PWMU.CO – Belajar matematika ternyata erat hubungan dengan pendidikan karakter. Dan hal itu dipengaruhi oleh cara guru menyampaikan konsep.
Itulah pernyataan yang disampaikan Bambang Hadi Prayitno—salah satu pelatih dari Klinik Pendidikan MIPA (KPM) Cabang Surabaya—dalam “Pelatihan Guru Pembina Olimpiade Matematika” yang diadakan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik, di Aula SD Muhammadiyah Manyar Gresik, Sabtu (1/12/18).
“Akan saya tunjukkan ‘dosa besar’ yang dilakukan banyak guru Indonesia saat mengajarkan matematika,” ujarnya di hadapan 43 peserta dari 25 SD/MI se-Kabupaten Gresik.
Guru SMA Negeri 7 Surabaya itu lalu membuktikan ‘dosa besar’ yang dimaksud dengan memberi satu soal pengurangan kepada peserta. “Bagaimana caranya mengajarkan 312-167,” tanya dia.
Sebagian besar peserta menjawab dengan cara bersusun, lalu utang atau meminjam karena 2 tidak bisa dikurangi 7.
“Nah … utang atau meminjam itu akhirnya nanti dikembalikan atau tidak ya? Saya mau tahu, bagian mana dari cara bersusun meminjam itu yang pake mengembalikan?” ujarnya disambut tepuk tangan peserta. “Itu namanya ngemplang.”
Bambang mengingatkan, Matematika Nalaria Realistik (MNR) itu mengajarkan sesuai realita. “Jadi untuk pengurangan, ya jangan diajari meminjam atau utang. Tapi tukarkan dengan pecahan lainnya,” tuturnya.
Cara menukarkannya, lanjutnya, bisa dibulatkan ke atas atau ke bawah. “Misalnya, 167 kita bulatkan jadi 200, maka 312-200 = 112. Lalu, 167 dibulatkan jadi 170, maka 200-170 = 30 dan 170-167 = 3. Jadi, 312-167= 112+30+3 = 145,” jelasnya.
Ditemui PWMU.CO di sela acara, Ketua Majelis Dikdasmen PDM Gresik Ir Dodik Priyambada SAkt menyampaikan, kegiatan ini diadakan supaya guru-guru SD/MI Muhammadiyah mengenal MNR. “Harapannya ya diawali oleh guru-guru matematika di sekolah untuk melatih nalar siswa,” ungkapnya.
Lebih dari itu, lanjutnya, supaya siswa Muhammadiyah lebih menikmati Matematika. “Bukan lagi menjadi pelajaran yang menyeramkan, jika disampaikan dengan cara yang lebih baik dan menyenangkan,” ujarnya.
Dodik juga mengaku tertarik dengan Sistem Metode Seikhlasnya (SMS) yang diterapkan KPM. “Baguslah, bisa menginspirasi keikhlasan dan ketulusan kita semua,” ujarnya. (Vita)
Discussion about this post