
Jamaah shalat Idul Adha di Desa Bulumargi Babat.
PWMU.CO-Gerak Muhammadiyah terasa hingga di Desa Bulumargi, sebuah desa di pelosok hutan yang jaraknya 12 km tenggara Babat, Lamongan. Di desa itu juga berdiri Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) dipimpin Ridwan. Jumlah anggotanya 50 KK. Itu pun rumahnya terpencar di beberapa dusun.
Saat Idul Adha syiar dakwah terus berkumandang. Jamaah PRM menggelar shalat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban di lapangan balai desa. Ustadz Mohammad Helman Sueb diminta menjadi imam dan khotibnya pada shalat Id yang diadakan Rabu (22/8/2018).
Ustadz Helman Sueb menceritakan, berangkat usai sahalat Subuh ke desa itu naik sepeda motor. ”Sepeda motor paling cocok menuju desa itu sebab jalanan berliku-liku dan berlubang,” tuturnya. Di sepanjang jalan terbentang sawah yang luas tapi kering tidak ada padi karena musim kemarau.
Menurut dia, ini daerah persawahan tadah hujan. Bertahun-tahun, presiden, gubernur, dan bupati datang silih berganti Desa Bulumargi nasibnya tetap miskin seperti tanahnya yang kering ini. ”Tapi sudah bersyukur saya melihat mulai ada pelèbaran jalan,” ujarnya.
Setiba di lokasi shalat di lapangan desa beberapa jamaah dan panitia sudah berkumpul. Ada kurang lebih 200 orang shalat di situ. Takbir, tahlil, dan tahmid menggema dari pengeras suara memenuhi udara desa yang kering.
Dalam khotbahnya, Ustadz Helman menyerukan jamaah untuk merenung dan berpikir sebelum berkata dan bertindak. ”Betapa luar biasanya Nàbi Ibrahim yang berani menghancurkan berhala sendirian. Dia bertindak seperti itu setelah berpikir betapa sesatnya masyarakat yang memuja-muja dan menyembah berhala. Diingatkan secara lisan malah menantang,” katanya.
Usai shalat diakhir dengan bersalaman dengan para jamaah. Generasi muda PRM Bulumargi tampak banyak yang ikut shalat. Di antaranya juga ada sesepuh mereka yaitu Mbah Kusman yang usianya 70 tahun lebih yang masih aktif hadir di setiap kegiatan. (Emhas)
Discussion about this post