PWMU.CO – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendukung program Kementerian Kesehatan (Kemenkes) “Menuju Indonesia Eliminasi Tuberkulosis 2030”.
Dukungan diberikan dalam bentuk mempublikasikan film pendek terpilih karya siswa SMA/SMK yang dilombakan sebagai media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang penyakit Tuberkulosis (TBC).
“Kami menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Kesehatan yang telah melakukan sinergi edukasi dan sosialisasi Menuju Indonesia Eliminasi Tuberkulosis 2030, khususnya dalam melibatkan para pelajar untuk memproduksi film pendek sebagai media komunikasi, informasi, dan edukasi tentang penyakit tuberkulosis,” kata Kepala Pusat Pengembangan Perfilman (Kapusbangfilm), Kemendikbud, Maman Wijaya, pada acara Sinergi Edukasi dan Sosialisasi Menuju Indonesia Eliminasi Tuberkulosis 2030, di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Rabu (8/8/18).
Pada kesempatan itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dr. Anung Sugihantono, menyerahkan film pendek terpilih dan media KIE bertema edukasi TBC karya pelajar SMA/SMK di Provinsi DKI Jakarta, Sumatera Utara, dan Papua kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), yang diwakili oleh Kapusbangfilm, Maman Wijaya.
Film pendek ini merupakan hasil seleksi festival film pendek yang diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari Tuberkulosis se-Dunia (HTBS) Tahun 2018 pada tanggal 24 Maret 2018. Penyerahan film pendek tersebut merupakan kolaborasi sinergisitas antara Kemendikbud dan Kemenkes dalam rangka sosialisasi pencegahan dan pengobatan di lingkungan sekolah-sekolah.
“Film yang sudah diserahkan kepada kami Insyaallah akan kami sebarkan kepada pihak-pihak pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan,” tuturnya.
Kemendikbud, kata Maman, memiliki sejumlah wadah yang dapat digunakan untuk menyosialisasikan kampanye tersebut, diantaranya 116 mobil bioskop keliling yang tersebar di 34 provinsi, selain perangkat pemutaran film tanpa mobil film untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau dengan mobil yang tersebar di 34 provinsi, terutama di daerah 3T.
“Kami juga punya 72 sekolah yang sudah dilengkapi dengan alat pemutar berikut dengan studio mininya, 72 komunitas film yang secara rutin dan regular memutarkan film. Tentu kami akan bekerjasama dengan direktorat jenderal terkait, yakni Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah untuk memutarkan film dengan berbagai format di sekolah,” tambahnya.
Selain itu, Pusbangfilm akan bekerjasama dengan Rumah Budaya Indonesia di sejumlah negara yang bisa menyampaikan informasi hasil karya siswa tersebut. “Kampanye tentang tuberkulosis melalui lomba film ini sangat efektif, dan sekali lagi kami sampaikan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan yang telah memberikan media sosialisasi untuk kesehatan anak-anak kita, khususnya dalam menghindari bahaya tuberkulosis,” ucap Maman.
Dukungan yang diberikan Kemendikbud, disambut baik oleh Kementerian Kesehatan. Dokter Anung Sugihantono berharap, film pendek hasil karya siswa yang telah terpilih dalam lomba menjadi media yang dapat digunakan untuk sosialisasi, advokasi dan edukasi tuberkulosis, khususnya untuk pelajar. Film ini dapat disebarluaskan melalui akun media sosial Kemendikbud, baik melalui Facebook, Twitter, Instagram, maupun Youtube.
“Kami juga menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan untuk ‘Menuju Indonesia Eliminasi Tuberkulosis 2030’,” tutur dia. (AS)
Discussion about this post