PWMU.CO – Kepulangan M. Su’udi Untung ke rumah keabadian di kampung akhirat, Jumat (16/11/18) lalu, masih menyisakan kenangan indah. Seperti yang dituturkan Hasanuddin—muadzin lain Masjid KH Faqih Oesman GKB Gresik.
Seperti diberitakan PWMU.CO, M. Su’udi Untung meninggal dunia usai melantunkan adzan shalat Jumat di masjid yang berada di kompleks Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) itu. Almarhum adalah muadzin untuk shalat jamaah Subuh dan Jumatan Masjid Masjid KH Faqih Oesman.
“Semua orang pasti menginginkan meninggal dengan cara indah seperti Pak Udi (sapaan almarhum) yang wafat di masjid usai mengumandangkan adzan,” tutur Hasanuddin, yang tiap hari bertugas sebagai muadzin pada adzan pertama sebelum masuk waktu Subuh.
Hasanuddin mengatakan, dirinya tidak percaya telah ditinggal wafat almarhum tanpa firasat dan pesan apapun sebelumnya. “Saya tak menduga, bahkan masih belum percaya beliau sudah wafat,” ujarnya saat ditemui, Sabtu (17/11/18) pagi, di masjid tempat ia mengabdi itu.
Sembari membersihkan karpet masjid, Pak Udin—panggilan akrab Hasanuddin—menceritakan kisah dua pekan sebelum ditinggal almarhum.
Saat itu, di sela aktivitas rutinnya mengumandangkan adzan pertama sebelum Subuh di Masjid Faqih Oesman, ia didatangi Masudah, istri almarhum, bersama Aslikhatin Fathimah putri pertamanya yang sedang menempuh kuliah semester VII di UMG.
“Bu Masudah menyampaikan permohonan maaf karena suaminya tidak bisa adzan Subuh karena sakit gigi,” kisahnya.
Pak Udin pun menggantikan posisi almarhum sebagai muadzin Subuh sampai koleganya itu sembuh dari sakitnya. “Tiga hari kemudian tampak Pak Udi datang ke masjid. Akan tetapi beliau belum bisa mengumandangkan adzan dengan alasan telinganya agak sakit,” terang Pak Udin yang shafnya selalu berdekatan tiap jamaah shalat Subuh.
Pak Udin menceritakan, meski selalu bersebelahan, akan tetapi almarhum tidak pernah mengeluh apapun pada pada dirinya sehingga dia tidak paham kondisi kesehatan yang sebenarnya.
Saat itu, sambung Pak Udin, wajah Su’udi agak pucat. “Dan saat berjabat tangan terasa hangat,” ujarnya. Dia mengaku saat itu sempat menanyakan kepada almarhum tentang kondisi kesehatannya.
“Tidak apa-apa, aku punyanya Allah,” jawab Su’udi.
Kejelasan kondisi kesehatan almarhum sebelum meninggal baru didapat Pak Udin hari Jumat malam, setelah Mustiar A Yahya—Bendahara Takmir Masjid Faqih Oesman—melayat ke rumah duka Jalan Serayu Nomer 20 Randuagung Gresik.
Ternyata Pak Udi pernah jatuh di kamar mandi sampai pingsan. Almarhum juga mengeluh dada kirinya sakit. Menurut informasi itu, almarhum tidak berkenan diperiksakan secara medis. Dia hanya ingin dipijatkan saja di tempat pijat refleksi.
Mendengar cerita dari itu, Pak Udin teringat peristiwa saat almarhum bilang sakit gigi. “Ternyata saat bilang sakit gigi itu habis jatuh di kamar mandi,” Pak Udin menyimpulkan. Menurutnya, sahabatnya itu bilang begitu, mungkin karena tidak mau membuat resah jamaah masjid.
Masudah, istri almarhum, menyampaikan, dia mendapat kabar wafat suaminya saat berada di sekola tempat ia mengajar di Gresik Kota Baru (GKB). “Kaget serasa tak percaya karena Jumat pagi sebelum saya tinggal ke sekolah, suami sehat-sehat saja,” ujarnya pada PWMU.CO yang menjenguknya, Sabtu (17/11/18).
“Malah hari Kamis saya tinggal mengantarkan kegiatan siswa-siswi outbond di Tirta Mbencirang, Mojokerto. Alhamdulillah habis Maghrib setelah sampai rumah, suami juga sehat malah sedang makan,” ucapnya.
Ustadzah TPQ Faqih Oesman terlihat sangat tegar menghadapi ujian ini karena suaminya meninggal di tempat dan hari yang baik. “Hanya saya menyesal tidak berada di sampingnya saat itu,” ujarnya. Dia tidak tahu sendiri detik-detik suaminya meninggal. “Hanya dapat cerita dari bapak-bapak takmir masjid, di rumah pun tidak ada pesan dan firasat apapun dari suami,” ujarnya.
Tapi Masudah punya cerita khusus. Pernah suaminya bilang, “Mau ikut Allah. Mimpi janjian ikut Allah, tapi Umi (panggilan istri) nggak usah ikut.” Saat almarhum masih sehat walafiat sebelum peristiwa jatuh di kamar mandi dua pekan yang lalu.
Setelah mendengar kabar suaminya meninggal, Masudah langsung datang ke masjid kampus dan mencari jenazah suaminya dan juga anak ragilnya, Muhammad Ibrahim Azis (9 tahun) yang berangkat shalat Jumat berdua dengan almarhum.
Kebetulan jenazah sudah dilarikan ke Rumah Sakit Ibnu Sina. Akhirnya mereka berdua diantar oleh salah satu jamaah menyusul ke rumah sakit.
Maghrib itu jamaah masjid membeludak. Banyak sekali jamaah yang ikut mengikuti shalat jenazah. Bahkan setelah jamaah Isyak masih ada sekelompok orang yang bilang ke takmir masjid kalau mau ikut menyalatkan juga. Akhirnya jenazah dishalatkan untuk kedua kalinya dengan imam Anas Thohir.
Setelah shalat Isyak, jenazah langsung diberangkatkan ke Pemakaman I yang terletak di belakang jalan Nias GKB Gresik. Selamat jalan pak Su’udi, Insyaallah Husnul Khatimah. (Tsalis)
Discussion about this post