PWMU.CO – Setelah bencana gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, banyak berita hoax yang beredar di media sosial (medsos). Ini adalah salah satu contoh maraknya berita bohong yang disebar oknum yang tidak bertanggung jawab untuk sebar isu. Tujuannya: supaya masyarakat ketakutan atau ada motif lain.
“Berita bohong menjadi fenomena yang terjadi di dunia maya. Kalau tidak ada genderang perang terhadap berita ini, ditakutkan infomasi bohong akan merebak dan meresahkan masyarakat.”
Supardi (52 tahun), orangtua dari siswa Imeyda Sayputri, siswa kelas VIII SMPM 12 Gresik Kota (GKB) menyampaikan hal itu dalam program Orangtua Mengajar – Cerdas Bermedia Sosial: Share it? Think Twice, Please!, Jumat (5/10/18).
“Hati-hati share berita karena ada sanksi penjara selama empat tahun,” ujar
Redaktur Harian Memorandum Gresik ini di hadapan siswa kelas VII-IX di Masjid Taqwa, kompleks sekolah.
“Mengapa ada sanksi pidana bagi penyebar hoax? Karena berita itu akan menyerumuskan dan menyebarkan kebohongan di lingkungan masyarakat,” tambahnya.
Inilah, lanjutnya, efek negatif dari hoax. Untuk itu, remaja harus hati-hati ketika membaca atau menyebarkan berita yang belum tahu kebenarnya. “Sebelum copy paste, kita harus hati-hati dengan konten negatif dan bohong,” tuturnya.
Yang tidak kalah pentingnya, menurutnya, hoax adalah dosa. Maka kalau sudah tahu dosa kita harus menghindari dan berani melawan hoax.
Supardi menyampaikan, remaja harus bijak bermedsos sehingga bisa aman dari segala berita yang bisa menjerumuskan dari informasi yang tidak benar.
Koordinator Program Orangtua Mengajar Uswatun Dwi Utami mengatakan medsos adalah tema yang pas dan cocok untuk kalangan remaja. Karena itu, tema medsos dipilih.
“Hampir 50 persen waktu siswa itu bermain medsos, maka kami memfasilitasi dengan pendidikan wawasan tentang bijak bermedsos,” ungkapnya, dihubungi usai kegiatan. “Semoga wawasan yang diberikan tadi bisa memberikan nilai tambah untuk siswa.”
Hal senada juga disampaikan Talitha Shahiza. Siswa kelas VIII ini menyampaikan, materinya bagus karena memberikan wawasan tentang medsos dan berita hoax. “Kita-kita jadi bisa menangkal berita bohong,” ucapnya. (Ichwan Arif)
Discussion about this post