• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Minggu, April 11, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kolom

Sumpah Pemuda di Tengah Duet Nekolimik Sekolah dan Bank

Minggu 28 Oktober 2018 | 10:30
in Kolom
4
SHARES
12
VIEWS
Daniel Mohammad Rosyid. (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – Ahad ini kita memperingati Hari Sumpah Pemuda yang menjadi penanda kelahiran bangsa Indonesia 90 tahun silam. Pemuda-pemudi dari berbagai kelompok pergerakan kebangsaan menyatakan diri sebagai satu bangsa yaitu bangsa Indonesia.

Kemudian sejarah mencatat bahwa Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa ini pada 17 Agustus 1945.

Segera harus dicatat bahwa para penjajah tidak rela atas pernyataan kemerdekaan ini. Bangsa ini kemudian disibukkan oleh berbagai intervensi asing nekolimik sehingga kita gagal menyiapkan prasyarat budaya yang dibutuhkan untuk menjadi bangsa merdeka lalu melaksanakan amanah konstitusi UUD 45 sebagai pernyataan kehendak rakyat merdeka.

Bangsa yang berketuhanan ini digempur instrumen nekolimik sekulerisasi melalui sistem persekolahan warisan kolonial dan sistem keuangan ribawi. Sekulerisasi mencabut semua pijakan transendental bagi pembangunan.

Baca Juga:  Sekolah Ramadhan: Generasi Tangguh

Pembangunan direduksi menjadi sekadar peningkatan produksi dan konsumsi material—bukan sebagai perluasan kemerdekaan seperti yang dirumuskan oleh Amartya Sen 50 tahun kemudian.

Jika Ki Hadjar Dewantara merumuskan pendidikan sebagai upaya pemupukan jiwa merdeka, sistem persekolahan terbukti justru menyemaikan jiwa terjajah. Persekolahan menyediakan mental berhutang dan perbankan menyediakan hutang ribawi ini.

Sekolah dan bank adalah institutional duo nekolimik yang disiapkan penjajah untuk melestarikan penjajahan itu hingga dua dekade pertama abad 21 ini.

Baca Juga:  NKRI Pasca-Matinya Demokrasi AS

Dua korban utama duet nekolimik itu adalah keluarga dan masjid.
Persekolahan mengubah kesempatan belajar yang melimpah (di rumah dan di masyarakat, terutama di masjid) menjadi komoditi yang diperjualbelikan dalam pasar pendidikan yang monopolistik.

Bahkan Ivan Illich menyebutnya monopoli radikal. Wajib belajar diplesetkan sebagai wajib bersekolah. Tidak bersekolah langsung dianggap kampungan dan tidak terdidik. Keluarga dianggap tidak kompeten mendidik, padahal keluarga adalah satu-satunya lembaga pendidikan yang dibentuk karena alasan ketuhanan (mitsaaqon ghaalidhan).

Baca Juga:  Gagal Siapkan Tim Sepakbola untuk Piala Dunia 2018 Rusia, Indikator Krisis Kepemimpinan?

Dalam perspektif membangun sebagai upaya memanen bonus demografi, kita perlu segera membebaskan Sistem Pendidikan Nasional dari monopoli radikal persekolahan.

Keluarga dan masyarakat harus diperkuat agar mampu mengambil alih tugas-tugas pendidikan dalam upaya membangun jiwa merdeka warga muda. Education for all is only possible by all. (*)

Jatingaleh, 28 Oktober 2018
KOlom oleh Daniel Mohammad Rosyid, Guru Besar ITS Surabaya.

Tags: Daniel Mohammad RosyidNekolimik
Share2Tweet1SendShare

Related Posts

Sekolah Ramadhan
Kolom

Sekolah Ramadhan: Generasi Tangguh

Sabtu 10 April 2021 | 13:48
35
Negeri protokol
Kolom

Negeri Protokol Pamer Ironi

Selasa 6 April 2021 | 21:24
258
OTG Radikal
Kolom

OTG Radikal dan Ramadhan

Selasa 6 April 2021 | 07:38
105
Sekolah dan Identitas Gender
Kolom

Sekolah dan Identitas Gender

Rabu 24 Maret 2021 | 08:21
82
Peta Jalan (Penyesatan) Pendidikan Nasional 2020-2035?
Kolom

Negeri yang Retak

Sabtu 6 Maret 2021 | 05:51
272
Peta Jalan (Penyesatan) Pendidikan Nasional 2020-2035?
Kolom

Peta Jalan (Penyesatan) Pendidikan Nasional 2020-2035?

Jumat 5 Maret 2021 | 11:11
677

Discussion about this post

Berita Terbaru

Sanggar bimbingan

Sanggar Bimbingan Dibangun PCIM untuk Anak Buruh Migran di Malaysia

Sabtu 10 April 2021 | 22:34
Kwartir Wilayah

Kwartir Wilayah HW Jatim Rapat Virtual, Ini Pesannya

Sabtu 10 April 2021 | 21:55
SMK Muhammadiyah 2

SMK Muhammadiyah 2 Taman Gelar Ujian Kompetensi Keahlian

Sabtu 10 April 2021 | 19:48
Ahmad Dahlan dan Pesona Kisah

KH Ahmad Dahlan dan Keutamaan Khusyuk

Sabtu 10 April 2021 | 16:48
Nasyiatul Aisyiyah Sampaikan Duka atas Wafatnya Nadjib Hamid

Nasyiatul Aisyiyah Sampaikan Duka atas Wafatnya Nadjib Hamid

Sabtu 10 April 2021 | 16:34
Firasat sebelum Nadjib Hamid Wafat

Firasat sebelum Nadjib Hamid Wafat

Sabtu 10 April 2021 | 16:22
Kenangan Ustadz Nadjib Ngumpulno Balung Pisah, catatan Abdul Wahab, Jurnalis Radio Republik Indonesia (RRI) Surabaya tentang Nadjib Hamid.

Kenangan Ustadz Nadjib Ngumpulno Balung Pisah

Sabtu 10 April 2021 | 15:12
Inilah Juara Festival Faqih Usman Ke-5 Tahun 2021

Inilah Juara Festival Faqih Usman Ke-5 Tahun 2021

Sabtu 10 April 2021 | 14:27
Sekolah Ramadhan

Sekolah Ramadhan: Generasi Tangguh

Sabtu 10 April 2021 | 13:48
Kesalahan Fatal Komnas HAM

Kesalahan Fatal Komnas HAM

Sabtu 10 April 2021 | 12:39

Milad PWMU.CO

Rezeki Mahal di Tengah Covid. Kolom ditulis oleh Mohammad Nurfatoni, Pemimpin Redaksi PWMU.CO.
Headline

Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 11:42
15.6k

Mohammad Nurfatoni: Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO. (Sketsa ulang foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Tangis dan Tawa di Balik Berita...

Read more
Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 06:18
231
Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Minggu 21 Maret 2021 | 00:51
177
Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Minggu 21 Maret 2021 | 00:13
205
Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Sabtu 20 Maret 2021 | 17:35
249

Terpopuler Hari Ini

  • Nadjib Hamid menekankan pentingnya pemimpin menciptakan sejarah dan meninggalkan 'sunah' hasanah (jejak kebaikan) dalam kehidupan ini.

    Ustadz Nadjib Telah Mudik Selamanya

    4492 shares
    Share 1797 Tweet 1123
  • Tugas Khusus dari Ustadz Nadjib

    3417 shares
    Share 1367 Tweet 854
  • Abdul Mu’ti: Mas Nadjib Selalu Bergembira Menolong

    3671 shares
    Share 1468 Tweet 918
  • Haedar Nashir: Muhammadiyah Kehilangan Kader Militan Nadjib Hamid

    4730 shares
    Share 1892 Tweet 1183
  • Din Syamsuddin: Pergaulan Nadjib Hamid Melintasi Batas Persyarikatan

    2686 shares
    Share 1074 Tweet 672
  • Teladan Digital Ustadz Nadjib Hamid

    2650 shares
    Share 1060 Tweet 663
  • Yakin Ada Skenario yang Lebih Baik di Balik Wafatnya Nadjib Hamid

    1402 shares
    Share 561 Tweet 351
  • Tugas Belum Selesai dari Mas Nadjib

    1310 shares
    Share 524 Tweet 328
  • Nur Cholis Huda: Tugas Apapun Akan Dilaksanankan Pak Nadjib

    1171 shares
    Share 468 Tweet 293
  • Hasil Akuisisi, RS Muhammadiyah Kalikapas Lamongan Diresmikan

    512 shares
    Share 205 Tweet 128
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In