PWMU.CO – Kebahagiaan terlihat di wajah para wisudawati yang menempati shaf terdepan. Mereka yang jumlahnya 13 itu adalah penghuni lapas yang sekaligus santri putri pondok pesantren An-Nisa. Mereka dinyatakan telah lulus pembelajaran Alquran dan tahfidz juz 30. Hari itu, Ahad (22/10), para penghuni Lapas Perempuan kelas II A Kota Malang ini resmi diwisuda.
Dalam sambutan menjelang wisuda, Kepala Lapas perempuan kelas IIA, Ika Yusanti, mengapresiasi para wisudawati. Tak lupa, dia mengucapkan terimakasih yang tak terhingga pada Aisyiyah yang sudah membina anak didik sejak tahun 1960 juga kepada pengasuh Pondok Pesantren Alquran Darul Quran yang juga turut bergabung membina pada tahun 2014.
Pada kesempatan itu Ika menegaskan bahwa tidak akan memaksa anak didik untuk mengikuti pesantren, “Tapi belajar alquran di pesantren Annisa ini merupakan program wajib,” tegasnya.
Menurutnya hal tersebut sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 32 tetang kewajiban anak didik mengikuti pembinaan kepribadian. Yaitu pembinaan rohani “Jadi yang muslim wajib mengikuti pembinaan di Pesantren. Dan yang selain muslim wajib mengikuti pembinaan di gereja.”
“Dari 528 warga binaan semestinya yang diwisuda 50, ini cuma 13,” lanjut Ika. “Semoga berikutnya lebih banyak lagi. Mumpung masih berada di sini, ayo ikhlaskan dan niatkan untuk belajar alquran sekaligus untuk mengumpulkan pahala,” ajak Ika.
“Narapidana yang aktif di program pesantren lapas akan mendapatkan remisi, pembebasan bersyarat. Kalau tidak ingin dapat remisi, ya tidak apa-apa,” tutur Ika sembari memberi motivasi.
Sementara itu Siti Komariah SH MH, yang mewakili Pimpinan Daerah Aisyiyah yang terlihat begitu akrab dengan semua anak didik berpesan agar semua istiqomah belajar ilmu Alquran supaya bisa segera pulang. “Saya berharap anak-anak ini bisa segera lulus dan pulang untuk bisa ajarkan ilmu Alquran di keluarga masing-masing, ya anak – anak ya…?” tanya anggota BPH UMM yang dijawab “Insyaallah ….” secara serentak.
Komariah juga meminta pada semua anak didik yang pulang tidak kembali lagi ke pesantren An-Nisa’ ini. “Saya berharap dan minta pada anak dan ibu semua agar tidak kembali lagi ke tempat ini setelah dinyatakan lulus, blaen lek balik maneh (bahaya kalau balik lagi),” tandasnya yang disambut geerr hadirin.
Perempuan yang sebelumnya aktif menjadi dosen UMM itu menjelaskan tentang sejarah kedekatan Aisyiyah dengan Lapas ini. Kata Komariyah, ketika penghuni lapas itu masih sedikit pembinaannya dipercayakan pada PCA Klojen. “Dulu masih 200 sampai 250. Nah, sekarang ini sudah di atas limahratus, sedih saya bu…..jangan sampai nambah lagi ya,”
Komariah juga memaparkan pembinaan yang dilakukan Aisyiyah di lapas tersebut. Selain rutin belajar ilmu Alquran setiap hari, kemudian satu bulan penuh membimbing peribadatan dalam bulan Ramadhan, dan idul qurban. Para penghuni juga dibekali melalui penyuluhan hukum secara rutin. (uzlifah)
Discussion about this post