• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Minggu, April 18, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Headline

Melacak Jejak KH Ahmad Dahlan ketika Pengajian di Masjid Plampitan Surabaya

Selasa 2 Oktober 2018 | 11:17
in Headline
111
SHARES
346
VIEWS
dokumentasi
Masjid Plampitan VIII sekitar tahun 1955.

PWMU.CO-Masjid kecil di tengah kampung Plampitan gang VIII Surabaya itu terlihat biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Tembok luar bercat hijau. Kontras dengan rumah di sebelahnya.

Sore itu tampak sepi. Jamaah shalat Ashar sudah pulang semua.  Ketika memasuki ruang masjid, di dinding dipajang sebuah pigura besar. Dalam bingkai pigura itu ada sebuah surat kesaksian yang dibuat oleh Roeslan Abdulgani. Isi surat kesaksian inilah yang membuat masjid ini sangat istimewa.

Kampung Plampitan VIII merupakan tempat kelahiran almarhum  Roeslan Abdulgani. Dia ini tokoh pejuang Surabaya dan pernah menjadi menteri luar negeri. Rumah orangtuanya persis di depan masjid ini.

Surat kesaksian yang ditulis 9 Mei 1991 itu Roeslan menceritakan: saya lahir 1914 di rumah depan Masjid Plampitan gang VIII. Sewaktu kecil saya, namanya langgar.

”Menurut keterangan orang-orang tua di kampung seperti  Bapak Ahmad Djais, Achjab, Haji Ahmad Tayib, Abdul Samad, dan bapak dan ibu saya yaitu H Abdulgani dan Hajah Siti Murad Abdulgani, maka langgar itu sudah berdiri puluhan tahun lamanya.  Diperkirakan tahun 1858. Hanya sederhana dari papan dan kayu,” tulis Roeslan.

Baru menjelang kelahiran Roeslan, sekitar tahun 1913, langgar itu dipugar oleh keluarga Abdulgani  dengan persetujuan Sinoman Kampung Plampitan.

Dua buah foto yang disimpan di rumah Roeslan menggambarkan anak-anak kampung berfoto di depan langgar sekitar tahun 1955.

Baca Juga:  MDMC Jatim Sambut Baik Rencana Kemenristekdikti Buka Prodi Kebencanaan

Dari foto itu tampak dindingnya berupa tembok, lantai pakai tegel atau mungkin marmer putih. Jendela berbentuk lengkungan. Arsitekturnya mirip dengan gaya langgar atau masjid tahun 1920-an.

”Pada tahun 1920-an, langgar ini sering menjadi tempat tabligh tokoh-tokoh Muhammadiyah dan Sarikat Islam seperti KH Ahmad Dahlan, HOS Tjokroaminoto, Bung Karno, KH Mas Mansur dan lain-lain pemimpin.”

Kemudian sejak Nahdlatul Ulama berdiri 1926, sambung dia dalam tulisannya itu, pemimpin-pemimpin NU ikut menggunakan sebagai tempat pengajian.

Dari kesaksian Roeslan Abdulgani ini, maka KH Ahmad Dahlan pernah menginjakkan kaki di masjid kampung Plampitan ini.

Keterangan Bung Karno menyebutkan, sejak 1916 nginthil kepada Kiai Dahlan dalam beberapa kali pengajian di Peneleh dan kampung dekat Peneleh.

Kemungkinan besar kampung dekat Peneleh yang dimaksudkan Bung Karno itu adalah Langgar Plampitan VIII ini. Jarak kampung ini dengan tempat kos Bung Karno di rumah Tjokroaminoto Peneleh gang VII sekitar 300 meter. Jarak itu lebih cepat ditempuh melalui gang-gang penghubung antar kampung di bagian dalam.

Di langgar inilah Kiai Dahlan mengajarkan Islam yang menurut Bung Karno sangat mudah dipahami, gampang dilaksanakan, menggerakkan. Dia memakai istilah ajaran Islam yang regeneration (pembaruan) dan rejuvenation (peremajaan).

Baca Juga:  Watak KH Ahmad Dahlan Itu Sangat Keras, Ini Ceritanya

Model pengajian Kiai Dahlan seperti  ini yang mendorong Sukarno remaja yang masih kelas satu HBS mulai tertarik mempelajari Islam. Bung Karno mengaku yang semula paham agamanya remeng-remeng menjadi semakin jelas dan kuat.

Rupanya di zaman itu pengajian Kiai Dahlan disukai tokoh-tokoh pergerakan. Karena itulah dia diundang beberapa kali oleh Tjokroaminoto untuk tabligh di beberapa tempat. Tabligh Kiai Dahlan ini yang mengumpulkan tokoh-tokoh pergerakan seperti Tjokroaminoto, Mas Mansur, dan tentu saja Abdulgani, ayah Roeslan sebagai pengurus langgar.

Langgar itu direnovasi lagi pada tahun 1964 atas dukungan dana dari Yayasan Bantuan Sosial Jatim yang diketuai Gubernur Kolonel Mohammad Wijono. Setelah dipugar namanya menjadi Masjid Plampitan dan bentuknya tidak berubah hingga sekarang.

sgp/pwmu.co
Masjid Plampitan VIII Kec. Genteng Surabaya kondisi sekarang.

Nama-nama sanad cerita Masjid Plampitan yang disebut Roeslan Abdulgani juga menarik disimak. Ahmad Djais, namanya sekarang diabadikan menggantikan Jl. Peneleh mulai Undaan Kulon hingga jembatan Peneleh.

Pengabadian nama jalan ini atas usul Roeslan Abdulgani. Pertimbangannya, Ahmad Djais berjasa dalam perjuangan kemerdekaan di Surabaya. Dia ini penjahit baju langganan orang-orang Belanda. Dari pergaulannya dengan orang-orang Belanda inilah dia mendapatkan banyak informasi penting yang kemudian diteruskan kepada pejuang.

Ashari, warga Peneleh, menerangkan rumah Ahmad Djais bersebelahan dengan rumah Roeslan. Rumahnya pernah dipakai sebagai Kantor Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur. Sekarang menjadi gudang ketika Kantor PWA pindah ke Kertomenanggal.

Baca Juga:  Ingin Rasakan Kemeriahan Perayaan Milad Muhammadiyah di Yogyakarta, AMM Sidayu Gelar Nobar

Nama kedua yang menarik perhatian  adalah Achjab. Nama ini mengingatkan pada nama jalan Genteng Achjab. Penamaan ini merujuk kepada nama tokoh yang tinggal di kampung itu. Achjab adalah pejuang kemerdekaan Surabaya yang dikenal baik oleh Roeslan.

Penamaan kampung Genteng memang unik. Ada nama Genteng Arnowo. Di situlah tempat tinggal Doel Arnowo. Dia ini juga pejuang dan pernah menjadi walikota Surabaya. Ada lagi Genteng Muhammadiyah sebab di situ berdiri Perguruan Muhammadiyah yang pertama kali di Surabaya.

Dulu di sini ada SD Muhammadiyah 1 tapi tutup tahun 1997-an. Juga ada SMP Muhammadiyah 1. Tapi saat Muhammadiyah Jatim menguasai gedung di Kapasan, SMP ini dipindahkan ke sana. Kemudian di Genteng berdiri SMP Muhammadiyah 2 sampai sekarang.

Jejak perjuangan Muhammadiyah di kampung Plampitan VIII juga terlihat dari keberadaan TK Aisyiyah 1. Lokasinya 50 meter di timur masjid.

”Ibu saya dulu TK-nya sekolah di situ sekitar tahun 1940-an. Begitu juga kakak-kakaknya,” ujar Ashari. ”Saya dan saudara-saudara saya juga di situ. Waktu SD sekolah di SD Muhammadiyah 2 Peneleh gang VI,” katanya. (sgp)   

sgp/pwmu.co
TK Aisyiyah 1 di Plampitan VIII Kec. Genteng Surabaya.
Tags: KH Ahmad DahlanMas MansurMasjid PlampitanMuhammadiyahTjokroaminoto
Share44Tweet28SendShare

Related Posts

Satu Guru, KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asyari Beda Cara Menutup Salam
Headline

Satu Guru, KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asyari Beda Cara Menutup Salam

Sabtu 17 April 2021 | 21:14
822
Kisah KH Ahmad Badawi Merundung Kiai Dahlan
Feature

Kisah KH Ahmad Badawi Merundung Kiai Dahlan

Jumat 16 April 2021 | 10:46
1k
Ahmad Dahlan dan Pesona Kisah
Kabar

KH Ahmad Dahlan dan Keutamaan Khusyuk

Sabtu 10 April 2021 | 16:48
154
Akidah Kokoh Tercermin Tiga Hal Ini
Kabar

Akidah Kokoh Tercermin Tiga Hal Ini

Senin 29 Maret 2021 | 20:35
157
Ahmad Dahlan dan Pencarian Kebenaran
Kabar

Kajian KH Ahmad Dahlan dan Hamka tentang Jihad

Jumat 26 Maret 2021 | 15:17
136
Ahmad Dahlan dan Pesona Kisah
Kolom

Ahmad Dahlan Ingatkan Perlakuan Kita pada Harta

Sabtu 20 Maret 2021 | 06:32
164

Discussion about this post

Berita Terbaru

Delapan Paradigma Pendidikan dalam Surat Al-Alaq

Delapan Paradigma Pendidikan dalam Surat Al-Alaq

Minggu 18 April 2021 | 14:14
Ahmad Sjarwani Ichsan,

Ahmad Sjarwani Ichsan, Lokomotif Muhammadiyah Bojonegoro

Minggu 18 April 2021 | 13:54
Kajian Senja Smamda Surabaya: Gapai 5 Hal dalam Puasa

Kajian Senja Smamda Surabaya: Gapai 5 Hal dalam Puasa

Minggu 18 April 2021 | 13:24
Harapan Ketua Umum PP Aisyiyah di Milad Ke-26 SD Mugeb

Harapan Ketua Umum PP Aisyiyah di Milad Ke-26 SD Mugeb

Minggu 18 April 2021 | 13:10
Lazismu bantu aktivis Aisyiyah

Amil Lazismu Bantu Aktivis Aisyiyah yang Rumahnya Terbakar

Minggu 18 April 2021 | 13:04
Tantangan di Balik Peluncuran 11 Buku Kado Milad SD Mugeb

Tantangan di Balik Peluncuran 11 Buku Kado Milad SD Mugeb

Minggu 18 April 2021 | 12:56
Dahlan Iskan Usulkan Desentralisasi Muhammadiyah Hadapi Tiga Tantangan

Dahlan Iskan Usulkan Desentralisasi Muhammadiyah Hadapi Tiga Tantangan

Minggu 18 April 2021 | 12:08
SM Logistic dan Log Mart GKB Diresmikan

SM Logistic dan Log Mart GKB Diresmikan

Minggu 18 April 2021 | 11:27
Din Syamsuddin: Menjadi Muslim Lebih dari Sekadar to Be

Din Syamsuddin: Menjadi Muslim Lebih dari Sekadar to Be

Minggu 18 April 2021 | 11:11
Intoleran

Intoleran Teriak Intoleran, Ini Orangnya

Minggu 18 April 2021 | 10:34

Milad PWMU.CO

Rezeki Mahal di Tengah Covid. Kolom ditulis oleh Mohammad Nurfatoni, Pemimpin Redaksi PWMU.CO.
Headline

Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 11:42
15.6k

Mohammad Nurfatoni: Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO. (Sketsa ulang foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Tangis dan Tawa di Balik Berita...

Read more
Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 06:18
277
Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Minggu 21 Maret 2021 | 00:51
214
Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Minggu 21 Maret 2021 | 00:13
280
Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Sabtu 20 Maret 2021 | 17:35
286

Terpopuler Hari Ini

  • Kebangkitan sekuler

    Kebangkitan Sekuler Kiri Tuduh Islam Musuh Pancasila

    11493 shares
    Share 4597 Tweet 2873
  • Kita Mabuk Revolusi Industri 4.0, Jepang Gaungkan Humanisasi Teknologi

    11706 shares
    Share 4682 Tweet 2927
  • Prof Thohir: Nadjib Hamid Lebih Mengutamakan Persyarikatan

    8968 shares
    Share 3587 Tweet 2242
  • Pandemi Covid Merekonstruksi Iman

    6236 shares
    Share 2494 Tweet 1559
  • Intoleran Teriak Intoleran, Ini Orangnya

    1500 shares
    Share 600 Tweet 375
  • Kenangan Kebaikan Nadjib Hamid pada UMSurabaya

    26027 shares
    Share 10411 Tweet 6507
  • Umrah dan Haji Tertolak, Ini Sebabnya

    7328 shares
    Share 2931 Tweet 1832
  • Dahlan Iskan Usulkan Desentralisasi Muhammadiyah Hadapi Tiga Tantangan

    592 shares
    Share 237 Tweet 148
  • Umat Islam Ditakut-takuti dengan HTI, Wahabi, dan Radikalisme

    6666 shares
    Share 2666 Tweet 1667
  • Prof Zainuddin Maliki: Batalkan PP 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan

    330 shares
    Share 132 Tweet 83
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In