• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Minggu, April 11, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kolom

Bendera, Krisis Kepemimpinan, dan Kambing Hitam Radikalisme

Rabu 28 November 2018 | 09:06
in Kolom
13
SHARES
40
VIEWS
Daniel Mohammad Rosyid. (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – Insiden bendera di Garut saat Hari Santri Nasional beberapa waktu mencerminkan sebuah krisis kepemimpinan, tidak saja di tingkat nasional namun juga di tingkat global. Hal ini anehnya justru ditunjukan oleh insiden simbolik berupa pembakaran bendera: penolakan atas kepemimpinan Islam.

Krisis kepemimpinan global ditandai oleh kebangkitan Trumpism yang disimbolkan oleh sikap sak karepe dewe (semaunya sendiri) Presiden Donald Trump yang mengantarkan umat manusia makin terperosok dalam ancaman perang nuklir dan keruntuhan lingkungan hidup.

Bahkan Prof Noam Chomsky dari MIT mengatakan Partai Republik AS adalah organisasi yang paling berbahaya di atas planet ini karena mengancam keberlangsungan manusia sebagai organized species. Saat ini juga Presiden AS tersebut sedang menghadapi ancaman pemakzulan (impeachment) secara tidak langsung oleh special counsel Robert Mueller—mantan Ditektur CIA—karena pencurangan yang dibantu Rusia dalam Pilpres yang memenangkan dirinya melawan Hillary Clinton.

Krisis kepemimpinan global juga sekaligus ditandai oleh kebangkitan China, tidak hanya sebagai raksasa ekonomi tapi juga raksasa militer. Perang dagang antara AS dan China beberapa bulan terakhir telah menimbulkan kelesuan ekonomi dunia yang dampaknya juga terasa di Indonesia.

Trump mungkin tidak menyadari bahwa sikapnya yang makin nasionalistik dengan semboyan Making America Great Again telah mengasingkannya dari komunitas dunia, termasuk Eropa sebagai mitra tradisionalnya selama ini.

Baca Juga:  Perubahan Kurikulum Gagal Jadi Instrumen Teknokratik

Di tingkat nasional, kita juga mengalami krisis kepemimpinan. Presiden Jokowi tampak semakin sektarian, bukan negarawan. Banyak kasus yang terjadi dibiarkannya terjadi dengan berlindung dari slogan “Saya netral, itu bukan urusan saya”, padahal keberpihakannya penting untuk menghadirkan kepemimpinan nasional yang mengambil tanggung jawab.

Saat ini, pemerintah selalu punya kambing hitam untuk hampir semua masalah: radikalisme, intoleranisme, dan Trumpisme. Juga sontoloyoisme dan gendruwoisme. Pemerintah makin otoriter. Kehidupan berbangsa dan bernegara kita makin menjauhi demokrasi secara substantif sementara pemerintah justru ngotot dengan demokrasi prosedural.

Siapa pun yang terpilih nanti sebagai presiden akan mengalami krisis legitimasi karena pemilihan umum dilakukan di atas data pemilih yang sulit dipercaya.

Kepemimpinan adalah soal kesanggupan mengambil tanggung jawab. Tidak kurang tidak lebih. Ini pun dihadapi oleh umat Islam Indonesia dan juga dunia. Dunia Islam membutuhkan waktu lebih dari satu dekade untuk melahirkan satu kepemimpinan Islam pascaperistiwa 9/11/2001 yang meruntuhkan dua menara kembar World Trade Centre di New York. Peristiwa ini tentu jauh lebih dahsyat daripada pembakaran bendera di Garut. Kedua peristiwa ini bukan kebetulan, tapi very well organized.

Umat Islam Indonesia mengalami fragmentasi serius sejak negeri ini diproklamasikan. Ada agenda internasional di balik keterpecahan umat Islam Indonesia agar tetap mudah ditaklukkan dan dijarah. Fragmentasi ini diperparah oleh UU politik yang makin liberal yang dimungkinkan oleh perubahan mendasar atas UUD 45 selama lima tahun pertama masa reformasi sejak 1998.

Baca Juga:  Perang Dagang China vs AS dan Takhayul Pasar Bebas

Organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama, kini secara terang-terangan partisan memihak Pemerintahan Jokowi, tidak sesuai dengan khittah-nya. Sementara itu, Muhammadiyah walaupun secara resmi netral, terpaksa mengambil posisi oposan. Akibatnya, keduanya gagal melambungkan diri sebagai representasi kepemimpinan umat Islam Indonesia.

Di atas lahan kering kepemimpinan Islam nasional ini lahirlah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Adalah HTI yang akibat keterpaksaan sejarah berhasil menarasikan kepemimpinan baru umat Islam Indonesia. Ini tentu berbahaya sehingga HTI harus dibubarkan. Faktor Ahok menjadi papan lontar persatuan umat Islam Indonesia dengan Habib Rizieq Shihab sebagai tokoh utamanya.

Sejak keruntuhan kekhalifahan Ottoman di Turki 1924, dunia Islam praktis terpecah belah menjadi banyak negara-bangsa (nation states) yang sengaja dimerdekakan oleh para penjajahnya. Perlu dicatat bahwa kelahiran negara-negara bangsa ini justru dilakukan untuk mencegah kebangkitan kembali khilafah Islam sebagai sebuah kekuatan yang melampaui negara-bangsa. Karena dunia tidak mungkin berlanjut tanpa kepemimpinan global maka diciptakanlah Liga Bangsa-Bangsa yang kemudian menjadi Perserikatan Bangsa Bangsa atau United Nations.

Dalam perspektif inilah pembakaran bendera Tauhid di Garut ini dapat dipahami: ada kekhawatiran islamophobic atas gejala kebangkitan Islam di Indonesia dan dunia sebagai kepemimpinan alternatif bagi kepemimpinan global nekolimik saat ini.

Baca Juga:  Persekolahan dan Neokolonialisme Berkelanjutan Berkedok Pembangunan

Menurut vexillology, bendera bukan sekadar selembar kain biasa. Jika dia berkibar bebas di angkasa, bendera menginspirasikan semangat kepemimpinan tertentu yang sublim dan sulit dibayangkan oleh mereka yang jiwanya terjangkar oleh tanah di bumi. Kalimat Tauhid adalah kalimat yang mengungkapkan kemerdekaan jiwa, dan jiwa merdeka adalah ancaman bagi penjajahan dan kedzaliman yang kini menjadi peristiwa sehari-hari. Apalagi kalimat itu ditulis di atas bendera.

Kibaran bendera Tauhid itu menggelorakan semangat para mukmin tapi menggetarkan musuh mereka. (*)

Gunung Anyar, 28/11/2018
Kolom oleh Daniel Mohammad Rosyid, Guru Besar ITS Surabaya.

Tags: Daniel Mohammad Rosyid
Share5Tweet3SendShare

Related Posts

Sekolah Ramadhan
Kolom

Sekolah Ramadhan: Generasi Tangguh

Sabtu 10 April 2021 | 13:48
35
Negeri protokol
Kolom

Negeri Protokol Pamer Ironi

Selasa 6 April 2021 | 21:24
258
OTG Radikal
Kolom

OTG Radikal dan Ramadhan

Selasa 6 April 2021 | 07:38
105
Sekolah dan Identitas Gender
Kolom

Sekolah dan Identitas Gender

Rabu 24 Maret 2021 | 08:21
82
Peta Jalan (Penyesatan) Pendidikan Nasional 2020-2035?
Kolom

Negeri yang Retak

Sabtu 6 Maret 2021 | 05:51
272
Peta Jalan (Penyesatan) Pendidikan Nasional 2020-2035?
Kolom

Peta Jalan (Penyesatan) Pendidikan Nasional 2020-2035?

Jumat 5 Maret 2021 | 11:11
677

Discussion about this post

Berita Terbaru

Sanggar bimbingan

Sanggar Bimbingan Dibangun PCIM untuk Anak Buruh Migran di Malaysia

Sabtu 10 April 2021 | 22:34
Kwartir Wilayah

Kwartir Wilayah HW Jatim Rapat Virtual, Ini Pesannya

Sabtu 10 April 2021 | 21:55
SMK Muhammadiyah 2

SMK Muhammadiyah 2 Taman Gelar Ujian Kompetensi Keahlian

Sabtu 10 April 2021 | 19:48
Ahmad Dahlan dan Pesona Kisah

KH Ahmad Dahlan dan Keutamaan Khusyuk

Sabtu 10 April 2021 | 16:48
Nasyiatul Aisyiyah Sampaikan Duka atas Wafatnya Nadjib Hamid

Nasyiatul Aisyiyah Sampaikan Duka atas Wafatnya Nadjib Hamid

Sabtu 10 April 2021 | 16:34
Firasat sebelum Nadjib Hamid Wafat

Firasat sebelum Nadjib Hamid Wafat

Sabtu 10 April 2021 | 16:22
Kenangan Ustadz Nadjib Ngumpulno Balung Pisah, catatan Abdul Wahab, Jurnalis Radio Republik Indonesia (RRI) Surabaya tentang Nadjib Hamid.

Kenangan Ustadz Nadjib Ngumpulno Balung Pisah

Sabtu 10 April 2021 | 15:12
Inilah Juara Festival Faqih Usman Ke-5 Tahun 2021

Inilah Juara Festival Faqih Usman Ke-5 Tahun 2021

Sabtu 10 April 2021 | 14:27
Sekolah Ramadhan

Sekolah Ramadhan: Generasi Tangguh

Sabtu 10 April 2021 | 13:48
Kesalahan Fatal Komnas HAM

Kesalahan Fatal Komnas HAM

Sabtu 10 April 2021 | 12:39

Milad PWMU.CO

Rezeki Mahal di Tengah Covid. Kolom ditulis oleh Mohammad Nurfatoni, Pemimpin Redaksi PWMU.CO.
Headline

Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 11:42
15.6k

Mohammad Nurfatoni: Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO. (Sketsa ulang foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Tangis dan Tawa di Balik Berita...

Read more
Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 06:18
231
Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Minggu 21 Maret 2021 | 00:51
177
Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Minggu 21 Maret 2021 | 00:13
205
Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Sabtu 20 Maret 2021 | 17:35
249

Terpopuler Hari Ini

  • Nadjib Hamid menekankan pentingnya pemimpin menciptakan sejarah dan meninggalkan 'sunah' hasanah (jejak kebaikan) dalam kehidupan ini.

    Ustadz Nadjib Telah Mudik Selamanya

    4492 shares
    Share 1797 Tweet 1123
  • Tugas Khusus dari Ustadz Nadjib

    3380 shares
    Share 1352 Tweet 845
  • Abdul Mu’ti: Mas Nadjib Selalu Bergembira Menolong

    3671 shares
    Share 1468 Tweet 918
  • Haedar Nashir: Muhammadiyah Kehilangan Kader Militan Nadjib Hamid

    4730 shares
    Share 1892 Tweet 1183
  • Din Syamsuddin: Pergaulan Nadjib Hamid Melintasi Batas Persyarikatan

    2686 shares
    Share 1074 Tweet 672
  • Teladan Digital Ustadz Nadjib Hamid

    2650 shares
    Share 1060 Tweet 663
  • Yakin Ada Skenario yang Lebih Baik di Balik Wafatnya Nadjib Hamid

    1402 shares
    Share 561 Tweet 351
  • Tugas Belum Selesai dari Mas Nadjib

    1310 shares
    Share 524 Tweet 328
  • Nur Cholis Huda: Tugas Apapun Akan Dilaksanankan Pak Nadjib

    1171 shares
    Share 468 Tweet 293
  • Hasil Akuisisi, RS Muhammadiyah Kalikapas Lamongan Diresmikan

    512 shares
    Share 205 Tweet 128
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In