PWMU.CO – Memasuki tahun politik, Pusat Studi Islam dan Filsafat Universitas Muhammadiyah Malang (PSIF UMM) menggelar Dialog Akhir Tahun bertajuk “Moderasi Islam di Tahun Politik Perspektif Kaum Muda Milenial”, Kamis (27/12/18).
Acara ini sekaligus menjadi ajang penganugerahan pemenang lomba menulis artikel bertajuk “Tantangan Muhammadiyah di Era Kekinian” yang diselenggarakan dalam rangka Milad Ke-106 Muhammadiyah.
Asisten Rektor Bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) Dr Abdul Haris MA, dalam sambutannya, mengemukakan, forum bertukar pikiran sangat penting untuk diadakan generasi milenial. “Sebagai generasi muda, kita harus cerdas dalam membaca perkembangan suasana politik agar tidak larut dalam emosi. Selain itu, kita harus bisa menjadi bagian penting untuk meluruskan arah bangsa,” ujarnya.
Pmbicara pertama Wakil Bupati Trenggalek M Nur Arifin mengemukakan, kita tidak dapat lepas dari politik. Ketua Umum DPW Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Timur itu juga mengkorelasikan kejadian saat ini dengan masa lampau, ketika ideologi Marhaenisme Ir. Soekarno dikritik oleh Darwis Thaib dengan Marhamismenya. Keduanya, disebut Arifin, memiliki akar ideologi Islam.
Hasnan Bachtiar sebagai pemateri kedua memaparkan beberapa hasil riset mengenai generasi milenial dan media baru. Dari riset yang ia utarakan, faktor utama yang mendorong generasi milenial adalah media baru. Dari munculnya media baru tersebut, lanjut Hasnan, maka munculah bentuk pekerjaan, cara besosialisasi, cara berkomunikasi hingga manusia baru yang kini sering disebut generasi milenial.
“Menurut riset, generasi milenial memiliki ciri-ciri tidak terlalu peduli dengan agama. Namun lebih peduli terhadap kesehatan, kasih sayang, keluarga, dan lain sebagainya. Sedangkan generasi non-milenial justru sebaliknya,” ungkap pria yang saat ini menjabat sebagai Presidium Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) dan alumni UMM yang baru lulus magister dari Australian Nasional University (ANU) ini.
Sedangkan pemateri ketiga, Pradana Boy ZTF, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UMM menjelaskan secara teoritis dasar-dasar bagaimana orientasi beragama pada saat ini. Asisten Staf Khusus Presiden ini juga menjelaskan, pada mulanya setiap orang punya orientasi beragama yang moderat. Karena pengaruh teman, pergaulan dan lingkungan, maka orang itu akan condong ke salah satu orientasi, entah fanatik/konservatif atau permisif/liberal. (Izzudin)
Discussion about this post