
Lilik Niamah, anggota DPRD Jember ceramah politik di pertemuan Aisyiyah.
PWMU.CO-Aisyiyah Jember menggelar pertemuan antar-Pimpinan Cabang Aisyiyah di Gedung FKIP Universitas Muhammadiyah Jember, Ahad (27/1/19). Agenda bulanan PDA ini dihadiri oleh utusan semua cabang.
Ketua PDA Jember Menik Chumaidah SH MHum mengatakan, tahun 2019 tahun politik, Muhammadiyah mempunyai agenda memenangkan kader yang ditunjuk menjadi caleg seperti Nadjib Hamid sebagai caleg DPD Dapil Jatim.
”Tim pemenangan Nadjib Hamid Jember menarget Aisyiyah mendapat 52.500 suara. Jika dibagi dengan banyak cabang, maka setiap cabang harus menyumbangkan 2.282 suara. Ayo kita mulai bergerak. Tidak hanya kepada anggota keluarga kita saja. Tetapi kepada tetangga, teman, wali murid di semua amal usaha Muhammadiyah. Kalau perlu kampanyekan ke Mbok Mlijo penjual sayur yang setiap hari lewat depan rumah kita,” kata Menik disambut tawa semua hadirin.
Sementara Ketua Majelis KLH dr Fitriana Putri menjelaskan, mengapresiasi kegiatan pemeriksaan papsmear gratis yang diadakan oleh PCA Tanggul. ”Pandai-pandailah kita membuat kegiatan tanpa mengeluarkan dana. Dalam BPJS sudah terakomodasi pemeriksaan papsmear dilakukan setiap tahun sekali. Nah, itu bisa kita manfaatkan. Bisa bekerja sama dengan laboratorium dimana saja. Karena setiap laboratorium juga dituntut untuk memenuhi target,” tuturnya.
Hadir juga anggota DPRD Jember Hj. Lilik Ni’amah yang juga sekretaris Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PDM memberikan pencerahan politik.
”Menurut Bapak Amien Rais, daerah Tapal Kuda adalah medan jihad politik yang membutuhkan kerja sama semua elemen Muhammadiyah. Selama ini Muhammadiyah mengutamakan pembangunan di bidang pendidikan dan kesehatan. Mengesampingkan perjuangan politik. Hingga terkadang ada kebijakan yang diambil penguasa sangat merugikan umat,” katanya.
Lilik mengatakan, secara politik ummat Islam terpinggirkan dengan cara pemberian stigma negatif. Misalnya Komando Jihad, teroris, korupsi.
”Momentum gerakan 212 menyatukan umat hingga munculnya kesadaran politik. Muhammadiyah sendiri muncul jihad politik,” katanya. ”Di Jatim dua kali Muhammadiyah gagal mengantarkan kadernya menjadi DPD. Tahun ini untuk Nadjib Hamid harus diperjuangkan agar mendapatkan suara banyak dan lolos ke Senayan. Kita harus menjadi saksi di TPS-TPS. Jangan meninggalkan TPS hingga penghitungan suara selesai. Kita harus mengamankan suara Nadjib Hamid,” tegas Lilik.
Di akhir pertemuan,Ketua Majelis ekonomi dan Kewirausahaan Sri Budiarti mengajak warga Aisyiyah untuk melakukan jihad ekonomi. Berbelanja di Toko Assakinah ataupun warung berjejaring yang ada di cabang-cabang.
”Mulai sekarang kita harus menghindari praktik riba dan kembali ke syariah. Jika nomor satu riba dan nomer dua syariah, ibu-ibu pilih yang mana?” tanya Sri Budiarti.
”Pilih nomor dua, Bu,” jawab serentak ibu-ibu. Semua yang hadir pun tertawa karena paham maksud pertanyaan.
PDA Jember membuka Toko Assakinah di Jl. Karimata 41. ”Kebetulan sama dengan nomor Pak Nadjib. Nomer berapa ibu-ibu?” tanya Sri sekali lagi.
”Nomer 41, Bu,” kembali tawa hadirin memenuhi ruangan. (Humaiyah)
Discussion about this post