PWMU.CO – SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik menerima kunjungan belajar Manajemen Sekolah Unggul dari keluarga besar Muhammadiyah Karanggeneng, Lamongan, Rabu (17/10/18).
Rombongan tersebut terdiri atas 26 orang yang terdiri dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Karanggeneng, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Karanggeneng, Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Karanggeneng, Kepala Sekolah dan guru SD Tahfidhul Quran (SDTQ) Muhammadiyah Karanggeneng, calon wali siswa, serta 10 calon siswa yang saat ini masih duduk di bangku TK B.
Bambang Mansyuro, Ketua Pengurus sekolah baru SDTQ Muhammadiyah Karanggeneng menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan SDMM terkait kunjungan rombongannya. “Semoga apa yang kita dapatkan dari sini nanti bisa terwujud. Kita musyawarahkan untuk dikembangkan sesuai kebutuhan di Karanggeneng,” ujarnya.
Saat ini, kata Bambang, belum ada sekolah dasar swasta di Karanggeneng. “Jadi, SDTQ Muhammadiyah ini nanti yang mengawali, berharap bisa ittiba’ (mengikuti) SDMM,” ucapnya bersemangat.
SDTQ Muhammadiyah ini, lanjutnya, baru akan memulai pembelajaran perdananya awal tahun pelajaran 2019/2020 mendatang. “Karena itu kami ingin mengetahui bagaimana membentuk sistem di SDMM,” ungkapnya.
Menjawab hal tersebut, Ahmad Faizun SSos, Kepala SDMM menceritakan kilas balik SDMM mulai awal pembangunan. “SDMM didirikan dari nol rupiah. Biayanya menggalang infaq jamaah. Bahkan sertifikat rumah pengurus saat itu dijadikan jaminan,” ungkapnya menegaskan.
Faizun juga menjelaskan kisah 9 guru angkatan pertama yang begitu gigih, penuh ketulusan, dan keikhlasan membangun sistem dan konsep sekolah berjulukan Kampus Biru itu. “Jadi, lihatlah SDMM dulu, kami tidak serta merta menjadi seperti sekarang ini. Ada proses panjang dan tidak mudah dibalik itu semua,” tuturnya.
Sementara itu, M Fadloli Aziz SSi MPd, penanggung jawab Quality Assurance SDMM mengapresiasi langkah yang telah ditempuh pihak Karanggeneng. “Start-nya sudah bagus ini, punya waktu yang cukup untuk menyiapkan sistem. Setelah itu bisa dilanjut pemagangan guru,” sarannya.
Menurut Aziz, pemagangan guru bisa digunakan untuk mengambil program-program yanb baik dari beberapa sekolah untuk disesuaikan dan dirumuskan dengan konsep pembelajaran yang diinginkan SDTQ Muhammadiyah Karanggeneng.
“Tak kalah penting juga pembinaan guru-guru, misalnya Al Islam, Kemuhammadiyahan, Pedagogik, English, IT, dan sebagainya sesuai kebutuhan sekolah,” ujarnya.
Aziz juga mengingatkan pesan Majelis Dikdasmen PRM Perumahan Pongangan Indah, Manyar, Gresik, kepada guru-guru saat awal pendirian SDMM. “Buat program yang ustadz/ustadzah mampu mengawal, namun usahakan program itu beda dengan yang dipunyai sekolah lain,” cerita Aziz.
Pelayanan dan pembiasaan Islami, kata Aziz, harus menjadi hal utama yang terus dikawal sekolah Muhammadiyah. “Ini penting, mumpung sekolah panjenengan ini baru berdiri,” tegasnya kepada rombongan Karanggeneng.
Usai sharing, rombongan menyempatkan melihat proses pembelajaran di kelas, khususnya kelas I. Selain itu juga melihat persiapan tim Katering Surya Amanah yang menyiapkan makan siang siswa di dining room.
Di akhir kunjungannya, Hj Dra Husniyah, PCA Karanggeneng terkesan dengan program pembelajaran di SDMM. “Setelah saya datang ke sini, menangis rasanya. Kok gak ndhisik-ndhisik,” ujarnya.
Ia mengatakan, ketika mengikuti cerita sejak awal pembangunan gedung, ia membayangkan dari mana SDMM mendapat uang sebesar itu. “Pasti tidak mudah. Mudah-mudahan Karanggeneng juga bisa seperti SDMM,” harapnya.
Husniyah juga tertarik dengan ketertiban siswa saat baris sebelum shalat ke masjid. “Ini pasti ustadz/ustadzahnya selalu sabar menuntun dan memberi contoh,” kata dia.
Ia mengakui bisa memahami perkembangan SDMM mulai awal berdiri hingga yang ia lihat saat ini, tentu butuh pengorbanan.
“Untuk ibu-ibu calon wali murid, mudah-mudahan setelah dari SDMM ini bisa menambah kemantapan untuk mengamanahkan putra-putrinya ke SDTQ Muhammadiyah Karanggeneng,” harapnya. (Vita)
Discussion about this post