PWMU.CO – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr Abdul Mu’ti MEd menyantakan peran penyebaran Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari para pelaut ataupun para nelayan.
Pernyataan itu disampaikan Mu’ti dalam acara Peringatan 10 Tahun Berdirinya Rukun Nelayan Kandang dan Pesona PetikbLaut 2019 yang diadakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) bersama Rukun Nelayan Desa Kandangsemangkon di Pelayaran Desa Kandangsemangkon, Paciran, Lamongan, Selasa (31/12/18).
Mu’ti mengungkapkan perasaan bangganya Muhammadiyah tidak hanya menjadi gerakan masyarakat di perkotaan maupun dalam lingkup aparat sipil negara (ASN). Tapi lebih dari itu, Muhammadiyah juga bisa menjadi gerakan yang anggotanya adalah nelayan seperti halnya di Desa Kandangsemangkon ini.
“Tentunya para nelayan di desa ini adalah mereka yang berkemajuan. Saya dengar nelayan di sini melautnya sudah pakai GPS untuk mendeteksi lokasi ikan,” paparnya.
Pria asal Kudus, Jawa Tengah itu melanjutkan, bagaimana kaitan antara laut dan nelayan dengan penyebaran Islam. Menurut dia, kalau melihat bagaimana Islam itu berkembangan, maka masyarakat yang punya sumbangan besar bagi penyebaran agama Islam adalah para pelaut dan para nelayan.
“Kalau kita lihat peta Indonesia dan kemudian kita lihat penduduknya, maka sebagian besar masyarakat Islam itu berada pada wilayah pantai atau wilayah dekat dengan sungai. Bahkan, wali songgo kebanyakan tinggalnya di kawasan pantai. Nah, itulah arti penting dari para pelaut atau para nelayan terhadap penyebaran agama Islam di Indonesia khususnya,” tegasnya.
Oleh karena itu, Mu’ti berhara para nelayan yang ada di Desa Kandangsemangkon bisa menjadi nelayan yang cerdas dan berkemajuan. Terutama agar bisa berperan untuk memperbaiki masa depan bangsa Indonesia ke arah lebih baik.
“Masa depan bangsa Indonesia sejatinya tidak bisa dilepaskan dari peran serta para nelayan, petani maupun lainnya,” tandasnya. (Aan)
Discussion about this post