PWMU.CO – Seorang agen Majalah Matan adalah mubaligh yang tidak bicara. Agen adalah juru penyampai yang tidak bicara. Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Nur Cholis Huda menyatakan itu dalam acara temu agen di Gedung Muhammadiyah Jatim, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Kamis (4/4/19).
“Jadi, agen Matan itu bukan hanya penyampai majalah. Tapi ia adalah mubaligh alias juru penyampai yang tidak berbicara,” katanya memotivasi.
Pak Nur—sapaannya—lalu menceritakan, salah satu penjual buku dan majalah langganannya selalu memberikan harga lebih murah dibandingkan lainnya. Salah satu alasan dia memberi diskon buat pelanggannya adalah dakwah.
“Jadi, itulah cara dia berdakwah karena tidak bisa pidato. Dia berkeyakinan dengan menyampaikan majalah dan buku bacaan itu sama dengan berdakwah seperti seorang mubaligh,” ceritanya.
Maka dari itu, Pak Nur meminta para agen Matan untuk menata niatnya betul-betul hanya untuk dakwah. Pasalnya, keringat yang dikeluarkan dan hasil yang diperoleh dari aktivitas menjadi agen majalah diyakini tidaklah imbang.
“Kalau niatnya betul, insyaallah, kita akan dapat dunia dan akhirat. Sebaliknya, jika niatnya tidak betul, maka hanya akan dapat dunia atau tidak dapat sama sekali,” tuturnya.
Sementara itu, Pempinan Redaksi Matan Ainur Rofiq menyatakan, agen adalah garda terdepan dalam pengembangan Matan. Sebab, berkat agen majalah bisa sampai di tangan pembaca.
Maka, Ainur berharap, pertemuan agen ini bisa bermanfaat untuk pengembangan Matan ke depan. “Mudah-mudahan dari sini Matan jauh lebih baik lagi dan lagi,” tandasnya. (Aan)
Discussion about this post