PWMU.CO – Achmad Khosyi’ Assajjad Ramandanta, siswa SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik, ini semakin tertantang setelah lolos Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMA/MA tingkat provinsi untuk Mata Pelajaran Matematika.
Khosyi’, begitu panggilan akrabnya, merasa kaget sekaligus bersyukur saat menerima informasi melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur No: 188.4/1473/101.01/2019 tentang Penetapan Nama Peserta Passing Grade dan Perwakilan Kabupaten pada OSN SMA/MA tahun 2019.
“Seneng rasanya dan bersyukur bisa mewakili Kabupaten Gresik di OSP (Olimpiade Sains Provinsi),” ujar Khosyi saat diwawancari PWMU.CO di sela kegiatan gladi resik UNBK di sekolahnya, Senin (18/3/19).
Sebanyak 134 siswa dari 38 kabupaten akan berkompetisi mengikuti seleksi OSP bidang matematika yang rencana akan dilaksanakan tanggal 9 April 2019. Khosyi’ adalah salah satu siswa SMP yang masuk kategori ini.
Putra Achmad Adnan dan Dwi Suliastari ini semakin bersemangat dan tertantang di OSP kali ini. “Saya semakin tertarik dan bersemangat, karena lawan semakin berat. Semoga lolos sampe nasional. Walau waktu persiapan dan seleksinya berbarengan dengan USBN SMP,” terang Khosyi’.
Siswa yang hobi belajar bahasa Jepang di waktu senggangnya ini mengatur strategi belajarnya dengan memanfaatkan waktu yang ada secara optimal. Setiap hari dia menjadwalkan waktu khusus belajar matematika. Tiap malam 1 jam belajar materi sekolah dilanjut 1,5 jam belajar khusus soal olimpiade matematika dan dilanjut setelah shalat Tahajud belajar lagi. Begitu pula di saat ada waktu longgar di sekolah atau istirahat.
Dia mengoptimalkan waktunya untuk persiapan menghadapi OSN sekaligus USBN dan UNBK. “Satu bulan sebelum OSK (Olimpiade Sains Kabupaten) sudah dibelikan ibu tiga buku dan tiap hari saya pelajari,” ujarnya.
Khosyi yang pada awal bulan Maret 2019 meraih penghargaan sebagai juara II siswa berprestasi dalam Festival Faqih Usman Ke-3 ini berkeinginan besar bisa belajar dan berkompetisi matematika di negara sakura Jepang. “Dulu pernah dapat tawaran mengikuti lomba matematika di Jepang, setelah dicek ternyata diperuntukan untuk SD, jadi ya agak kecewa, namun tertantang lagi,” harap Khosyi sambil tersenyum. (Anis Shofatun)
Discussion about this post