PWMU.CO – Di saat banyak anak dan keluarga memilih liburan ke tempat wisata, Farhan Othman justru mengirimkan ketiga anaknya untuk menghafalkan Alquran. Lelaki asal Singapura itu memilih Yayasan Bait Al Hikmah Kota Malang untuk belajar serta menghafalkan Alquran melalui metode Tahfidh Quran Tematik (TQT).
Selama 10 hari (21-30/12), Farhan Othman beserta Fari, istrinya, turut menginap mendampingi ketiga anaknya Fikry Haqq (7), Raqi Mullah (13), dan Qinan Khairunnisaa (16) untuk belajar dalam program Boarding School (Short Course in Holiday for Indonesian Learnes) Tahfizh Quran Tematik (TQT). Dia memilih tidak pulang karena selain jauh juga ingin mengetahui lebih banyak tentang metode TQT.
Menurutnya, rencana belajar TQT telah ia pikirkan sejak dua tahun lalu dan momentum ini sangat ia tunggu-tunggu.
“Sebenarnya kami telah berencana mengikutkan anak-anak kami di program ini sejak dua tahun lalu. Tapi karena anak kami yang terakhir—Fikry Haqq—masih kecil sehingga baru tahun ini lah rencana itu terealisasi,” ujar Fari.
Pilihan untuk “memondokkan” anak-anaknya itu berbuah manis. Ketika hari penutupan dan dilangsungkannya munaqasyah (ujian), ketiga anaknya mampu menampilkan hafalan dengan baik berdasarkan tema-tema yang telah dipelajari.
“Alhamdulillah kami bersyukur akhirnya bisa mengikuti kegiatan Boarding School TQT tahun ini. Kami memilih TQT karena ingin anak-anak kami tidak hanya hafal Quran tapi juga faham maknanya. Selain itu kami juga ingin anak-anak kami hafal Qur’an tidak hanya Juz 30,” tutur Fari.
Selain Farhan dan Fari ada juga Siti Rauhilla yang mengirim dua anaknya, Azro (12) dan Faza (9) dari Lombok untuk mengikuti kegiatan Boarding School TQT Angkatan ke 3 ini.
Siti Rauhillah yang menempuh studi S3 di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang itu sengaja menyuruh anak-anaknya datang ke Malang untuk belajar TQT.
“Ini sudah tahun ketiga saya menempuh studi di UIN Malang. Biasanya setiap bulan saya pulang ke Lombok untuk menemui anak-anak. Tapi bulan ini anak-anak yang saya suruh ke Malang diantar kakeknya untuk belajar TQT,” tuturnya.
Rauhillah sangat bersyukur dapat mengenalkan serta mengikutsertakan anak-anaknya pada kegiatan Boarding School TQT Tahun 2018 ini.
“Saya sangat terharu dengan program TQT. Biasanya anak saya diajak untuk membaca Al Quran itu sangat sulit. Setelah ada gempa yang menimpa Lombok, anak saya mulai rajin sholat dan mau mengaji,” tuturnya mengenang gempa yang menimpa Lombok.
Rauhillah menyampaikan banyak terima kasih kepada Pengasuh Yayasan Bait Al Hikmah Malang Pradana Boy ZTF dan penggagas metode TQT Lailatul Fithriyah Azzakiyah.
“Terima kasih yang tiada hingga kepada Pak Boy, Bu Ella dan panitia yang telah mendidik anak kami selama 10 hari ini. Alhamdulillah liburan anak-anak diisi dengan menghafal Al Quran. Lebih-lebih dengan metode TQT ini anak-anak dikenalkan dengan para tauladan dan super hero yang patut kita banggakan, yakni para Nabi dan orang-orang sholeh,” ujarnya.
Pagi itu Hall Convention Taman Rekreasi Sengkaling Universitas Muhammadiyah Malang (TRS UMM) banjir air mata. Sebanyak 27 anak menampilkan hafalan Alquran di depan orang tua mereka sembari menyematkan mahkota yang membuat orang tua menangis haru serta bangga. (Nely Izzatul)
Discussion about this post