PWMU.CO – Rumah di Jalan Sampit 48 Gresik Kota Baru (GKB) Gresik, Ahad (7/10/18) pagi itu tampak ramai oleh pentakziah.
Mereka berasal dari keluarga, kerabat, tetangga, tokoh-tokoh Muhammadiyah, dan teman-teman seperjuangan Ahmad Muhadjir yang wafat di Rumah Sakit Semen Gresik, Sabtu (6/10/18) pukul 20.55 WIB.
Aura kesedihan menyelimuti wajah-wajah mereka: pertanda ada rasa kehilangan mendalam atas meninggalnya aktivis yang sangat tinggi semangat dakwahnya itu, sang Ketua Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik periode 2015-2020.
“Sebulan yang lalu, saya beserta pimpinan yang lain sambang ke rumah ini,” kata Ahmad Subagiono, Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Cabang Muhamadiyah Kecamatan Gresik, yang ikut hadir melayat.
Dia menuturkan, “Dalam kondisi sakit sembari menggunakan kursi roda Pak Hadjir dengan semangatnya berbicara tentang pelayanan sosial khususnya Panti Asuhan Muhammadiyah Cabang Gresik.”
Malah, tambahnya, beliau dua kali datang ke panti dengan kursi rodanya, didampingi istri dan ke dua putrinya. “Sungguh luar biasa dan saya salut dengan semangatnya untuk Muhammadiyah,” ujar Subagiono.
Muhammad Harun Roesyiedh—adik kandung Pak Hdjir—sapaan Ahmad Muhadjir—menuturkan jika kakaknya itu adalah tempat yang paling nyaman untuk berdiskusi. “Diskusi yang menyenangkan ketika menyoal masalah sosial keumatan dan pendidikan. Banyak ide-ide segar yang diceritakan kepada saya,” ujarnya.
Ketua Kwawil Hizbul Wathan Jawa Timur itu menjelaskan, almarhum itu orangnya kalem. “Tapi kuat dan tegas pendiriannya. Mungkin sudah tertempa di tempat kerjanya dulu di Departemen Keuangan,” jelasnya
Selain itu, tambahnya, almarhum itu orangnya sangat sistematis, termasuk dalam hal-hal kecil seperti pemindahan posisi dirinya dari tempat tidur ke kursi roda.
“Siapa yang memapah dan siapa yang menyiapkan kursi roda, harus jelas. Bila tidak, beliau akan mengingatkan dengan tegasnya,” ungkap Harun yang mendapat cerita tersebut dari Yuyun Amelia, anak pertama cacaknya itu.
Pak Hadjir yang pernah aktif di Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah tahun 1980-an itu wafat meninggalkan seorang istri, Ibnatul Mazijah Agustin dan dua orang putri: Yuyun Amelia (37) dan Merita Mulyani (32).
Pak Hadjir yang lahir di Gresik, 26 Februari 1952 ini juga dikenal dengan ide-ide kreatifnya ketika menjadi Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kecamatan Gresik periode 2010-2015.
“Mobil kifayah dan petugas pemulasaran adalah cita-cita almarhum saat memimpin PCM Gresik periode lalu,” ungkap Sekretaris PCM Kecamayan Gresik Risky Kurniawan.
“Seingat saya beliau pernah berpesan bila ada orang meninggal nanti akan diurus oleh petugas pamulasaran dan diantar dengan mobil kifayah,” kata Risky.
Namun sayangnya, ujarnya, ide itu belum terialisasi walau sudah ada dua kali pelatihan merawat jenazah. Penamaan mobil kifayah sendiri, diambil dari kata kifayah yang merupakan kewajiban kolektif mengurus jenazah.
Menurtnya, almarhum juga pernah bermimpi semua PCM punya mobil kifayah dan tim pemulasaran. “Maka layanan sosial Muhammadiyah akan semakin dirasakan oleh masyarakat,” kata Risky menirukan Pak Hadjir.
Risky menjelaskan, baru tahun 2018 ini PCM Gresik memiliki mobil kifayah yang dikelola Majelis Pelayanan Sosial PCM Kecamayan Gresik hasil hibah dari Rahmad Ridlo putra dari almarhum Bisri Ilyas.
“Ya Allah sungguh indah sekali cita-cita itu dan hari ini kesampaian dan Pak Muhadjir adalah orang kelima yang menggunakan mobil kifayah tersebut”, tutur lelaki yang berprofesi sebagai notaris ini.
Jenazah almarhum Muhadjir akhirnya dibawa mobil kifayah dari rumah duka ke Masjid At Taqwa Perumahan Pongangan Indah Gresik untuk dishalatkan.
Sebalum shalat dimulai Wakil Ketua PDM Kabupaten Gresik Muhammad In’am memberikan sambutan dengan menjelaskan siapa almarhum dengan segala aktivitasnya sampai pada bulan-bulan terakhir sakit.
Dalam kesempatan itu In’am juga mengingakan pada hadirin hadist riwayat Muslim, “Tidaklah ada seorang muslim meninggal dunia lalu ada empat puluh orang yang tidak mempersekutukan sesuatu dengan Allah, menyalatkan jenazahnya, melainkan Allah akan memberikan syafaat kepadanya melalui mereka.”
Acara kemudian dilanjutkan dengan shalat jenazah yang diimami Ketua PCM Kecamatan Gresik Muchtar Buchori. Selanjutnya, dengan mobil kifayah itu pula, almarhum diantar ke peristirahatan terakhir di Pemakaman Yosowilangon GKB Gresik.
Selamat jalan Pak Hadjir! Semoga amal ibadahmu diterima Allah SWT dan cita-cita mobil kifayah bisa menjadi inspirasi bagi PCM se-Indonesia. (Siti Faizah).
Discussion about this post