PWMU.CO – Sebagai organisasi yang bergerak di bidang perempuan dan anak, Nasyiatul Aisyiyah (Nasyiah) memilih berkurban di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wanita Kelas 2A Sukun, Malang.
Hal ini disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur Aini Sukriah sesaat setelah penyembelihan hewan kurban di halaman belakang lapas, Jumat (24/8/18).
“Kami memilih lapas dengan alasan bahwa Nasyiah berkomitmen kepedulian terhadap perempuan terutama kaum lemah. Mereka yang terjerat hukum karena melakukan tindak pidana adalah kelemahan dan kelalaian mereka. Sehingga mereka masih mempunyai sisi kebaikan yang perlu kita bangun,” tuturnya.
Dia melanjutkan, program Nasyiah Berkurban bertujuan untuk mengingatkan kembali anggota Nasyiah dalam sejarah Nabi Ibrahim AS, tingkat ketaatan kepada Allah saat menyembelih anaknya, Ismail.
“Hal ini menjadi pelajaran yang besar bagi umat Islam bahwa dalam menjalankan ketaatan kita kepada Allah, sesaat kita tak perlu memandang asas manfaat, berkah, dan lain-lain. Yang penting kita menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah,” ujar Aini, sapaannya.
Menurutnya, program ini dinilai baik dan akan menjadi program tahunan Nasyiah Jatim, roadshow ke seluruh kabupaten dan kota se-Jawa Timur.
“Idul Adha tahun lalu, Nasyiah Berkurban bersama difabel di Gresik. Tahun ini kami mencoba berbagi kebahagiaan bersama perempuan di lapas wanita Malang,” jelasnya.
Aini menyebutkan, perolehan hewan kurban tahun ini mencapai satu ekor sapi dan empat ekor kambing yang didisribusikan di lapas wanita dan warga Desa Kemantren, Jabung, Malang.
“Alhamdulillah, terima kasih kami sampaikan pada Bank Syariah Mandiri melalui Lazismu Jatim yang mempercayakan kurban satu ekor sapinya pada Nasyiah. Terima kasih juga untuk Mas Nasrullah, Lazismu Kabupaten Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, serta SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya yang sudah mempercayakan masing-masing satu ekor kambing pada kami,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pembinaan Narapidana dan Anak Didik (Kasi Binadik) Lapas Wanita Kelas 2A Sukun, Malang Wahyu Andayani menyambut hangat kegiatan Nasyiah Berkurban di wilayah kerjanya.
“Hmmm, senang sekali pastinya. Ini pertama kalinya kita mengenal Nasyiah. Terima kasih sekali atas kepeduliannya dan waktu yang diluangkan untuk kami. Dengan kehadiran Nasyiah di sini, kami berharap bisa menjadi kepanjangan lidah untuk program-program lapas ke masyarakat luas,” jelasnya.
Perempuan yang akrab disapa Wahyu ini menegaskan ibadah dan etika adalah dua hal yang menjadi fokus pembinaan narapidana.
“Kita menyebut mereka Wanita Binaan Pemasyarakatan atau WBP. Selain ketrampilan-ketrampilan keperempuanan, kami punya program Pondok Pesantren. Ada kelas baca Alquran, kelas tahfidh, shalat berjamaah tepat waktu, shalat malam, puasa sunah, dan kajian Islami. Sikap santun dan ramah juga kami tekankan pada mereka,” tegasnya.
Ditemui di kantornya, Wahyu membuka kesempatan bagi Nasyiah untuk berkegiatan bersama WBP di lain waktu.
“Kami terbuka, silahkan bisa mengirim surat via email. Mau kegiatan tutorial hijab syar’i, atau yang lainnya, boleh,” tuturnya.
Dia berharap, Nasyiah bisa menjadi perantara pesan sosial pada masyarakat untuk tidak memandang sebelah mata pada WBP saat keluar dari lapas nantinya.
“WBP berhak mendapat perlakukan yang sama di masyarakat setelah melewati masa pembinaan di sini. Mereka berhak mendapat pekerjaan sesuai ketrampilan yang dikuasai. Yang pasti, terimalah mereka dengan baik,” pesannya. (Ria Eka Lestari)
Discussion about this post