PWMU.CO – Pendiri dan Ketua Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) Prof Din Syamsuddin Syamsuddin menyatakan pluralisme keagamaan tidak berarti sintesisme atau sinkretisme agama-agama yang membawa kepada keyakinan agama bersifat relatif.
“Pluralisme atau tepatnya pluralitas keagamaan mengandung arti pengakuan akan keragaman agama dan kemungkinan adanya “nilai etika berbagi” (shared ethical values) tentang sesuatu masalah kemanusiaan,” ujarnya dalam Konperensi Alliance of Virtues, An Opportunity for Peace, di Abu Dhabi, Jumat (7/12/18).
“Dengan demikian, pluralitas keagamaan mengedepankan koeksistensi damai, toleransi, dan bahkan koperasi (kerja sama),” tegas Ketua Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (DN-PIM) itu pada sesi bertajuk Religious Pluralisme, Example of National Integration Practices, sebagaimana keterangan tertulis yang dia sampaikan pada PWMU.CO Sabtu (8/12/18) pagi. (MN)
Discussion about this post