
PWMU.CO – Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik (RSMG) mengadakan seminar dengan tema “Tata Laksana Penanganan Kegawatan Maternal dan Neonatal” di Aula Puskesmas Kebomas, Gresik, Selasa (22/1/19).
“Banyaknya kasus kegawatan maternal dan neonatal di Puskesmas Kebomas, menjadi salah satu alasan diadakannya seminar ini,” tutur drg Anisa Machmudah, Kepala Puskesmas Kebomas.
Acara ini dibuka secara resmi oleh dr Muhibbatul Husna MM, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat sekaligus PLT Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik. Kepala Bagian Pelayanan Medis (Yanmed) RSMG, dr Imam Suyuthi SpAn juga turut hadir dalam acara ini.
Sebanyak 25 orang peserta yang terdiri dari para bidan, perawat, dan dokter Puskesmas Kebomas berkumpul bersama dalam acara seminar ini.
Materi pertama disampaikan oleh dr Agus Salim SpA. Dokter spesialis anak RSMG ini menyampaikan materi tentang Penanganan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan Bayi dengan Asfiksia (kegagalan napas spontan).
“Bayi dengan berat badan lahir rendah atau terjangkit infeksi selama kehamilan berisiko mengakibatkan kecacatan bawaan. Oleh sebab itu penanganan harus dimulai dengan screening faktor resiko ibu saat masa kehamilan,” jelasnya.
Dia mengingatkan, dengan diketahuinya faktor risiko lebih awal, maka angka kejadian bayi dengan BBLR bisa ditekan. “Bayi dengan BBLR juga diperlukan penanganan khusus setelah lahir. Tugas kita sebagai tenaga kesehatan tidak cukup hanya menangani bayinya saja, namun juga harus memberi edukasi terhadap orangtua bayi,” ujar dr Agus.
Demikian juga bayi yang lahir dengan asfiksia, sambungnya, dibutuhkan pengetahuan dan kecakapan dari petugas kesehatan agar penanganan awal bisa cepat dan tepat. “Agar bayi bisa bertahan hidup sebelum dilakukan penanganan lanjutan di RS,” terang dia.

Materi kedua membahas tentang penanganan pre eklampsia (tekanan darah tinggi pada kehamilan) dan haemorhagic post partum (perdarahan setelah persalinan). Materi ini disampaikan oleh dr Zainul Arifin SpOg.
“Dua kejadian yang sering mengakibatkan kematian ibu saat melahirkan adalah pre eklampsia dan pendarahan pascamelahirkan. Screening awal tentang faktor risiko pre eklampsia sangatlah penting, sehingga bisa mendeteksi lebih dini kasus ini. Sehingga kejadian kematian ibu saat melahirkan bisa ditekan,” urainya.
Menurutnya, kasus perdarahan pascapersalinan, juga turut menyumbang angka kematian pada ibu di Indonesia. “Oleh karena itu, dibutuhkan ketelitian dan kecakapan petugas kesehatan untuk menilai tanda dan gejala serta melakukan penanganan awal pada pasien, sebelum melakukan rujukan ke RS,” jelas dokter spesialis kandungan ini.
Dengan penuh antusias dia bahkan menawarkan untuk diadakan follow up dari seminar ini, berupa pelatihan tentang teknik-teknik penanganan pendarahan pascapersalinan. (R3W)

Discussion about this post