PWMU.CO – Untuk menjadi sekolah yang luar biasa, empat peran kesuksesan ini penting diperhatikan, yakni sistem yang terus tumbuh dan berkembang, kepala sekolah, guru, serta orangtua yang berperan.
Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Kualita Pendidikan Indonesia Misbahul Munir dalam kegiatan Parenting Education, Sabtu (4/8/18).
Bertempat di Aula SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Misbah—sapaan akrabnya—menyadarkan peserta parenting tentang tema Bijak Menggunakan Gadget dan Mengembalikan Peran Orangtua.
“Saya Panjenengan ini termasuk generasi imigran digital, lahir sebelum teknologi digital. Nah anak-anak kita itu generasi digital, lahir setelah adopsi teknologi digital,” jelasnya.
Misbah kemudian menceritakan pasangan muda zaman sekarang. “Mau menikah, update di sosial media, mohon doa restu. Hamil, foto lagi, alhamdulillah positif. Dapat 6 bulan, hasil ultrasonografi diunggah, laki-laki Bro. Mau masuk kamar operasi, foto dulu, mohon doa restu proses persalinan. Anak lahir nangis, kasih handphone langsung diem,” ujarnya disambut tepuk tangan dan tawa wali murid peserta parenting.
Dalam kegiatan yang dihadiri wali murid kelas I hingga kelas VI tersebut, Misbah menyampaikan manfaat teknologi digital dan bahayanya jika berlebihan. “Karena itu, penguatan dan kontrol dari rumah dan sekolah harus seimbang. Tidak bisa salah satu saja yang dominan,” tuturnya.
Anak hebat itu, lanjut Misbah, jika segitiga emasnya juga hebat, yakni orangtua, sekolah, dan lingkungan. “Karena itu, coba Bapak dan Ibu angkat tangan kanan, letakkan di pundak kiri, lalu katakan dengan sepenuh hati, saya orangtua hebat!” pinta Misbah kepada peserta.
Ayah lima anak tersebut mengatakan, menjadi hebat itu sulit, tapi bisa. “Caranya ya belajar. Parenting ini salah satu cara SDMM dan Ikwamnya memasilitasi kita semua untuk belajar,” ujar Misbah.
Misbah mengakui, service guru-guru SDMM bagus. “Bahkan satpam di gerbang sudah senyum, salam, merekah. Itu excellent service-nya ada,” ungkapnya.
Prinsip sekolah hebat itu, lanjutnya, aman untuk akidah, ibadah keseharian, karakter akhlak, dan pengetahuan putra-putri kita. “Sementara prinsip lingkungan itu ada dua, diwarnai atau mewarnai. Yang utama adalah kita harus siap mewarnai dan harus siap diwarnai yang positif,” tegasnya.
Misbah mengingatkan, peran rumah dan sekolah itu sifatnya co-parent (orangtua bersama). “Prinsipnya, rumah itu penanggungjawab dan pendidik, sekolah itu asisten ahli dan pengajar. Rumah itu menyediakan kehangatan penuh cinta, sekolah itu sebagai kawah candradimuka. Dan juga, rumah itu pengambil keputusan, sementara sekolah sebagai expert opinion (pendapat ahli),” paparnya.
Misbah berharap kita semua bisa mengarahkan penggunaan perangkat media digital dengan jelas. “Prinsipnya adalah life balance, atur segala sesuatunya secara seimbang. Batasi waktu, tempat mengakses, dan kontennya,” pesannya. (Vita)
Discussion about this post