PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr Haedar Nashir menegaskan posisi Muhammadiyah dalam kontestasi pemilihan umum (Pemilu) 2019 tetap berada pada khitahnya yaitu posisi netral aktif.
Haedar menjelaskan, netral dalam pengertian Muhammadiyah tidak menjadi partisan politik. Sedangkan aktif, Muhammadiyah ikut menjaga Pemilu 2019 ini agar tetap demokratis, beretika, dan mementingkan kebersamaan.
“Muhammadiyah akan tetap berperan aktif mengawal pesta demokrasi lima tahunan ini,” katanya usai menjadi keynote speaker acara Sarasehan Kebangaaan Pra-Tanwir di Theater Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dome, Kamis (7/2/19).
Haedar mengingatkan, jangan sampai politik lima tahunan ini menguras energi berlebihan sehingga lupa melakukan kerja-kerja produktif.
Apalagi, politik dijadikan sebagai lahan subur untuk memproduksi segala bentuk kebencian, amarah, dan permusuhan sehingga menjauhkan diri dari sikap adil dan ihsan.
“Mestinya tidak ada ruang bagi ujaran dan sikap yang menunjukkan akhlak madhmumah (tercela), sekaligus menggerus akhlak karimah nan mulia,” tuturnya.
Haedar pun mengkritik lamanya waktu kampanye. Menurut dia, hal itu berpotensi menyebabkan gesekan di tengah masyarakat. Sebab, politik itu sifatnya kompetitif dan kontestasi yang selalu menimbulkan siapa lawan siapa, kemudian menang dan kalah, kemudian masing-masing berikhtiar untuk mencari dukungan sebesar-besarnya. Akhirnya, menimbulkan gesekan satu sama lain.
“Masukan saja buat KPU, kalau bisa proses politik itu durasinya agak pendek sehingga gesekannya tidak terlalu tinggi. Dari tujuh bulan lamanya diperpendek jadi empat bulan. Sebab, kita kan sudah terlatih, terbiasa menyelenggarakan pemilu,” ujarnya. (Aan)
Discussion about this post