PWMU.CO – Setelah lebih dari tiga tahun vakum, manajemen Majalah Matan akhinya kembali mengadakan pertemuan dengan para agen pemasaran di Gedung Muhammadiyah Jatim, Kamis (4/4/19).
Ada 40 agen yang datang pada acara tersebut. Dari pihak manajemen dihadiri oleh Pimpinan Umum Nadjib Hamid dan Wakil Pemimpin Umum Nur Cholis Huda. Sedangkan untuk keredaksian dihadiri oleh Pemimpin Redaksi Ainur Rofiq Sophiaan, Sekretaris Redaksi Anifatul Asyifah, Sekretaris Redaksi Anifatul Asyifah, Reporter Miftahul Ilmi, dan Desainer Grafis Edi Subagyardjo. Hadir pula Ketua Divisi Analisis Kebijakan Ekonomi Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Leo Herlambang.
Dalam sambutannya, Nur Cholis Huda menyampaikan, para agen Matan merupakan mubaligh yang tidak berbicara. Karena mereka mengantarkan pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam majalah.
“Jadi jangan dianggap sematamata sebagai fungsi pemasaran. Agen Matan juga mempunyai misi menyampaikan dakwah. Ini jelas amal mulia yang tidak bisa diukur dengan materi,” kata dia.
Jadi, lanjutnya, para agen harus menata niat untuk berdakwah. Bukan hanya untuk meraih keuntungan dunia saja, tapi juga meraih pahala akhirat. “Niatnya harus ditata dengan benar. Kalau jadi agen Matan hanya untuk cari dunia, maka cuma dapat untung dunia. Bahkan bisa rugi. Tapi kalau diniatkan untuk dakwah, maka insyaallah akan menjadi berkah,” ujar Pak Nur—sapaannya.
Pendapat senada disampaikan oleh Nadjib Hamid. Menurut dia, menjadi agen Matan adalah bagian dari memperjuangkan eksistensi media milik Persyarikatan. Dia mengakui perjuangan itu tidak mudah. Karena sebagai pemimpin umum dirinya juga kerap turun langsung untuk mencari pelanggan dan mendistribusikan majalah.
“Saya tahu memang tidak mudah. Saya mengalami sendiri bagaimana rasanya kalau ada pelanggan yang nunggak bayar. Tapi, kan ini bagian dari dakwah. Tidak bisa sepenuhnya dilakukan tindakan secara profesional. Meski demikian, saya berharap semua agen tetap memenuhi kewajibannya,” tuturnya.
Sementara itu Leo Herlambang mengingatkan agar Matan bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Menurut dia, perlu ada versi digital untuk mendukung versi cetak. “Zaman sekarang, orang-orang lebih suka yang digital. Karena itu, Matan juga perlu menyesuaikan. Tapi, bukan berarti menghilangkan yang versi cetak. Karena itu masih sangat dibutuhkan,” katanya.
Di akhir acara, pihak manajemen memberikan doorprize kepada para agen. Total doorprize yang diberikan mencapai puluhan juta rupiah yang meliputi, kipas angin, magic com, blender, hingga smartphone.
Dari 40 agen yang hadir, semuanya mendapatkan berbagai hadiah yang menarik. Smartphone yang merupakan hadiah utama, berhasil dibawa pulang oleh Abdul Manan, agen pemasaran dari Malang. (Ilmi)
Warga Muhammadiyah Cerdas Memilih Pemimpin Berkualitas
Majalah Matan Edisi 211 Februari 2024: Warga Muhammadiyah Cerdas Memilih Pemimpin Berkualitas (Didik Nurhadi/PWMU.CO) Warga...
Discussion about this post