• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Kamis, April 22, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kolom

Perlunya Departying setelah Deschooling, Kebijakan Publik Tak Boleh Dimonopoli Parpol

Minggu 22 Juli 2018 | 14:24
in Kolom
4
SHARES
13
VIEWS
Daniel Mohammad Rosyid. (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – Sejak sepuluh tahun silam saya menyadari bahwa banyak barang publik seperti pendidikan bisa disediakan secara melimpah bagi masyarakat justru jika kita tidak mensyaratkan formalisme persekolahan.

Pendidikan adalah soal kesempatan belajar, bukan kesempatan bersekolah. Wajib belajar tidak bisa diartikan wajib sekolah. Persekolahan telah menjadikan pendidikan sebagai komoditi sehingga menjadi barang langka yang diperjualbelikan sebagai jasa.

Pikiran itu bukan pikiran baru. Hampir 50 tahun silam Ivan Illich telah mengajukan deschooling society untuk membebaskan masyarakat dari monopoli radikal yang diam-diam dilakukan oleh persekolahan paksa massal atas pasar pendidikan.

Belajar sesungguhnya tidak pernah mensyaratkan persekolahan beserta semua formalismenya yang makin menyerap begitu banyak sumberdaya termasuk dana.

Kini saya menyadari bahwa partai politik adalah seperti persekolahan. Partai politik (parpol) telah membuat politik (kebajikan publik) sebagai komoditi sehingga menjadi barang langka yang bisa diperjualbelikan.

Baca Juga:  Dirawat karena Covid-19, Ini Pengalaman Prof Daniel M. Rosyid

Partai politik, melalui mekanisme tertentu telah memonopoli pasar politik. Warga negara seolah tidak bisa memproduksi politik tanpa partai politik seperti seorang warga tidak bisa disebut terdidik jika tidak bersekolah.

Saat ini di Indonesia, kesempatan menjadi pemimpin publik hampir-hampir tidak bisa dilakukan tanpa melalui partai politik. Bahkan organisasi massa yang berpolitik tinggi atau warga yang kritis malah disebut radikal atau fundamental oleh para politisi.

Warga yang bermaksud menjadi calon pemimpin publik ini harus membeli “ijazah” dari partai politik untuk bisa masuk dalam kontestasi menjadi pejabat publik atau bebas dari tuduhan radikal.

Yang dia butuhkan hanya uang, bukan kompetensi sebagai pemimpin publik, untuk menjadi anggota partai politik atau menjadi calon pejabat publik.

Baca Juga:  Mahasiswa is Back!

Bukan melalui musyawarah bil hikmah, tapi melalui pemilihan langsung one man one vote, biaya kampanye menjadi makin mahal. Kehidupan perpolitikan kita saat ini makin mahal tapi justru makin tidak selektif dan tidak meritokratik.

Siapa pun tanpa punya duit atau dukungan logistik yang cukup dari para bandar dan taipan tidak mungkin masuk dalam arena kontestasi pejabat publik ini. Penguasaan pasar politik ini berujung pada merger para pemilik modal dan pemilik partai.

Tidak ada yang lebih buruk daripada sikon seperti ini. Kita tidak mungkin berharap kelahiran negarawan dalam sistem perpolitikan nasional saat ini. Akibatnya, melalui mekanisme politik saat ini kita hanya merekrut pada dealers, not leaders.

Saat ini kita melihat bahwa persekolahan kita makin besar, dan makin menguras APBN/D tapi masyarakat justru makin tidak terdidik. Kita hanya more schooled, but less educated.

Kita juga menghadapi kenyataan makin punya banyak partai politik tapi kita makin kekurangan politik sebagai kebajikan publik.

Baca Juga:  Anak Bolos Sekolah, Salah Siapa?

Dalam perspektif deschooling itulah, kita ke depan harus segera melakukan departying: mengurangi jumlah dan peran partai politik dalam upaya kita membangun politik sebagai kebajikan publik.

Siapa pun yang kompeten boleh masuk dalam kontestasi menjadi pemimpin publik tanpa harus berpartai politik. Kita harus bebaskan pasar politik kita dari monopoli partai politik. Seperti belajar justru bisa dilakukan di rumah dan masyarakat, kompetensi berpolitik juga lebih baik dimulai dari rumah dan masyarakat.

Ranggajati, 22 Juli 2018
Kolom oleh Daniel Mohammad Rosyid, Guru Besar ITS Surabaya.

Tags: Daniel Mohammad RosyidDepartyingDeschooling
Share2Tweet1SendShare

Related Posts

Negeri Hantu
Kolom

Negeri Hantu Bergentayangan

Kamis 22 April 2021 | 18:06
242
Tiga jebakan
Kolom

Tiga Jebakan Kapitalis

Minggu 18 April 2021 | 21:09
145
Membangun politik
Kolom

Membangun Politik tanpa Parpol

Kamis 15 April 2021 | 05:55
148
Partai Ideologis
Kolom

Partai Ideologis Masih Penting

Rabu 14 April 2021 | 16:50
386
Parpol ideologis
Kolom

Parpol Ideologis, Masih Pentingkah?

Rabu 14 April 2021 | 08:22
203
Sekolah Ramadhan
Kolom

Sekolah Ramadhan: Generasi Tangguh

Sabtu 10 April 2021 | 13:48
92

Discussion about this post

Berita Terbaru

Afternoon Talk

Afternoon Talk dengan Direktur RSML, Ini Suaranya

Kamis 22 April 2021 | 21:35
Negeri Hantu

Negeri Hantu Bergentayangan

Kamis 22 April 2021 | 18:06
Indonesia Darurat Sampah, Begini Penjelasan Pengiat Lingkungan

Indonesia Darurat Sampah, Begini Penjelasan Pengiat Lingkungan

Kamis 22 April 2021 | 17:20
Smamga

Smamga Bangun Gedung Lab 4 Lantai

Kamis 22 April 2021 | 17:09
Syaiful Husna

Syaiful Husna, Kepala SD Terbaik Ngawi

Kamis 22 April 2021 | 16:20
Lomba Cerpen Hari Bumi SD Muwri, Ini Pemenangnya

Lomba Cerpen Hari Bumi SD Muwri, Ini Pemenangnya

Kamis 22 April 2021 | 15:53
Ketua PWPM Jatim: Jalankan Khittah Perjuangan Pemuda Muhammadiyah

Ketua PWPM Jatim: Jalankan Khittah Perjuangan Pemuda Muhammadiyah

Kamis 22 April 2021 | 14:56
SD Muwri Peringatan Hari Bumi, Ini Pesannya

SD Muwri Peringatan Hari Bumi, Ini Pesannya

Kamis 22 April 2021 | 14:50
Al-Furqan, buah dari ketakwaan yang diraih orang beriman. Furqon merupakan deteksi ketakwaan telah masuk pada diri seseorang.

Al-Furqan, Buah dari Ketakwaan

Kamis 22 April 2021 | 14:41
Anggota DPR: Film Alat Perang Kebudayaan. Pernyataan Zainuddin Maliki disampaikan dalam webinar yang digelar Lembaga Sensor Film (LSF) Republik Indonesia.

Anggota Komisi X DPR: Kita Hargai Penarikan Buku Kamus Sejarah Indonesia

Kamis 22 April 2021 | 12:25

Milad PWMU.CO

Rezeki Mahal di Tengah Covid. Kolom ditulis oleh Mohammad Nurfatoni, Pemimpin Redaksi PWMU.CO.
Headline

Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 11:42
15.7k

Mohammad Nurfatoni: Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO. (Sketsa ulang foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Tangis dan Tawa di Balik Berita...

Read more
Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 06:18
297
Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Minggu 21 Maret 2021 | 00:51
227
Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Minggu 21 Maret 2021 | 00:13
292
Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Sabtu 20 Maret 2021 | 17:35
300

Terpopuler Hari Ini

  • Buya Anwar Abbas

    Buya Anwar Abbas: Jalan Sunatullah Kaya Itu Bisnis

    30789 shares
    Share 12316 Tweet 7697
  • Tugas Khusus dari Ustadz Nadjib

    47840 shares
    Share 19136 Tweet 11960
  • Harapan Menteri Sandiaga Uno untuk SD Mugeb

    1588 shares
    Share 635 Tweet 397
  • Hubungan Intim Suami Istri di Bulan Ramadhan

    1425 shares
    Share 570 Tweet 356
  • Puasa Sembuhkan Hipertensi, Begini Penjelasan Dokter

    1011 shares
    Share 404 Tweet 253
  • Umat Islam Ditakut-takuti dengan HTI, Wahabi, dan Radikalisme

    7073 shares
    Share 2829 Tweet 1768
  • RA Kartini Populer berkat Orang Belanda

    99 shares
    Share 40 Tweet 25
  • Pernikahan Dini, Ini Fakta Mengejutkan

    94 shares
    Share 38 Tweet 24
  • Tiga Perempuan Aisyiyah Bicara Kiprahnya

    94 shares
    Share 38 Tweet 24
  • Azyumardi Azra: Abdul Mu’ti Jauh Lebih Layak Jadi Mendikbud

    626 shares
    Share 250 Tweet 157
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In