
PWMU.CO – Relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Indonesia mulai mendirikan sekolah darurat bagi siswa korban gempa, tsunami, dan likuifaksi di Sulawasi Tengah (Sulteng).
Sekolah darurat pertama, didirikan oleh MDMC Indonesia di halaman MA Muhammadiyah Jalan Kalora Kelurahan Nunu, Kecamatan Tatana, Kota Palu, Sulteng, Kamis (24/10/18).
Koordinator pendirian sekolah darurat Faruq Usman Negara mengatakan, musibah gempa yang disertai tsunami dan likuifaksi yang melanda Sulteng mengakibatkan banyak gedung sekolah rusak. Tak terkecuali MAM Nunu.
“Ruang kelas MAM Nunu kondisinya cukup mengkhawatirkan jika dipakai kegiatan belajar mengajar (KBM). Sebab diding kelas tampak retak-retak dan atap platfon sekolah juga banyak yang runtuh. Intinya tidak layak pakai kondisinya,” terangnya ketika dihubungi PWMU.CO, Jumat (26/10/18) siang.
Selain itu, lanjut dia, wali murid masih diliputi rasa takut alias trauma jika anaknya berkegiatan di dalam ruangan. Siswa juga tampak masih trauma dengan musibah yang terjadi.

Di sisi lain, Faruq mengungkapkan, Dinas Pendidikan setempat juga telah mengeluarkan instruksi kepada sekolah-sekolah agar sesegera mungkin bisa memulai KBM.
“Maka dari itulah MDMC Indonesia mulai mendirikan sekolah-sekolah darurat berbentuk tenda itu. Hal itu agar siswa sekolah Muhammadiyah khususnya, tetap dapat melanjutkan pendidikannya, dan pelan-pelan menghilangkan trauma psikisnya,” paparnya.
Faruq menegaskan, MDMC Indonesia menargetkan bisa mendirikan sekolah-sekolah darurat untuk lembaga pendidikan Muhammadiyah di semua tingkatan. Mulai dari TK ABA, MI Muhammadiyah, SMP Muhammadiyah dan MA Muhammadiyah se Sulteng.
“Semoga pendirian sekolah darurat bisa sesuai target. Tak lupa kami juga menyampaikan terima kasih kepada Kepala MAM Nunu Ardan Lele Mapuji atas inisiatif dan kerja samanya dengan MDMC Indonesia,” pungkasnya. (Aan)
Discussion about this post