PWMU.CO-Ketua PWM Jawa Timur Dr Saad Ibrahim ketika membuka acara tindak lanjut bimbingan teknis dai komunitas bertempat di Fakultas Ekonomi Bisnis Umsida, Ahad (10/3/2019), memilih duduk di kursinya daripada berdiri di mimbar.
”Sengaja saya tidak berdiri karena sudah mendapat kursi. Sekarang ini semua orang ingin mendapat kursi, kenapa saya sudah dapat kursi kok saya tinggalkan,” seloroh Saad Ibrahim disambut tawa hadirin yang paham situasi di tahun politik ini.
Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim itu lantas menceritakan kisah fathul Makkah. Ketika melihat ribuan pasukan muslim berbaris mendatangi Mekkah, tokoh Quraisy seperti Abu Sufyan langsung gentar sehingga masuk Islam. “Begitu masuk Mekkah, pasukan Islam menang dengan mudah menguasai kota,” ujarnya.
Merujuk pada kekuatan umat seperti yang dibangun Nabi di Madinah itu, ia berharap agar LDK menjadi pemenang dalam setiap aksi dakwahnya. Alquran diawali dengan surat Al Fatihah. Juga ada surat Al Fath yang memiliki arti pembuka. ”Maka jadilah kita pembuka bagi yang tertutup, penerang bagi yang gelap,” tuturnya.
Muhammadiyah Jawa Timur, sambung dia, dengan segala amal usahanya yang banyak harus menjadi yang terdepan. ”Jangan banyak rapat tapi harus banyak aksi seperti LDK PWM Jatim ini,” tandasnya.
Acara Bimtek Dai Komunitas ini diadakan oleh Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PWM Jatim diikuti Regional 2 dari Sidoarjo, Kota Mojokerto, Kab. Mojokerto, Jombang, Kota Pasuruan, Kab. Pasuruan, dan Surabaya.
Sambutan lain disampaikan Ketua PDM Sidoarjo Masyhud SM. Menurut dia, menjadi dai khusus itu harus mempunyai waktu, tenaga dan pikiran yang khusus serta mental yang kuat.
”Pokoknya jadi dai khusus itu semuanya harus all out. Karena objek dakwah yang dihadapi masyarakat khusus seperti anak punk, PSK, anak jalanan dan lain-lain,” kata Masyhud yang juga anggota LDK PP Muhammadiyah ini.
”Cara berdakwah pada mereka juga butuh penanganan yang khusus apalagi kalau berdakwah kepada komunitas PSK. Jangan-jangan sang dai ikut tergoda,” ujarnya.
Ketua LDK Muhammad Arifin menyampaikan, kegiatan ini bertujuan memberi pembekalan teknis bagaimana berdakwah di dunia komunitas. Materi yang diberikan kepada peserta berbasis aksi.
”Semua materi sudah dilakukan di dunia nyata dan para pematerinya adalah orang-orang lapangan yang sudah puluhan tahun menangani dakwah komunitas. Setelah bimtek ini, seluruh peserta bisa action di daerahnya masing-masing,” tandasnya.
Materi yang diberikan kepada peserta antara lain teknik pengelolaan dakwah komunitas seperti pendampimgan, jejaring, foundrising. Lalu teknik assesmen pada korban Narkoba dan anak jalanan. Kemudian tips dan trik menggunakan IT dalam berdakwah, teknis penggunaan tes urine narkoba dan materi tambahan strategi dakwah di dunia politik. (Abi Saffa)
Discussion about this post