PWMU.CO – Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr Muhammad Sholihin Fanani MPSDM mengatakan sekarang ini umat Islam sedang mengalami kebingungan yang luar biasa menghadapi era ketidakpastian karena jauh dari pengamalan nilai-nilai agama.
“Umat Islam saat ini kondisinya lemah dalam segala hal sehingga selalu binggung jika menghadapi kondisi yang kurang menentu atau tidak pasti,” katanya di Gedung Muhammadiyah Jawa Timur, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Ahad (6/1/19).
Sholihin mengatakan, ada empat kelemahan yang harus diperbaiki dalam diri umat Islam saat ini, agar menjadi umat berkemajuan. Pertama adalah memperkuat budaya literasi atau budaya membaca.
Menurut dia, budaya baca masyarakat Indonesia sangat lemah, termasuk umat Islam Indonesia. Sebab, umat Islam enggan mencari kebenaran dari sumbernya yang asli.
“Budaya umat Islam saat ini, adalah mendengar dan kitabnya orang sekarang adalah internet. Ini adalah sesuatu yang sangat berbahaya. Bahkan, suatu yang didengarnya dianggap benar,” ujarnya.
Pria asal Lamongan itu melanjutkan, kedua masyarakat harus dibiasakan berfikir logis dan kritis. Sebab, masyarakat Indonesia tidak terbiasa berfikir kiritis dan logis.
“Kalau ada orang yang berfikir kritis cenderung dimusuhi dan dianggap gak benar dan mengada-ada. Itu bahaya. Terus kita akan menjadi sasaran hoax. Budaya kita adalah latah. Bila satu bilang A, semua ikut A. Kalau berbeda dianggap salah,” paparnya.
Ketiga, melihat sesuatu tidak mendalam. Ia menerangkan, umat Islam Indonesia khususnya, terbiasa melihat sesuatu hanya dari kulit luarnya atau hanya dari gejalanya saja.
“Nah, masyarakat perlu diajari sesuatu yang sangat mendalam. Berfikif filosofis dan metodelogis,” urainya.
Keempat, kurang serius dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam yang terkandung dalam Alquran.
Sholihin menyatakan, sebenarnya Islam telah memiliki panduan yang lengkap dalam memahami situasi dan kondisi seperti saat ini. Sayangnya, agama tidak dijadikan sebagai nilai hidup, pedoman, dan alat perjuangan.
“Agama Islam oleh umat hanya dipahami dari nilai-nilai ubudiyahnya semata. Bukan dijadikan sebagai penuntun jalan hidup,” pungkasnya. (Aan)
Discussion about this post