PWMU.CO – Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto hadir dalam perhelatan Musyawarah Wilayah (Musywil) XVI Pemuda Muhammadiyah Jatim. Ia didaulat memberikan Pidato Kebangsaan bertema “Merawat Persatuan dan Kesatuan Bangsa untuk Indonesia Berkemajuan”.
Hadi dalam paparannya meyampaikan, pemuda Muslim Indonesia harus memiliki karakter sebagai hamba yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Juga harus memiliki semangat kebangsaan yang tinggi.
Ia menjelaskan, semangat kebangsaan itu sejatinya adalah semangat untuk berbuat yang terbaik. Tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk masyarakat sekitarnya, bangsa, dan negara.
“Hanya dengan semangat itu bangsa Indonesia akan memperoleh penduduk dan pemuda yang berkualitas serta memiliki nilai tawar yang tinggi,” katanya di hadapan kader Pemuda Muhammadiyah se-Jatim yang memadati Graha ITS Surabaya, Jumat (8/2/19).
Ia meyebutkan, pemuda berkualitas adalah mereka yang bisa menghargai dan mengelola seluruh potensi yang dimilikinya. Juga bisa mengelola kekayaan alam dengan sebaik-baiknya dan mampu menjaga alam dari kehancuran.
“Nah, itulah sejatinya tugas kita sebagai khalifah di muka bumi ini. Maka, semangat kebagsaan itu sejalan dengan ajaran Islam,” urainya.
Hadi menegaskan, semangat kebangsaan seperti cinta tanah air, persatuan, dan kesatuan, rela berkorban serta pantang menyerah itu merupakan warisan tidak ternilai dari pahlawan pendahulu bangsa.
“Nah, warisan itu tentunya harus kita rawat dan harus kita hidupkan dalam kehidupan sehari-hari,” pintanya.
Hadi menyatakan, perjalanan bangsa ini tidak bisa dilepaskan dari peran generasi muda. Sebab, generasi muda sejak dulu selalu menjadi pelopor dan motor dalam berseminya semangat kebangsaan.
“Para pemuda yang mendirikan Budi Utomo, para pemuda juga yang mencetuskan Sumpah Pemuda dan bergerak dalam berbagai medan perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia,” jelasnya.
Hadi kemudian menceritakan sosok Jenderal Soedirman yang tidak lain adalah tokoh pemuda waktu itu. Jenderal Soedirman adalah tokoh Muhammadiyah, dan sekaligus Panglima Besar TNI.
“Sudah barang tentu tidak perlu diragukan lagi semangat kebangsaannya. Jenderal Soedirman adalah teladan nyata untuk senantiasa memberikan pengabdian terbaik bagi bangsa dan negaranya,” tuturnya.
Hadi mengatakan, dalam keadaan sakit paru-paru dan harus ditandu karena penyakitnya cukup parah sekalipun, Jenderal Siedirman tetap memimpin perjuangan dan pantang menyerah.
“Jenderal Soedirman berbekal senjata rampasan dari kolonial belanda mampu membangkitkan semangat para prajuritnya untuk tetap berdiri kokoh menyampaikan kepada seluruh negara luar bahwa Indonesia masih ada,” sebutnya.
Bahkan, kata dia, Jenderal Soedirman rela berkorban harta benda dan bergerilya demi mempertahankan Nagara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Ini adalah bukti nyata dari semangat kebangsaan, dan itu wujud menjalankan Islam yang paripurna,” tegasnya.
Oleh karena itu, Hadi mengajak Pemuda Muhammadiyah yang disebutnya sebagai Jenderal Soedirman masa kini, untuk ikut serta mengisi pembangunan bangsa Indonesia dengan cara senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Sebab, itu adalah prasyarat utama untuk membangun bangsa.
“Jenderal Soedirman masa kini harus mampu menjadi pemersatu bangsa. Hidup Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muda Muhammadiyah (Kokam) Pemuda Muhammadiyah,” teriaknya.
Hadi pun mengajak Pemuda Muhammadiyah, Soedirman-Soedirman muda, untuk bersama-sama menjaga persatuan dan kesatauan yang menjadi perekat bangsa ini.
“Mari kita gelorakan semangat kebangsaan. Mari kita siapkan diri untuk menjadi umat yang berkualitas dan mampu mengelola kekayaan alam yang kita miliki dengan baik. Mari kita menjadi khlaifah yang baik di muka bumi ini sebagaiman perintah Allah SWT,” ajaknya.
Di akhir paparannya, Hadi merasa bangga bisa berdiri di hadapan Pemuda Muhammadiyah karena tidak semua Panglima TNI berkesempatan untuk itu.
“Pemuda Muhammadiyah adalah aset bangsa yang sangat potensial. Karena itu saya bangga bisa berada di sini,” ujarnya. (Aan)
Discussion about this post