• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Jumat, April 23, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Headline

Muhammadiyah: Aktor Politik Yang Tak Pernah Akil-Baligh Hasilkan Panorama Padang Sahara yang Kering dari Sukma Agama

Minggu 12 Agustus 2018 | 18:35
in Headline, Kabar
4
SHARES
13
VIEWS
Ketua Umum PP Muhammadiyah DR Haedar Nashir saat menyampaikan Pidatio Kebangsaan di Dome UMM (foto: syafiq/pwmu.co)

PWMU.CO – Sudah menjadi rahasia umum jika perpolitikan Indonesia itu berbiaya tinggi. Kondisi politik yang serba transaksional, berbiaya tinggi dan bersumbu pendek berakibat dunia politik berada di tangan para aktor yang tamak dan tidak pernah akil baligh. Demikian disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah DR Haedar Nashir dalam Pidato Kebangsaan di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ahad (12/8).

Mengawali bahasan tentang kondisi miris ini, Haedar mengutip pidato monumental yang disampaikan Soekarno dalam sidang BPUPKI tahun 1945. “Kita hendak mendirikan suatu negara semua buat semua. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya, tetapi semua buat semua,” kata Haedar mengutip Soekarno.

Pidato Soekarno itu, kata Haedar, seolah menyindir keberadaan negeri ini yang telah berlangsung liberalisasi politik. “Negara yang hanya dikuasai partai politik dan para pemilik modal,” ujar Haedar prihatin.

Dia menjelaskan , politik liberal yang transaksional dan semata berorientasi pada kekuasaan telah menjadikan kehidupan kebangsaan ini kehilangan jiwa, rasa, etika, kehormatan. Padahal sifat kenegarawanan yang sesungguhnya sangat penting bagi tegaknya politik berkeadaban.

Baca Juga:  Pidato Kebangsaan Muhammadiyah: Alami Stagnasi dalam 4 Kehidupan Berbangsa, Ini Karakter Pemimpin yang Dibutuhkan Indonesia

“Sangat memprihatinkan. Sementara para aktor dan elitenya dengan ringan diri dapat melakukan apa saja tanpa bingkai etika, moral, keseimbangan, respek, toleransi, kejujuran, keterpercayaan, penghargaan, ketulusan, pengkhidmatan, keadaban dan jiwa ksatria,” jelas Haedar.

Kondisi perpolitikan ini menghasilkan sebuah pemandangan yang cukup tidak elok bagi bangsa ini. “Akibatnya dunia politik berada di tangan aktornya yang tamak dan tidak pernah akil-baligh itu menghasilkan panorama Indonesia bak padang sahara yang kering dari sukma agama, Pancasila, dan nilai-nilai luhur bangsa,” ujar Haedar.

Di sisi lain, Haedar juga mengkritik jagat perpolitikan yang senantiasa membuat citra dengan meminjam agama, Pancasila, dan lain sebagainya. “Sementara itu nilai-nilai agama, Pancasila dan kebudayaan Nusantara hanya sebatas menjadi narasi-narasi retorik yang diproduksi hanya untuk sekedar membangun citra diri nan indah. Bak sayap burung merak di taman bunga Indonesia, minus aktualisasi yang bergaris lurus antara idealita dan dunia nyata,” ucap Haedar.

Baca Juga:  Jawaban Jokowi atas Kritik Haedar Nashir tentang 1 Persen Warga yang Kuasai 55 Persen Aset Nasional

“Kita tentu tidak ingin karena inkonsistensi para elite dan warganya yang banyak memproduksi perangai berlawanan dengan kebenaran, kebaikan, kepatutan di atas pondasi iman dan taqwa yang aktual,” jelas Haedar sambil menyatakan bahwa jika hal ini terjadi, Indonesia menjadi kehilangan peluang untuk maju membangun peradaban, bahkan menjauh dari berkah Tuhan.

Haedar mengatakan Allah telah mengingatkan dalam al-Quran Surat al-A’raf ayat 96 “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya,” begitu bunyi terejemahannya.

Baca Juga:  7 Kriteria Pemimpin Bangsa Yang Ideal Menurut Muhammadiyah: Siapakah Dia?

Karena itu, Haedar Nashir menekankan pentingnya para pemimpin agar tercerahkan akal-budi dan peran kebangsaan. Sebab, bagaimana pun, betapa penting posisi dan peran para pemimpin di negeri ini. “Ikan busuk dimulai dari kepala,” begitu Haedar mengutip pepatah Italia.

“Merah putih dan hitamnya umat dan bangsa itu tergantung pemimpinnya. Pemimpin itu jantung dan kepala dari tubuh manusia. Jika pemimpin itu baik, maka baiklah umat dan bangsa ini. Begitu juga sebaliknya, nasib umat dan bangsa ini akan nestapa manakala para pemimpinnya berperangai buruk, khianat dan ugal-ugalan,” tegas Haedar.

Semoga bangsa ini terhindar dari pemimpin berperangai buruk, khianat, dan ugal-ugalan. (uzlifah)

Tags: Haedar Nashir soal Kedaulatan NegaraJokowi-Haedar NashirPidato Kebangsaan Muhammadiyah 2018
Share2Tweet1SendShare

Related Posts

7 Kriteria Pemimpin Bangsa Yang Ideal Menurut Muhammadiyah: Siapakah Dia?
Headline

7 Kriteria Pemimpin Bangsa Yang Ideal Menurut Muhammadiyah: Siapakah Dia?

Senin 13 Agustus 2018 | 15:40
241
Pidato Kebangsaan Muhammadiyah: Alami Stagnasi dalam 4 Kehidupan Berbangsa, Ini Karakter Pemimpin yang Dibutuhkan Indonesia
Kabar

Pidato Kebangsaan Muhammadiyah: Alami Stagnasi dalam 4 Kehidupan Berbangsa, Ini Karakter Pemimpin yang Dibutuhkan Indonesia

Minggu 12 Agustus 2018 | 15:19
119
Jawaban Jokowi atas Kritik Haedar Nashir tentang 1 Persen Warga yang Kuasai 55 Persen Aset Nasional
Headline

Jawaban Jokowi atas Kritik Haedar Nashir tentang 1 Persen Warga yang Kuasai 55 Persen Aset Nasional

Jumat 24 Februari 2017 | 17:50
106
Di Depan Presiden Jokowi, Haedar Nashir: Tidak Boleh Ada Tangan Perkasa Mendikte, Menyandera, dan Menguasai Indonesia
Kabar

Di Depan Presiden Jokowi, Haedar Nashir: Tidak Boleh Ada Tangan Perkasa Mendikte, Menyandera, dan Menguasai Indonesia

Jumat 24 Februari 2017 | 14:49
24

Discussion about this post

Berita Terbaru

Afternoon Talk

Afternoon Talk dengan Direktur RSML, Ini Suaranya

Kamis 22 April 2021 | 21:35
Negeri Hantu

Negeri Hantu Bergentayangan

Kamis 22 April 2021 | 18:06
Indonesia Darurat Sampah, Begini Penjelasan Pengiat Lingkungan

Indonesia Darurat Sampah, Begini Penjelasan Pengiat Lingkungan

Kamis 22 April 2021 | 17:20
Smamga

Smamga Bangun Gedung Lab 4 Lantai

Kamis 22 April 2021 | 17:09
Syaiful Husna

Syaiful Husna, Kepala SD Terbaik Ngawi

Kamis 22 April 2021 | 16:20
Lomba Cerpen Hari Bumi SD Muwri, Ini Pemenangnya

Lomba Cerpen Hari Bumi SD Muwri, Ini Pemenangnya

Kamis 22 April 2021 | 15:53
Ketua PWPM Jatim: Jalankan Khittah Perjuangan Pemuda Muhammadiyah

Ketua PWPM Jatim: Jalankan Khittah Perjuangan Pemuda Muhammadiyah

Kamis 22 April 2021 | 14:56
SD Muwri Peringatan Hari Bumi, Ini Pesannya

SD Muwri Peringatan Hari Bumi, Ini Pesannya

Kamis 22 April 2021 | 14:50
Al-Furqan, buah dari ketakwaan yang diraih orang beriman. Furqon merupakan deteksi ketakwaan telah masuk pada diri seseorang.

Al-Furqan, Buah dari Ketakwaan

Kamis 22 April 2021 | 14:41
Anggota DPR: Film Alat Perang Kebudayaan. Pernyataan Zainuddin Maliki disampaikan dalam webinar yang digelar Lembaga Sensor Film (LSF) Republik Indonesia.

Anggota Komisi X DPR: Kita Hargai Penarikan Buku Kamus Sejarah Indonesia

Kamis 22 April 2021 | 12:25

Milad PWMU.CO

Rezeki Mahal di Tengah Covid. Kolom ditulis oleh Mohammad Nurfatoni, Pemimpin Redaksi PWMU.CO.
Headline

Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 11:42
15.7k

Mohammad Nurfatoni: Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO. (Sketsa ulang foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Tangis dan Tawa di Balik Berita...

Read more
Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 06:18
297
Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Minggu 21 Maret 2021 | 00:51
227
Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Minggu 21 Maret 2021 | 00:13
292
Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Sabtu 20 Maret 2021 | 17:35
300

Terpopuler Hari Ini

  • Buya Anwar Abbas

    Buya Anwar Abbas: Jalan Sunatullah Kaya Itu Bisnis

    30934 shares
    Share 12374 Tweet 7734
  • Tugas Khusus dari Ustadz Nadjib

    47986 shares
    Share 19194 Tweet 11997
  • Hubungan Intim Suami Istri di Bulan Ramadhan

    1426 shares
    Share 570 Tweet 357
  • Harapan Menteri Sandiaga Uno untuk SD Mugeb

    1588 shares
    Share 635 Tweet 397
  • Pernikahan Dini, Ini Fakta Mengejutkan

    94 shares
    Share 38 Tweet 24
  • Tiga Perempuan Aisyiyah Bicara Kiprahnya

    94 shares
    Share 38 Tweet 24
  • Azyumardi Azra: Abdul Mu’ti Jauh Lebih Layak Jadi Mendikbud

    627 shares
    Share 251 Tweet 157
  • Umrah dan Haji Tertolak, Ini Sebabnya

    7892 shares
    Share 3157 Tweet 1973
  • Smamga Bangun Gedung Lab 4 Lantai

    79 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Negeri Hantu Bergentayangan

    78 shares
    Share 31 Tweet 20
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In