PWMU.CO –Ketua PWM Jatim Dr Saad Ibrahim melihat kebanyakan pimpinan lebih senang suaranya didengarkan rakyat daripada dia mendengarkan suara rakyat. Indikasinya pimpinan suka terlambat menghadiri suatu acara setelah itu langsung pulang.
Pendapat Saad Ibrahim itu disampaikan ketika menghadiri family gathering keluarga Muhammadiyah yang diselenggarakan PDM Sidoarjo di Trawas, Jumat (18/1/2019) malam. Juga hadir sederetan caleg DPRD dan DPR RI di acara ini.
Menurut dia, sangat menjengkelkan melihat perilaku pemimpin rakyat yang ketika ada acara datang terlambat. Lalu pergi setelah berpidato. Terkesan tidak mau mendengar orang lain. ”Rakyat tidak perlu mendengarkan, tapi perlu diperlakukan,” tuturnya.
Ia menjelaskan, pemimpin adalah imam, amir, dan khalifah. Imam berada di depan menjadi contoh dan bertanggungjawab bagi makmumnya. Sedangkan amir adalah memberi komando dan khalifah yang meneruskan khilafah Allah atas dasar pinjaman kekuasaan dari Allah.
”Kapanpun berkuasa, jangan lupa itu pinjaman Allah sehingga tidak main-main, tanggung jawab tidak selesai hanya dengan relasi manusia tapi akan dipertanggungjawabkan di akhirat,” katanya.
Mengutip pendapat Al Mawardi dalam kitab Ahkam Sulthoniyah, Saad menerangkan, khilafah adalah meneruskan misi kenabian. Misi kenabian adalah menjaga eksistensi agama dan mengatur kendali urusan duniawi.
Sesuai dengan piagam Madinah, sambung dia, yang berfungsi menjaga keutuhan Islam serta memelihara kaum non muslim. Sesuai dengan makna surat Al Hasyr ayat 7, jika jurang antara miskin dengan kaya masih terlalu dalam, maka jelas siyasah dunya (kendali urusan dunia) tidak berjalan.
Dia menuturkan kisah Nabi Sulaiman memindahkan singgasana Bilqis. Dari peristiwa ini dengan kekuasaannya Nabi Sulaiman as berhasil memengaruhi keimanan sang ratu. Sulaiman bukan mengincar wanita dan kesenangan duniawi. (Mazzrozaq)
Discussion about this post