikan Nadjib Hamid pada UMSurabaya

    19942 shares
    Share 7977 Tweet 4986
  • Tak Hanya Menginspirasi, Nadjib Hamid juga Memfasilitasi

    7698 shares
    Share 3079 Tweet 1925
  • Kenangan Terakhir sebelum Idayanti Wafat

    7249 shares
    Share 2900 Tweet 1812
  • Nadjib Hamid Telah Pergi, tapi Karyanya Tetap Abadi

    16736 shares
    Share 6694 Tweet 4184
  • Berharap Lahir Nadjib-Nadjib yang Baru

    8077 shares
    Share 3231 Tweet 2019
  • Umrah dan Haji Tertolak, Ini Sebabnya

    6543 shares
    Share 2617 Tweet 1636
  • Kado Milad, SD Mugeb Juara Umum Festival Faqih Usman 2021

    921 shares
    Share 368 Tweet 230
  • Umat Islam Ditakut-takuti dengan HTI, Wahabi, dan Radikalisme

    6123 shares
    Share 2449 Tweet 1531
  • Prof Muhadjir: Nadjib Hamid Tak Lupa Mengader Keluarganya

    521 shares
    Share 208 Tweet 130
  • Nadjib Hamid di Mata Ketua PWA Jatim

    433 shares
    Share 173 Tweet 108
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In