Gedung Tersedia, Santri Sudah Ada, Jadilah Pesantren Lapas Wanita yang Diwisuda Ini

Uzlifah/pwmu.co
Wisudawan santri Lapas Wanita berfoto bersama ibu-ibu Aisyiyah, Kepala Lapas Wanita Kota Malang, dan KH Abdul Wachid Mudzakir

PWMU.CO-Iri berbuat kebaikan itu tidak dilarang. Apalagi kalau iri itu bisa memacu semangat fastabiqul khairat.

Demikian disampaikan KH Abdul Wachid Mudzakir SAg, ketua bidang dakwah MUI Kabupaten Malang saat memberi tausiyah acara wisuda Alquran dan tahfidh juz 30 di Aula Lapas Wanita Kelas IIA Kota Malang, Senin (22/10/18).

Gus Wachid, demikian dia biasa dipanggil, merasa iri dengan Aisyiyah. Aktivis perempuan yang aktif berdakwah ke masyarakat. ”Karena iri dengan Aisyiyah itu saya membuat program pesantren di Lapas Wanita,” tuturnya.

Dia berjuang terus mulai tahun 1960 mengurusi warga binaan Lapas ini. “Waktu itu saya punya ide membuat pesantren Annisa di Lapas ini. Wong sudah ada gedung dan santrinya banyak sekali. Bu Nyainya juga banyak  dari ibu-ibu Aisyiyah ini. Kalau buat dari nol butuh biaya banyak.  Yang ini kan tinggal jalan saja,” papar  pengasuh Pondok Pesantren As Salam itu.

Gus Wachid minta semua warga binaan tidak minder bila membaur dengan masyarakat. Menurutnya, di Lapas itu para warga binaan dibina sebagai santri. “Santri itu orang yang selalu berjalan untuk kebaikan. Nah target kita santri di Lapas ini lulus dan bermanfaat untuk umat, dan tidak ada keinginan kembali lagi ke sini,” ujarnya.

Dia juga menyampaikan ada empat syarat yang harus dipenuhi sebagai santri. Ikhlas, sungguh-sungguh, taat dan memperbanyak amalan sunnah.

Sebelum mengakhiri tausiyah Gus Wachid bercerita kekagumannya pada Saad Ibrahim, ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur .

“Saya itu sangat kagum dengan Pak Saad. Kami sering diskusi. Pinter wong Muhammadiyah iku, buat masjid di tengah-tengah NU saya yang disuruh resmikan, yo aman jes,” ujarnya dengan gaya Malangan yang disambut gerrr hadirin.

Lalu, sambung dia, Pak Saad berkomentar tentang diri  “Gus ini orang NU yang bermanfaat untuk Muhammadiyah,” kata Gus Wachid menirukan perkataan Saad Ibrahim.

Bagi Gus Wachid saling memberikan manfaat  merupakan akhlak terpuji , patut dilestarikan dan ditiru. ”Seperti ini lihat para ustadzah dari Aisyiyah yang dikomandani Bu Nyai Nur Aini, ini  hebat, inilah orang- orang Muhammadiyah yang sangat bermanfaat bagi NU, lha ya tho…wong kebanyakan santri sini itu NU  Arudam,” tutur Gus Wachid. Arudam maksudnya Madura.

Wisuda diikuti 16 santriwati. Terdiri dari 13 wisudawati  yang telah menuntaskan belajar baca tulis Alquran dan 3 wisudawati  tahfidh juz 30.

Pengambilan sumpah wisuda dipimpin Dra Nuraini Almascatty, ketua Majelis Tabligh PDA Kota Malang yang juga pengasuh  Pondok Pesantren  Firdaus Kota Malang.  (Uzlifah)

Exit mobile version