• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Senin, Juli 4, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Sejarah Berulang, Yakjuj dan Makjuj Zaman Now Mau Caplok Indonesia

Senin 28 Januari 2019 | 13:47
4 min read
55
SHARES
172
VIEWS
ADVERTISEMENT
Anwar Hudijono. (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – Kekuatan politik liberalisme dan kapitalisme global pada saat ini berusaha mencaplok Indonesia. Hal ini seperti mengulang penjajahan di Indonesia yang dimulai dari kehadiran sindikat perdagangan VOC di akhir abad 16. Jika kita tidak waspada, Indonesia bisa bernasib seperti kerajaan-kerajaan di wilayah Indonesia seperti Mataram, Banten, Makassar, Ternat, Tidore, Samudera Pasai. Alias Indonesia bisa bubar.

“Jadi yang mengancam Indonesia itu bukan atas nama negara tetapi kekuatan sindikat internasional, baik politik maupun bisnis. Sindikat itu bisa saja lintas negara. Dan pada akhirnya juga di-back up oleh negara. Dan Indonesia bisa dijadikan tumpeng dicuil-cuil dibagi-bagi,” kata Anwar Hudijono, wartawan senior dalam pengajian Fajar Sodiq di Pondok Pesantren Nurul Azhar 2, Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Ahad (27/1/19).

Menurut ia, ketika yang pertama kali datang adalah sindikat bisnis Portugal, Kerajaan Islam Demak sudah tahu bahwa Portugal merupakan ancaman bagi kedaulatan Demak. Untuk itulah Demak mengirim pasukan dipimpin putra mahkota Pangeran Adipati Unus untuk mengusir tetapi gagal.

Setelah Portugal, giliran VOC dari Belanda mendarat di Batavia (Jakarta sekarang). Raja Mataram Sultan Agung berusaha mengusir mereka sampai terjadi perang dua kali. Mataram kalah.

Setelah peperangan itu VOC melakukan operasi inteljen di dalam pemerintahan Mataram. Yang masuk perangkap inteljen bukan main-main yaitu putra mahkota, Amangkurat 1. Maka begitu Sultan Agung wafat, penggantinya, Amangkurat 1 melakukan politik kompromi dengan VOC. Politik kompromi ini terbukti merugikan Mataram.

“Amangkurat mengabaikan nasihat para sesepuh dan ulama yang ikut berjuang menyerang VOC agar jangan melakukan kompromi karena itu sama saja seperti ular mendatangi galah. Tetapi malah para sesepuh dan ulama dibantai. Inilah rezim paling kejam dan penuh teror. Ribuan ulama dan keluarganya dibantai di alun-alun Mataram,” kata Anwar Hudijono.

Sejak itu, katanya, VOC perlahan-lahan tapi pasti mulai menguasai Mataram. Bahkan sejak Amangkurat 2, de jure rajanya memang Amangkurat tapi de facto VOC. Raja tidak lebih dari rejim boneka. Satu per satu kerajaan-kerajaan di wilayah Indonesia seperti Makassar, Ternate, Banten, Tidore, 4 Kerajaan Islam di Papua jatuh. Hiduplah Indonesia sebagai negara terjajah ratusan tahun. Umat Islam hidup tidak dalam is kariman (hidup mulia).

Melumpuhkan Islam
Lebih lanjut dia mengatakan, melihat pola pergerakannya, kekuatan duet politik liberalisme dan ekonomi kapitalisme global ini terkesan meniti jejak VOC untuk mencaplok Indonesia. Seperti melakukan infiltrasi ke dalam pemerintahan, institusi negara, dan komponen bangsa yang lain termasuk partai politik. Bahkan bukan mustahil mereka sudah membentuk parpol.

“Mereka sangat paham bahwa penjaga utama Idonesia ini umat Islam. Selama ratusan tahun penjajahan, perlawanan paling keras dan frekuensi paling banyak adalah dilakukan umat Islam dengan bingkai perang sabil atau jihad fi sabilillah. Kita bisa melihat doktrin perang sabil itu berkumandang sejak Adipati Unus, Perang Diponegoro, Perang Aceh, sampai perlawanan Kiai Kasan Mukmin di Sidoarjo tahun 1914, bahkan Perang 10 Nopember,” katanya.

Maka mereka berusaha melumpuhkan kekuatan umat Islam dengan cara mengadu domba, memecah belah. Sekarang kita lihat Islam di Indonesia diserpih-serpih dengan stigmatisasi seperti Islam moderat, Islam radikal, ahlus-sunnah wal jamaah, wahabi, Islam toleran, Islam liberal dan sebagainya. Sesama Muslim saling menghina, mencekal, menghujat.

Untuk menjaga kohesivitas dan kekokohan ukhuwah umat Islam, menurut dia, hendaknya berpegang pada Quran dan sunah. “Allah sudah memberi petunjuk pada Quran surah Al Hujurat. Fundamen kita adalah taqwa dan jangan sombong kepada Allah seperti dalam ayat,” ujarnya.

Kita harus sadar, sambungnya, bahwa liberlisme dan kapitalisme global itu menggunakan proxy war. Maka penangkalnya berpegang pada Al Hujurat ayat 6 yaitu kita harus hati-hati terhadap informasi yang disebarkan kaum fasik (pendosa).

“Ayat 10-12 memberi pedoman bagaimana kita membina persaudaraan sesama kaum beriman. Misalnya tidak saling mengolok-olok, tidak merasa lebih unggul dari yang lain, tidak mengembangkan sikap curiga. Kemudian dalam konteks kebangsaan, kita diberi pedoman ayat 13 bahwa manusia itu apapun sukunya, agamanya, adalah saudara,” katanya.

Yajuk dan Makjuj
Anwar Hudijono mengatakan, politik liberalisme dan kapitalisme global ini dua mata tombak yang berjalan beriringan dengan watak seperti Yakjuj dan Makjuj. Kedua mahluk yang ini bergerak serentak dangan sangat cepat seperti air bah yang turun dari gunung, menerjang dan merusak apa saja. Mereka memiliki daya destruksi yang luar biasa.

Ada ulama yang melihat, watak Yakjuk dan Makjuj itu dimiliki Pasukan Tartar Mongol jaman Jenggis Khan yang merusak dan menguasai hampir sepertiga dunia.

Jika merunut pada sejarah, ganasnya kelompok yang berwatak Yakjuj Makjuj itu harus dihadapi oleh kepemimpinan yang perkasa. Dalam dunia militer, pemimpin yang berani perkasa adalah Saifuddin Qutuf dari Mesir, yang berhasil menghacurkan tentara Mongol dalam dua pertemuran di Ain Jalut. “Irak betapapun negaranya besar, tapi karena rajanya lemah hanya dalam sekejap dihancurkan oleh Mongol sampai Baghdad banjir darah, kitab-kitab dibuang ke Sungai Eufrat sampai airnya menghitam,” tegasnya.

“Nah, Yakjuj Makjuj zaman now itu sangat destruktif. Kekayaan Indonesia dijarah, dikuasai. Mulai tambang, sampai perkebunan jutaan hektar,” tegasnya. (AH)

Jelang Pemilu, Suasana seperti “Dhukhan” Politik
Tags: Anwar Hudijono
SendShare22Tweet14Share

Related Posts

Tuhan Menyayangi Bangsa Yahudi, tapi Mereka Malah Menyembah Patung Anak Sapi

Selasa 14 Juni 2022 | 13:20
3.9k

Anwar Hudijono Tuhan Menyayangi Bangsa Yahudi, tapi Mereka Malah Menyembah Patung Anak Sapi; Oleh Anwar...

Tuduhan Yahudi: Tangan Allah Terbelenggu

Senin 13 Juni 2022 | 10:36
3.2k

Anwar Hudijono Tuduhan Yahudi: Tangan Allah Terbelenggu; Oleh Anwar Hudijono wartawan senior tinggal di Sidoarjo. Pengantar Redaksi: Bangsa...

Israel di Ambang Kebinasaan dalam Siklus 80 Tahunan?

Rabu 8 Juni 2022 | 23:56
27.4k

Anwar Hudijono: Israel di Ambang Kebinasaan dalam Siklus 80 Tahunan? Israel di Ambang Kebinasaan dalam...

Buya Syafii Itu seperti Nabi Khidir

Jumat 27 Mei 2022 | 17:27
2.3k

Buya Syafii Maarif (kanan) dengan Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy....

Ada Apa dengan La Nyalla?

Kamis 28 April 2022 | 17:05
1.3k

Anwar Hudijono Ada apa dengan La Nyalla? Oleh Anwar Hudijono, wartawan senior tinggal di Sidoarjo....

Pers Indonesia Subhat, Kembalikan Roh Perjuangan

Kamis 31 Maret 2022 | 05:26
92

Dari kiri: Lutfil Hakim, Anwar Hudijono, dan Fatma Ayu Husnasari. Pers Indonesia Subhat, Kembalikan Roh...

Hegemoni Barat Segera Runtuh, Islam Kembali Berjaya

Rabu 30 Maret 2022 | 19:39
902

Ustadz Anwar Hudijono di Pengajian Fajar Shodiq di Masjid Nurul Azhar, Ngoro, Mojokerto, Jatim, Ahad...

Anwar Hudijono Dinobatkan sebagai Tokoh Pers Daerah

Senin 28 Maret 2022 | 08:36
170

Anwar Hudijono (kanan) saat menerima award (Diskominfo Jatim) PWMU.CO - Anwar Hudijono Dinobatkan sebagai Tokoh...

Apakah Zaman Kelam Islam Segera Berakhir?

Jumat 25 Maret 2022 | 21:57
129

Anwar Hudijono. Apakah Zaman Kelam Islam Segera Berakhir? (Mohammad Nurfatoni/PWMU.CO) PWMU.CO – Apakah Zaman Kelam Islam...

Hari Melawan Islamofobia, Tanda Datangnya Manhaj Nubuwah?

Jumat 25 Maret 2022 | 05:10
333

Anwar Hudijono Hari Melawan Islamofobia Tanda Datangnya Manhaj Nubuwah? Oleh Anwar Hudijono veteran wartawan tinggal di Sidoarjo....

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Songsong Tahun Ajaran Baru, Ini Program Lima Kabid SD Mudisa Jember

    1140 shares
    Share 456 Tweet 285
  • Idul Adha Arab Saudi dan Muhammadiyah Sama, Kebetulan yang Penuh Berkah

    7100 shares
    Share 2840 Tweet 1775
  • Masjid Al Fattah Tulungagung, Ada Filosofi Sujud dalam Arsitekturnya

    1090 shares
    Share 436 Tweet 273
  • Gus Baha’ Sentil Umat yang Malas

    1388 shares
    Share 555 Tweet 347
  • Idul Adha 2022 Beda: Muhammadiyah 9 Juli, Pemerintah 10 Juli, Begini Menyikapinya

    10291 shares
    Share 4116 Tweet 2573
  • Pakai E-Voting, Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah

    8733 shares
    Share 3493 Tweet 2183
  • Puasa Arafah, saat Wukuf atau Tanggal 9 Dzulhijjah?

    467 shares
    Share 187 Tweet 117
  • RSML Juara Umum PORRSMA

    157 shares
    Share 63 Tweet 39
  • Wow! 85 Siswa Smamda Surabaya Lolos SBMPTN 2022, Naik 123,7 Persen

    3633 shares
    Share 1453 Tweet 908
  • Puasa Arafah Berdasarkan Hari atau Tanggal?

    508 shares
    Share 203 Tweet 127

Berita Terkini

  • Luar Biasa! Begini Besarnya Potensi Lahan Dakwah DigitalSenin 4 Juli 2022 | 08:25
  • Kepala Sekolah Wajib Miliki Tiga Kriteria IniSenin 4 Juli 2022 | 07:14
  • Tiga Keistimewaan Bulan Dzulhijah Dikupas di Kajian Ahad PCM SineMinggu 3 Juli 2022 | 23:27
  • Dipuji Haedar Nashir
    Dipuji Haedar Nashir, Begini Respon Rektor UM BimaMinggu 3 Juli 2022 | 22:42
  • Gelar Seminar Jurnalistik
    Gelar Seminar Jurnalistik, IMM al-Iskandariyah Perangi HoaxMinggu 3 Juli 2022 | 22:14
  • Upgrading Metode Tajdied
    Upgrading Metode Tajdied, Guru Belajar Kode TepukanMinggu 3 Juli 2022 | 20:53
  • Ikut Pelatihan Menulis, Dapat Rezeki NomplokMinggu 3 Juli 2022 | 20:33
  • Ketua PWM Jatim Saad Ibrahim membuka Bimtek Dai LDK di Nagjuk. (Anam/PWMU.CO)
    Pesan untuk Dai LDK dari Ketua PWMMinggu 3 Juli 2022 | 20:06
  • Lolos Penggerak Komunitas Belajar, Tea WG SDMM Hadir di Platform Merdeka MengajarMinggu 3 Juli 2022 | 19:20
  • Songsong Tahun Ajaran Baru, Ini Program Lima Kabid SD Mudisa JemberMinggu 3 Juli 2022 | 09:27

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In