PWMU.CO-Dalam workshop pendidikan di Perguruan Muhammadiyah Desa Ngimboh Kecamatan Ujungpangkah, Kamis(13/12/2018), Prof Dr Zainuddin Maliki bertanya,”Kapan niat kita menjadi guru?”
Peserta menjawab beragam. “Mulai dari bayi,” teriak satu peserta. Ada lagi yang menjawab,”Setelah lulus kuliah.”
Tapi wakil ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur ini berkata, “Rata-rata niat kita menjadi guru sedikit melenceng. Ada yang karena tersesat, ada yang karena iming-iming sertifikasi.”
Penasihat Dewan Pendidikan Jawa Timur ini menambahkan, sebagian guru-guru di Indonesia etos kerjanya polikronik, tidak monokronik.
”Sehingga cenderung santai, tidak menghargai waktu,” ujarnya. ”Diundang jam 8 pagi, datang jam 9. Walhasil, kita sering tertinggal. Orang sudah ke mana-mana, kita masih di situ-situ saja,” ujarnya.
Polikronik adalah tipe orang dengan pemikiran yang santai. Sedangkan monokronik, tipe orang dengan pemikiran menggunakan waktu sebaik mungkin. Tidak melewatkan waktu dengan sia-sia.
Sementara Ketua Majelis Dikdasmen PCM Ujungpangkah Abdul Wahid Musthofa menjelaskan, workshop ini dihadiri 150 guru dan karyawan. Menghadirkan profesor dan doktor sebagai pembicara agar bisa memotivasi guru-guru menjadi lebih baik.
Para pembicara lainnya Dr Sajidin MKes (wakil ketua PCM Ujungpangkah), Nurul Wafiyah MPd (Majelis Dikdasmen PDM Gresik). Peserta berasal guru dan karyawan Muhammadiyah dari tujuh desa di Kecamatan Ujungpangkah. (Zhee)
Discussion about this post