PWMU.CO – Muhammadiyah adalah pergerakan yang memberi kontribusi besar dalam menegakkan kedaulatan bangsa. Demikian disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr H Abdul Mu’ti MEd saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Proyeksi Ekonomi Politik 2019 dan Kemandian Bangsa memeringati Milad Ke-106 Muhammadiyah, Sabtu (10/11/18).
Dalam seminar yang digelar di Gedung Muhammadiyah Jatim, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya itu, Mu’ti banyak berkisah tentang perjuangan tokoh Muhammadiyah di masa kemerdekaan. Empat tahun setelah merdeka, Indonesia mendapat agresi militer Belanda oleh sekutu. Saat itu, Indonesia berada dalam pusaran politik yang berafiliasi pada kawasan kapitalisme barat.
“Ketika kita merdeka, pendiri bangsa kita mampu membaca dan mengagregasi sekaligus memformulasikan spirit menjadi bangsa yang merdeka melalui rumusan dan tujuan untuk merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur,” urai Mu’ti.
Dalam hal ini, peran penting yang dilakukan tokoh Muhammadiyah ialah menegakkan kedaulatan secara nyata. Berdaulat, lanjut Mu’ti, mempunyai dimensi kemandirian. Muhammadiyah bergerak di bagian paling fundamental dalam pembentukan kedaulatan ini. “Muhammadiyah meletakkan posisi gerakannya melalui pendidikan, kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan bidang ekonomi. Melalui ini, Muhammadiyah telah meletakkan pondasi agar bangsa merdeka menjadi bangsa yang unggul, kuat, dan mandiri,” ujar pria kelahiran Kudus ini.
Menurutnya, banyak momentum yang dihadapi Muhammadiyah mulai lahir sampai Indonesia merdeka dalam hal membentuk kedaulatan ini. “Muhammadiyah bersama kekuatan bangsa yang lain menjadi bagian gerakan kebangkitan nasional,” ujanya.
Menurut Mu’ti, bercermin pada kilas balik tersebut, perjuangan tokoh Muhammadiyah sejak awal itu merupakan modal strategis agar Indonesia menjadi bangsa yang kuat dan memenangkan pertarungan di era modern. “Terlebih, Muhammadiyah memulai pergerakannya melalui bidang pendidikan, selain bidang sosial, ekonomi, dan politik merupakan modal utama,” urainya.
Seminar ini dihadiri sejumlah tokoh Muhammadiyah, di antaranya Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir, Menteri Pendidikan RI Prof Dr Muhadjir Effendi MAP, dan Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Sutrisno Bachir, pengamat politik Chusnul Mariyah dan ratusan utusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Jawa Timur. (Isna)
Discussion about this post