PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010 dan 2010-2015 Prof Dr HM Din Syamsuddin mengatakan mahar politik bagi warga Muhammadiyah bukanlah berupa uang atau iming-iming materi.
“Dan saya bangga menjadi saksi pada ‘akad’ politik yang maharnya berupa urusan agama Islam yaitu dakwah dan jihad untuk izzul islam wal muslimin,” ungkapnya saat menghadiri konsolidasi internal Nadjib Hamid—calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil Jatim.
Sebagai catatan, beberapa tokoh Muhammadiyah—termasuk Nadjib Hamid—mendapat amanah untuk maju menjadi calon anggota legislatif dalam Pemilu 2019 dengan mengusung prinsip-prinsip politik adiluhung—dengan menjauhi praktik politik kotor.
Pak Din—sapaan akrabnya—menyampaikan orasi kebangsaan tersebut dalam acara yang digelar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan di Aula Stikes Muhammadiyah Lamongan, Ahad (23/9/18).
Pak Din menegaskan Muhammadiyah harus mendukung kegiatan politik karena Islam adalah agama tauhid yang tidak ada pemisahan antara agama dengan politik.
Menurutnya, sudah saatnya Muhammadiyah memikirkan perpolitikan demi kemajuan Indonesia. “Keterlibatan Muhammadiyah tidak semata untuk kepentingan Muhammadiyah melainkan adalah kepentingan nasional,” ujarnya.
Karena itu Pak Din menyerukan: “It’s the time!” yang dalam slogan Jawa Timur-an berarti wes wayahe. Maksudnya inilah saatnya Muhammadiyah mengambil peran politik untuk kepentingan bangsa.
Dari masa ke masa, dia melanjutkan, Muhammadiyah mengambil sikap politik yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan isu yang sedang berkembang.
Menurutnya dia, keterlibatan Muhammadiyah dalam berpolitik dimulai dari pendirinya yaitu KH Ahmad Dahlan yang turut berpartisipasi dalam organisasi Budi Utomo.
“Kemudian Muhammadiyah terlibat dalam partai politik yaitu Masyumi,” ucapnya. Setelah kemerdekaan, lanjutnya, empat tokoh Muhammadiyah menjadi perwakilan Indonesia saat melakukan konsolidasi dengan negara Jepang.
Kepada warga Muhammadiyah, Pak Din menghimbau agar mereka melek politik. “Supaya tidak dibodohi oleh partai politik,” tutur pemilik nama lengkap Muhammad Sirajuddin Syamsuddin itu.
Selama Pak Din menyampaikan orasi, suasananya cukup gayeng. Metode interaktif yang dipakainya, membuat peserta antusias. Beberapa kali mereka menanggapi pertanyaan ataupun pesan dari Pak Dien dengan kompak dan meriah. (Mardiana)
Discussion about this post