PWMU.CO – Kepala PPPPTK BOE (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan Elektronika) Malang Dr Sumarno menekankan pentingnya pengembangan learning (belajar) 4.0 untuk menghadapi revolusi industri 4.0 agar Indonesia tidak semakin tertinggal oleh negara lainnya.
Dorongan itu disampaikan oleh Sumarno dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) SMK Muhammadiyah se-Indonesia di Hotel Savana Jalan Letjen Sutoyo 30-34 Malang, Jumat (1/2/19).
“Malaysia dan Thailand sudah berinvestasi dalam pengembangan learning 4.0. Nah, kita wajib juga. Kalau tidak, Indonesia akan semakin tertinggal dari negara tersebut,” katanya.
Sumarno mengatakan, revolusi industri 4.0 adalah integrasi antara teknologi informasi komunikasi dengan sistem otomasi. Di mana, semua bentuk sudah serba otomatis dan berbasis aplikasi.
“Sekarang ini integrasi teknologi informasi komunikasi dan otomasi bahkan sudah menjadi front line atau penggerak semua lini. Mulai dari adanya uang virtual, tranportasi berbasis aplikasi, belanja online, dan lainnya,” paparnya.
Pertanyaannya, apakah Indonesia akan terus menjadi follower (pengikut) atau sebaliknya, memulai untuk menjadi creator (kreator, pencipta). Menurut Sumarno, sudah saatnya Indonesia berinvestasi untuk pengembangan learning 4.0 agar bisa menjadi kreator.
“Nah, kalau anak-anak kita bisa jadi kreator. Itu baru top. Kita akan bisa memproduksi semuanya sendiri. Kita bisa kembangkan industri kreatif,” pintanya.
Ia mengungkapkan, salah bentuk investasi pengembangan learning 4.0 itu adalah penguatan sumber daya manusia, penyiapan parangkat atau alat, dan lainnya. “Saya berharap SMK Muhammadiyah khususnya mulai menerapkan learning 4.0 untuk menghadapi revolusi industri 4.0,” ujarnya. (Aan)
Discussion about this post