PWMU.CO – Relawan medis Muhammadiyah yang berasal dari Rumah Sakit Ahmad Dahlan Kediri, Jawa Timur terus bergerak memberikan pelayan kesehatan kepada warga korban gempa di Desa Sidera, Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Pelayanan dilakukan oleh dr Satria Candra bersama Didik Bahrur Rokhim, Zainul Arifin, dan Johan Iskandar Pradana (perawat) dengan cara berkeliling dari tenda ke tenda pengungsi dengan menggunakan sepeda motor pinjaman dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sigi Biromaru.
Zainul menerangkan, relawan medis Muhammadiyah Jatim berangkat dari Pos Pelayanan (Posyan) Kesehatan yang berlokasi di halaman Masjid Asy-Syuhada Desa Sidera pukul 07.00 WITA. Tujuannya ke Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Sidera yang sudah lama tidak beroperasi, Kamis (11/10/18).
Sebelumnya, dr Satria telah lebih dulu berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat untuk mengoperasionalkan kembali Pustu.
“Untuk hari kedua, kami berkoordinasi dengan paramedis dari Dinkes Kabupaten Sigi untuk mengoperasionalkan kembali Pustu desa tersebut,” terangnya saat dihubungi PWMU.CO via WhatsApp, Jumat (12/10/18).
Selama berada di Pustu, kata Zainul, relawan medis RS Ahmad Dahlan Kediri melakukan pengobatan, merawat korban luka dan lainnya.
“Alhamdulillah, petugas medis dari Dinkes maupun warga merasa senang dan berterima kasih kepada relawan medis MDMC Jawa Timur karena Pustu yang sudah lama tutup hampir 3 bulan itu, bisa beroprasional kembali,” terangnya.
Zainul menerangkan, salah satu faktor tidak beroprasinya Pustu adalah karena bidan Pustu merupakan salah satu korban jiwa saat gempa mengguncang Sulteng. “Sampai hari ini bidan Pustu belum juga ditemukan,” paparnya.
Selepas mengoprasikan kembali Pustu Desa, relawan medis RS Ahmad Dahlan Kediri kemudian berkeliling ke tenda-tenda pengungsian yang ada di sekitar Pustu. Tidak lain untuk memberikan penyuluhan dan pelayanan kesehatan buat warga desa.
“Kami memukan pasien dengan kondisi batuk lama akibat tuberkulosis paru. Pasien telah diberikan terapi cairan dan obat-obatan injeksi. Juga ditemukan pasien laki-laki usia 70-an tahun yang dicurigai mengalami patah tulang paha. Pasien sudah kita edukasi. Tapi yang bersangkutan menolak untuk dirujuk,” ungkapnya.
Selain itu, sebut Zainal, pihaknya juga tetap melakukan pengobatan alias pelayanan kesehatan di Posyan Dusun Satu, Desa Sidera. Pelayanan dibuka pagi dan sore hari.
“Selama pagi dan sore hari itu, relawan medis RS Ahmad Dahlan Kediri melayani 30 pasien dengan rincian 4 pasien balita, 2 anak-anak, 14 dewasa, 10 lansia dan satu pasien Ibu menyusui. Adapun jenis penyakit adalah Chepalgia, ISPA dan
Myalgia,” ungkapnya.
Zainal menyebutkan, pihaknya masih menemui berbagai kendala. Salah satunya belum adanya transportasi yang memadai untuk pemeriksaan keliling. Terutama untuk menjangkau daerah yang agak jauh.
“Kami menemui kesulitan membawa obat-obatan dari tempat satu ke tempat lainnya. Semoga segera ada solusi,” tandasnya. (Aan)
Discussion about this post