PWMU.CO – Tim Al-Islam Sinergy Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Cabang Muhammadiyah GKB Gresik menggelar Kajian Karyawan bertema “Meluruskan Pandangan Hidup Manusia sebagai Makhluk” di Aula SMP Muhammadiyah 12 GKB, Sabtu (24/11/18).
Kegiatan diikuti 93 karyawan yang terdiri dari tenaga administrasi, satpam, pramubhakti, dan sopir dari empat sekolah Muhammadiyah GKB, yaitu SDM 1 GKB, SDM 2 GKB, SMPM 12 GKB, DAN SMAM 10 GKB.
Bertindak sebagai pembicara adalah Hudzaifaturrahman SThI—akrab disapa Ustadz Hudzay—yang menjelaskan Alfatihah sebagai petunjuk pandangan dan jalan hidup.
Dia mengatakan, pandangan hidup yang terdapat pada awal surat Alfatihah itu tentang bagaimana kita memandang Allah sebagai Rabb, Arrahman, Arrahim, dan Sang Penguasa Hari Akhir.
“Apabila ada orang yang jalan hidupnya senantiasa berkelok-kelok, tersesat, dan melenceng, maka dia tidak beriman kepada hari akhir, karena sering menganggap Allah tidak melihat kita, padahal tingkatan ihsan yang paling tinggi adalah ketika kita beribadah seolah-olah kita melihat Allah, dan kita yakin bahwa Allah selalu melihat kita,” terangnya.
Guru Al-Islam SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik (Smamio) tersebut menyampaikan, seseorang harus totalitas dalam tiga hal. “Yaitu totalitas takut, totalitas cinta, dan totalitas harap,” tegasnya.
Hudzay menjelaskan, totalitas takut itu bukan di depan takut dan di belakang menentang. “Ketika kita membaca surat Alfatihah pada kalimat Rabbil Alamiin, seharusnya terbesit perasaan takut, karena kita membaca satu kalimat yang memiliki kedalaman makna,” ungkapnya.
Kalimat Rabb itu, sambungnya, adalah Dzat yang menguasai segalanya. Dan bumi ini ada di dalam kekuasaanya dan jiwa kita berada dalam cengkramannya. “Maka harusnya kita ada rasa takut, sehingga apapun yang kita lakukan, hendaknya bisa mendekatkan kita kepada Allah. Maka totalitas dalam takut bukan sebagian-sebagian,” tambahnya.
Contoh, dia melanjutkan, meskipun saat bekerja kita tidak dilihat oleh pimpinan atau atasan kita, tapi karena kerja adalah ibadah, maka tidak ada lagi di dalam bekerja kita bermalas-malasan dan berleha-leha.
Di akhir paparannya, Hudzay menyampaikan makna totalitas cinta, yakni dengan tidak mendua. Sedangkan totalitas dalam harap dengan tidak mengharap kepada manusia. “Bukan di depan mengharap kepada Allah di belakang kita masih mengharapkan kepada manusia,” ucapnya. (Waviq)
Discussion about this post