PWMU.CO – Guru harus memahami learning style (gaya belajar) siswa agar potensi intelektualnya bisa dioptimalkan.
“Sehingga accelerate learning model (model pembelajaran akselerasi) bisa menjadi salah satu bentuk pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa belajar dengan kecerdasan majemuk yang dimilikinya.”
Waka Kurikulum SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik Anis Shofatun SSi MPd mengatakan hal itu saat menyampaikan materi Learning Style in Multiple Intellegences (Gaya Belajar dalam Kecerdasan Majemuk) pada kegiatan Knowledge Management Sharing (KMS) di SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik, Selasa (29/1/19).
“Siswa dengan kecerdasan kinestetik misalnya dalam mengembangkan literasi dan wawasanya bisa dilakukan dengan membaca sambil lari mondar-mandir di perpustakaan,” ungkapnya.
Sementara yang pembelajar dengan social smart (kecerdasan interpersonal), sambungnya, lebih suka belajarnya dengan berkelompok.
Dengan mengutip buku Howard E Gardner Intellegence Reframed: Multiple Intelligence for 21st Century, Anis menyampaikan beragam kecerdasan yang ada di dalam setiap diri seseorang.
“(Kecerdasan) itu tidak hanya sebuah bakat atau sifat bawaan sejak lahir semata tapi juga dapat berupa nilai-nilai diri dan budaya yang memperkuat kehidupan kita. Kreativitas, kemampuan berkolaborasi, manajemen diri, dan kepekaan sosial juga merupakan bukti kecerdasan seseorang,” ungkapnya.
Anis mencontohkan gajah, hewan dengan ukuran badan yang besar, ternyata memiliki struktur otak di bagian hippocampus yang besar dan kompleks. “Sehingga gajah memiliki kecerdasan interpersonal yang kuat—yang dapat menampilkan struktur sosial dan emosional yang ekstrem saat kehilangan kerabat atau keluarganya,” jelasnya.
Pembicara lain dalam KMS kali ini adalah Kepala SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik Isa Isakandar SSi MPd, yang membawakan materi Membangun Wawasan Siswa.
Isa menyampaikan, wawasan luas bagi siswa itu sangat penting. Selain dapat membangun daya saing, membangun daya research (penelitian), meningkatkan kepercayaan diri siswa, juga bisa mendorong literasi siswa
“Siswa misalnya, perlu tahu pada skala gempa berapa dapat menyebabkan kerusakan pada daerah tertentu dan pada skala berapa sangat terasa yang dapat menghancurkan benua,” ujarnya.
Isa memberikan gambaran terkait perkembangan teknologi canggih saat ini yaitu telekomunikasi 5G. “Dengan teknologi 5.0 sangat memungkinkan siswa melakukan eksperimen di luar sekolah dan guru bisa langsung memperoleh data dan memantau langsung eksperimen itu walau tempatnya sangat jauh dari kegiatan siswa,” terang Isa yang hobi mengupdate perkembangam kecanggihan mobile.
“Revolusi industri 4.0 akan berganti dengan revolusi 5.0. Kolaborasi antara manusia dengan teknologi sudah tidak dapat dielakan lagi,” tegasnya.
Menurutnya, akan ada banyak produk artificial intellegence (kecerdasan buatan) yang akan membantu kebutuhan manusia seperti Sonia sang robot pendidikan.
“KMS adalah salah satu wadah atau panggung bagi para guru untuk menunjukan potensianya,” kata Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gresik Kota Baru (GKB) Nanang Sutedja SE MM ketika membuka acara. “Selaian itu bisa berbagi wawasannya kepada tim sekolah lainnya,” ucapnya.
KMS diikuti oleh 40 peserta yang terdiri atas kepala sekolah, wakil kepala sekokah, dan guru-guru Mugeb School yaitu SDM 1 GKB, SDM 2 GKB, SMPM 12 GKB, dan SMA 10 GKB Gresik. (Nugra Heny)
Discussion about this post