PWMU.CO – Buku Merawat Singa Kreatif, The Power of Creative karya Ichwan Arif SS MHum ini bisa menjadi panduan belajar kreatif sebagai jembatan keledai untuk bisa meraih sukses.
“Seringkali kegagalan membuat banyak orang tidak bisa move on untuk terus belajar dan mengevaluasi proses untuk bisa bangkit kembali,” ujarnya saat ditemui PWMU.CO, Selasa (19/3/19) lalu.
Arif, begitu sapaan akrabnya, menjelaskan selain terlambat move on, seringkali jiwa kreatif itu lawannya adalah rasa takut untuk keluar dari zona nyaman.
RZona nyaman, menurutnya, adalah zona tanpa tantangan sehingga mengakibatkan seseorang tidak mau ada tantangan. Sedangkan tantangan menjadi syarat mutlak seseorang bisa memiliki jiwa kreatif.
Dalam buku yang mendapat endorsement dari Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dra Arbaiyah Yusuf MA ini, Arif tidak hanya menguraikan teori tentang dunia krearif, tetapi juga berisi cerita inspiratif dan latihan sederhana supaya bisa dilatih secara mandiri oleh pembaca.
“Dalam buku saya ada 80 cerita inspirasi plus motivasi bagaimana orang sukses itu pasti diawali dari kegagalan. Kegagalan dijadikan motivasi untuk bangkit sampai bisa mengukir tinta namanya di lembaran sejarah,” papar lulusan Magister Kajian Sastra dan Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga ini.
Berlatih kreatif, ungkapnya, bisa dilakukan secara sederhana ketika kita bermain dengan anak di rumah. Menggunakan media mainan bisa dijadikan stimulasi mengolah imajinasi. Ini, lanjutnya, bisa belajar kreatif dalam dunia literasi tulis dan budaya.
Buku kedua Arif yang diterbitkan Kanzun Book Sidoarjo ini memuat 12 level pembahasan. Yaitu Resep Dokter untuk Aku Kreatif, Aku Kreatif dalam Alquran, Saya Berpikir maka Saya Ada, Kreatifholic, Ada Pintu Lain untuk Orang Kreatif, Menjadi Pembeda, Titik Keberanian, Asyiknya Jadi Pemilik Taman, Kreatif dan Dunia tanpa Batas, 5 Milimeter, dan Penutup Aku Kreatif.
Selain pengampu bahasa Indonesia di SMPM 12 GKB Arif adalah kontributor PWMU.CO. Dia berharap isi bukunya bisa dijadikan sebagai guider (oanduan) sekaligus inspirasi kreatif bagi pembaca.
“Kreatif itu tidak ada lembaga belajarnya. Strategi yang paling tepat adalah menyukai tantangan. Buat ide nyeleneh, koplak, ‘gila’ yang tidak pernah dipikirkan orang lain. Kalau ide itu dicemooh, dikritik, bahkan diolok-olok, jadikan itu semua sebagai energi positif untuk terus berproses, berpikir ulang sampai ide cemerlang itu benar-benar bisa direalisasikan,” terangnya.
Indonesia, menurutnya, dalam darurat kreatif. “Bukti nyatanya bisa dihitung jumlah hal paten intelektual negara kita kalah jauh dari negara tetangga. Kreatif menjadi syarat mutlak untuk bisa ‘mengobatinya’. Maka, Kreatif harus dimiliki orang yang ingin sukses, negara yang ingin maju. Bukan berapa kali gagal, tetapi kali dia bangkit dari kegagalan. Maka, jiwa kreatif menjadi modal yang paling tepat untuk bisa raih sukses,” ujarnya. (Nugra Heny)
Discussion about this post