PWMU.CO – Pukul tujuh, Daiyan Mahya Athallah, siswa kelas III Sumatera, sudah duduk di selasar depan kelasnya. Ia tampak terampil menggunakan alat pemotong kuku. “Setelah ini ustadz dan ustadzah akan mengecek kuku kami,” ujarnya saat ditemui PWMU.CO, Jumat (1/2/19).
Tak hanya Daiyan, beberapa siswa lain yang belum potong kuku di rumah juga melakukannya.
Ketua jenjang kelas III Muhammad Zainul Arif SPd mengatakan, pembiasaan perilaku personal hygiene (kebersihan diri) penting ditanamkan sejak dini. “Salah satunya dengan rajin memotong kuku. Ini sudah jadi habit (kebiasaan) setiap Jumat di SDMM,” ujarnya.
Arif bersama Hermita Titisari SPd, rekannya, mengecek kuku siswa di kelasnya tiap Jumat pagi. “Tidak hanya di kelas kami, tapi semua guru kelas di SDMM juga melakukan hal yang sama,” jelasnya.
Hal ini penting, kata Arif, supaya anak-anak terbiasa hidup bersih dan sehat mulai dari diri sendiri. “Meskipun kuku panjang seringkali terlihat bersih, sebenarnya di balik kuku ini ada banyak sekali kotoran dan bakteri yang bisa menyebabkan datangnya penyakit,” jelasnya.
Tak hanya kuku tangan, lanjutnya, kuku kaki yang cenderung tidak cepat memanjang pun dicek. “Jika kita tidak rajin memotongnya, maka kuku kaki yang cenderung lebih sering berada dalam kondisi tertutup kaus kaki dan sepatu ini akan menjadi lebih lembab dan akhirnya menjadi tempat bakteri bersarang yang bisa saja memicu infeksi,” paparnya.
Arif berharap pembiasaan yang telah dilakukan di sekolah akan terus diterapkan anak-anak sampai kapan pun. “Jadi, jangan malas potong kuku ya,” pesannya. (Vita)
Discussion about this post