
Basuki Babusasalam menyerahkan uang hibah Pemprov Jatim Rp 650 juta kepada Ketua PDPM Kab. Kediri Yusuf Azis untuk mobil operasional sarana dakwah.
PWMU.CO-Begitu melihat penampilan 23 santri MI Muhammadiyah 1 Pare Kediri menghafal Alquran, Wakil Ketua PWM Jatim Nadjib Hamid diawal ceramah langsung berkomentar.
”Sungguh sangat luar biasa. Karena merekalah generasi baru yang akan menyelamatkan Alquran dari campur tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” tuturnya dalam acara milad Muhammadiyah yang digelar di halaman SMP Muhammadiyah Pare, Selasa (20/11/2018).
Nadjib lantas bertanya kepada kepala madrasah mendidik mereka hingga hafal Alquran. Kepala MIM 1 Pare Hirzul Umam menjawab, mereka rata-rata hafal dua juz. ”Kunci mengajarinya adalah bersungguh-sungguh kemudian ikhlas dan dilaksanakan,” tandasnya.
Sejurus kemudian Nadjib Hamid memanggil anggota DPRD Jatim Basuki Babussalam yang juga diundang di acara ini agar naik panggung. ”Pak Basuki, kalau ada orang baik seperti ini bersama para santrinya tadi, mau diberi apa?” tanya Nadjib disambut tepuk tangan meriah oleh hadirin.
Basuki pun naik ke panggung. ”Atas arahan guru saya Pak Nadjib Hamid, maka insya Allah, seluruh adik-adik yang hafal Alquran tadi akan kita beri beasiswa masing-masing Rp 500 ribu,” jawab sekretaris PAN Jatim itu mantap.
Teknisnya, sambung dia, saya titipkan kepada kawan-kawan Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Kediri karena mereka juga mendapat dana dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 650 juta untuk beli mobil operasional.
Setelah dialog selesai Nadjib melanjutkan masuk ke inti ceramahnya. ”Jadi dalam Muhammadiyah itu apa pun yang diyakini kalau dengan rasa ikhlas karena Allah, maka akan mendapatkan dua hal. Satu dapat ujroh atau upah, kedua mendapat ajrun atau pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala,” tuturnya.
”Pahala itu terkadang diberikan di akhirat kelak, tetapi bisa jadi diberikan seketika oleh Allah. Seperti ini tadi antara ajrun dan ujroh diberikan dalam waktu yang bersamaan. Dititipkan melalui tangan Basuki Babussalam,” tandasnya.
Dia bercerita, Muhammadiyah walaupun pada awal kelahirannya mengalami kesulitan berkembang, seperti menggerakkan dakwah amar makruf nahi mungkar, tetapi karena senantiasa mendapat pengawalan dan barokah dari Allah, maka seluruhnya berjalan dengan pasti .
”Saya yakin, program-program Muhammadiyah tidak selalu didukung dengan anggaran yang cukup. Berbeda dengan di pemerintahan, kalau ada program haruslah ada anggaran. Sedang di Muhammadiyah yang terpenting ada program kegiatan, perihal anggaran akan datang dengan sendirinya,” kata calon anggota DPD perwakilan Jatim ini. (Dahlansae)
Discussion about this post