• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Sabtu, April 10, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kabar

#2019GantiPresiden atau #2019TetapJokowi, Mari Belajar pada Ir Djuanda, Kader Muhammadiyah Yang Jadi ‘Tangan Kanan’ Presiden

Minggu 12 Agustus 2018 | 08:27
in Kabar, Kolom
28
SHARES
86
VIEWS
Prima Mari Kristanto. (Dok/PWMU.CO)

PWMU.CO – Kabinet Kerja Presiden Jokowi sempat disebut dan diharapkan mampu mengusung semangat Kabinet Kerja Presiden Soekarno tahun 1959-1964. Kabinet yang mengusung semangat revolusi ekonomi dari struktur kolonial menuju struktur ekonomi nasional mewujudkan kesejahteraan rakyat; memberdayakan bangsa Indonesia dalam bidang politik dan ekonomi, menjadi tuan di negeri sendiri sebagai tujuan sentral Proklamasi 17 Agustus 1945.

Dalam Kabinet Kerja-nya, Presiden Soekarno menempatkan Ir H Raden Djuanda Kartawidjaja sebagai Menteri Keuangan dan Menteri Utama (Perdana Menteri). Kabinet Kerja sebagai pengganti Kabinet Karya yang juga disebut Kabinet Djuanda periode 09 April 1957 – 6 Juli 1959.

Sebagaimana Kabinet Karya atau Kabinet Djuanda, Kabinet Kerja diamanatkan untuk kerja, kerja, dan kerja melakukan Revolusi Ekonomi (bukan Revolusi Mental). Revolusi Fisik berupa perang persenjataan menghadapi Agresi Militer Inggris di Surabaya 10-11-1945 hingga Agresi Militer Belanda 1947-1948 dianggap sukses dengan pengakuan penuh kemerdekaan RI tahun 1950.

Periode tahun 1950 sampai dengan pelaksanaan pemilu 1955 Program Ekonomi tidak menjadi prioritas serius. Pergolakan politik sebagai pertentangan ideologi lebih mengemuka daripada sebuah usaha mencari jalan keluar dari persoalan ekonomi.

Kabinet Juanda (Kabinet Karya) yang memulai masa kerja 9 April 1957 menandai langkah awal Revolusi Ekonomi Nasional dalam Pola Rencana Pembangunan Semesta Delapan Tahun. Pola delapan tahun terdiri atas tiga tahun masa riset dan lima tahun masa pelaksanaan.

Kabinet Juanda atau Kabinet Karya “dilikuidasi” 6 Juli 1959 bukan karena dianggap gagal, namun dipersiapkan untuk lebih kuat dengan back up kuat Presiden bersama TNI.

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang salah satu poinnya pembubaran Dewan Konstituante hasil pemilu 1955 menegaskan bentuk back up kepada kabinet berikutnya dari tarik-menarik kepentingan politik praktis.

Dalam kabinet baru yang dibentuk 10 Juli 1959 Ir Djuanda kembali memegang amanah sebagai Menteri Utama (nama baru pengganti istilah Perdana Menteri). Tugas teknis sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet sebelumnya digantikan oleh Mayor Jendral Nasution.

Baca Juga:  NKRI Harga Mati, Katanya

Tugas teknis dan strategis Menteri Keuangan sebagai tanggungjawab Ir Djuanda untuk menjaga kas negara yang sedang merencanakan gawe besar. Mewujudkan struktur ekonomi nasional yang merdeka sebagai prioritas utama dengan prioritas tambahan Pembebasan Irian Barat dan menjadi tuan rumah Asian Games di Jakarta.

Tugas berat pemegang kas negara yang lebih berat dari menteri keuangan saat ini di mana tidak ada ancaman perang militer menghadapi kekuatan militer asing. Anggaran militer menyedot kas negara paling besar, disusul anggaran subsidi perusahaan negara dan swasta. Anggaran sebagai tuan rumah Asian Games 1962 di Jakarta menempati pos lain-lain.

Anggaran militer yang besar selain untuk operasi keamanan juga dalam rangka nasionalisasi perusahaan Belanda menjadi perusahaan negara. Militer dilibatkan dalam nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan mengingat revolusi ekonomi kolonial tidak kalah strategis dibandingkan revolusi fisik dan politik.

Menteri Utama sekaligus menteri keuangan Juanda dengan “brilliant” mampu menjaga keseimbangan pos anggaran, Irian Barat menjadi milik RI. Asian Games sukses dengan posisi Indonesia pada peringkat ke-2 perolehan medali dan nasionalisasi perusahaan Belanda menghasilkan kurang lebih 400-an perusahaan perkebunan serta 100-an perusahaan dagang.

Dalam periode 1960 – 1963 tingkat kenaikan harga terkendali antara 20 persen hingga 135 persen saja. Sebuah angka kenaikan yang kecil dibandingkan periode tahun 1964-1966 yang mencapai 445 persen – 635 persen. Selanjutnya pascakembalinya Irian Barat ke pangkuan RI, Ir Djuanda berusaha memperbesar fokus anggaran bidang ekonomi.

Dengan Peraturan Pemerintah 26 Mei 1963 Ir Djuanda berencana mengurangi anggaran militer sebesar 47 persen. Anggaran dialihkan untuk memberikan insentif kepada eksportir demi mendatangkan devisa. Ruang gerak pengusaha dan perusahaan swasta diperlebar demi membantu perusahaan negara mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Sebelum tuntas mewujudkan rencana tersebut, Allah SWT memanggil Ir Djuanda pada 7 November 1963.

Baca Juga:  NKRI Harga Mati, Katanya

Sepeninggal Ir Djuanda, Presiden Soekarno merombak kembali Kabinet Kerja dengan Menteri Utama Ir Soekarno sendiri. Selanjutnya Kabinet Kerja berubah menjadi Kabinet Dwikora yang bernuansa “perang” menghadapi Konfrontasi dengan Malaysia. Anggaran Operasi militer kembali meningkat, sepeninggal Ir Duanda, Presiden Soekarno seolah kehilangan sahabat karib dan “tangan kanannya” dalam penyelenggaraan negara sebagai pengganti Drs Mohamad Hatta yang mengundurkan diri pada Desember 1956.

Penyakit lama faksi-faksi politik yang kembali kambuh bagai kanker ganas yang menyerang pertahanan kekebalan tubuh. Puncaknya pada peristiwa politik 1965 menyebabkan Pola Rencana Pembangunan Semesta yang dicanangkan pada 1957 menjadi berantakan.

Dibutuhkan biaya ekonomi dan politik yang sangat tinggi untuk mencapai keseimbangan politik dan ekonomi kembali kondusif. Perlu enam tahun untuk menggelar kembali pemilihan umum 1971 sejak peristiwa 1965 demi mewujudkan pola rencana pembangunan 5 tahun Kabinet Kerja 1959.

Upaya penyederhanaan sistem politik sebagaimana masa Demokrasi Terpimpin dan Orde Baru sering dinilai langkah otoriter dari kacamata politik. Orde Reformasi yang bergulir sejak 1998 dengan sistem multi partai belum tampak menunjukkan hasil signifikan dalam kemajuan ekonomi.

Pada bidang ekonomi Demokrasi Terpimpin setidaknya menghasilkan banyak perusahaan negara hasil nasionalisasi perusahaan Belanda. Orde Baru menorehkan prestasi ekonomi murah sandang pangan dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika yang cenderung stabil selama 30 tahun sebelum krisis moneter 1997-1998.

Sejak Reformasi 1998 sampai dengan 2018 lebih sering terdengar aksi privatisasi perusahaan negara atau penjualan aset perusahaan negara. Kabinet Kerja Presiden Jokowi yang sedang berproses pengalihan blok Rokan dari Chevron ke Pertamina dan 51 persen saham Freeport ke PT. Inalum semoga membuahkan hasil positif.

Baca Juga:  NKRI Harga Mati, Katanya

Konstelasi politik tahun 2018 hingga 2019 perlu mengambil ibrah periode sebelumnya di mana friksi-friksi politik yang tajam tanpa kendali “hanya” menghasilkan biaya ekonomi yang ditanggung masyarakat makin tinggi.

Jargon-jargon politik yang irasional dan provokatif emosional perlu diganti dengan jargon ekonomi yang rasional. Masing-masing rezim memiliki plus-minus masing-masing, tidak harus dipertentangkan minusnya apalagi dijadikan jargon anti-Nasakom, anti-Orba dengan “bumbu baru” Islam Nusantara atau anti-Wahabi yang bernuansa irasional.

Bagaimanapun fakta yang ada yaitu kemerdekaan ekonomi masih jauh panggang dari api. Masyarakat adil dan makmur belum sepenuhnya tercapai. Nilai kurs rupiah terhadap dolar Amerika masih tinggi menggerogoti daya beli barang mewah impor sampai harga telor.

#2019GantiPresiden atau #2019TetapJokowi tidak ada artinya jika tidak ada kemajuan ekonomi yang bisa diharapkan masyarakat. Persyarikatan Muhammadiyah yang telah kenyang asam garam dalam menempatkan kadernya dalam seluruh rezim penguasa alhamdulillah tetap istiqamah di jalurnya.

Masyarakat memerlukan bimbingan persyarikatan dakwah demi meningkatkan derajat takwanya demi mendapatkan jalan keluar dari konstelasi politik agar tidak menjadi liar.

“… Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya riski dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawaqal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusanNya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu (Ath Thalaq: 2 – 3).

Alhaqqu mirabbika falaa takunana minal mumtarin. Wallahualambishshawab.

Kolom oleh Prima Mari Kristanto, Penulis buku Nabung Saham Syariahdan Auditor di Kantor Akuntan Publik Erfan & Rakhmawan Surabaya.

Tags: Ir H Raden Djuanda Kartawidjaja
Share11Tweet7SendShare

Related Posts

NKRI
Kolom

NKRI Harga Mati, Katanya

Senin 28 Desember 2020 | 15:38
302

Discussion about this post

Berita Terbaru

Kwartir Wilayah

Kwartir Wilayah HW Jatim Rapat Virtual, Ini Pesannya

Sabtu 10 April 2021 | 21:55
SMK Muhammadiyah 2

SMK Muhammadiyah 2 Taman Gelar Ujian Kompetensi Keahlian

Sabtu 10 April 2021 | 19:48
Ahmad Dahlan dan Pesona Kisah

KH Ahmad Dahlan dan Keutamaan Khusyuk

Sabtu 10 April 2021 | 16:48
Nasyiatul Aisyiyah Sampaikan Duka atas Wafatnya Nadjib Hamid

Nasyiatul Aisyiyah Sampaikan Duka atas Wafatnya Nadjib Hamid

Sabtu 10 April 2021 | 16:34
Firasat sebelum Nadjib Hamid Wafat

Firasat sebelum Nadjib Hamid Wafat

Sabtu 10 April 2021 | 16:22
Kenangan Ustadz Nadjib Ngumpulno Balung Pisah, catatan Abdul Wahab, Jurnalis Radio Republik Indonesia (RRI) Surabaya tentang Nadjib Hamid.

Kenangan Ustadz Nadjib Ngumpulno Balung Pisah

Sabtu 10 April 2021 | 15:12
Inilah Juara Festival Faqih Usman Ke-5 Tahun 2021

Inilah Juara Festival Faqih Usman Ke-5 Tahun 2021

Sabtu 10 April 2021 | 14:27
Sekolah Ramadhan

Sekolah Ramadhan: Generasi Tangguh

Sabtu 10 April 2021 | 13:48
Kesalahan Fatal Komnas HAM

Kesalahan Fatal Komnas HAM

Sabtu 10 April 2021 | 12:39
1.088 Peserta Ikuti Job Fair 2021 SMK Mutu Gondanglegi

1.088 Peserta Ikuti Job Fair 2021 SMK Mutu Gondanglegi

Sabtu 10 April 2021 | 09:27

Milad PWMU.CO

Rezeki Mahal di Tengah Covid. Kolom ditulis oleh Mohammad Nurfatoni, Pemimpin Redaksi PWMU.CO.
Headline

Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 11:42
15.6k

Mohammad Nurfatoni: Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO. (Sketsa ulang foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Tangis dan Tawa di Balik Berita...

Read more
Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 06:18
231
Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Minggu 21 Maret 2021 | 00:51
177
Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Minggu 21 Maret 2021 | 00:13
205
Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Sabtu 20 Maret 2021 | 17:35
248

Terpopuler Hari Ini

  • Corona dan Disiplin Warga Persyarikatan ditulis oleh Nadjib Hamid, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur. Mengingatkan warga yang belum disiplin patuhi pimpinan soal Covid-19.

    Haedar Nashir: Muhammadiyah Kehilangan Kader Militan Nadjib Hamid

    4728 shares
    Share 1891 Tweet 1182
  • Ustadz Nadjib Telah Mudik Selamanya

    4490 shares
    Share 1796 Tweet 1123
  • Abdul Mu’ti: Mas Nadjib Selalu Bergembira Menolong

    3671 shares
    Share 1468 Tweet 918
  • Din Syamsuddin: Pergaulan Nadjib Hamid Melintasi Batas Persyarikatan

    2684 shares
    Share 1074 Tweet 671
  • Teladan Digital Ustadz Nadjib Hamid

    2650 shares
    Share 1060 Tweet 663
  • Tugas Khusus dari Ustadz Nadjib

    1927 shares
    Share 771 Tweet 482
  • Yakin Ada Skenario yang Lebih Baik di Balik Wafatnya Nadjib Hamid

    1401 shares
    Share 560 Tweet 350
  • Tugas Belum Selesai dari Mas Nadjib

    1309 shares
    Share 524 Tweet 327
  • Nur Cholis Huda: Tugas Apapun Akan Dilaksanankan Pak Nadjib

    1170 shares
    Share 468 Tweet 293
  • Kejahatan KM 50 yang Disembunyikan

    674 shares
    Share 270 Tweet 169
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In