PWMU.CO – Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Duka itu datang saat kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Burneh, Bangkalan, Madura, Wesi Muhammad Alfatih (16), selesai mentalqinkan sang ibunda yang menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Haji Surabaya, Jumat, (26/4/2019).
Ketua Bidang Kajian Dakwah Islam (KDI) Pimpinan Cabang IPM Burneh itu ditinggal pergi ibunya—Siti Rubayyah (44)—untuk selama-lamanya akibat kanker usus stadium empat yang diderita sang ibu. Kini, ia harus berjuang hidup bersama sang ayah dan kelima saudarnya.
Wesi adalah anak kedua dari enam bersaudara. Saudaranya adalah, Aly Akbar Al Mutsana (19), Amar Abdillah Al Ghossy (15), Fudhoil Al Ayyasy (11), serta si kembar Fudhoil Al Ayyasy dan Rumaisha Al Adzkiatun Najla (4).
Menurut Agil, ayah Wesi, semasa hidup almarhumah tidak pernah megeluh tentang penyakitnya. “Meskipun dia sakit dia tidak pernah mengeluh. Bahkan sedikit pun tidak pernah bilang, Abi saya sakit. Tidak pernah,” ujarnya.
Salah satu warisan berharga Siti Rubayyah adalah pendidikan Alquran yang diberikan kepada anak-anaknya. Wesi misalnya. Siswa kelas X SMAN 3 Bangkalan itu berhasil menyelesaikan hafalan 10 juznya saat kelas VIII SMP. Menurut Wesi, hafalannya itu dibina langsung oleh ibunya. Sementara kakaknya, Akbar, sudah menyelesaikan hafalan 12 Juz.
Ketua Pimpinan Daerah IPM Bangkalan Bustomi menyampaikan bela sungkawa kepada Wesi. “Semoga amal-ibadah beliau diterima Allah SWT. Dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” ucapnya.
Bustomi menejelaskan, Wesi itu anaknya ceria dan penuh semangat menjalankan amanah meskipun di sisi lain ia harus merawat ibundanya bersama kakaknya Akbar. “Kami berharap Wesi terus bersemangat dan berproses serta melanjutkan perjuangannya sebagai ketua bidang,” ucapnya.
Bustomi mengatakan, meskipun hidup dengan kondisi ekonomi yang terbatas, selama berjuang di IPM Wesi tidak pernah mengeluh tentang kondisi keluarganya. “Ia tetap menjalankan kewajibannya sebagai pimpinan,” ucapnya.
Keluarga Agil termasuk kurang mampu. Untuk menghidupi keluarganya, ia harus bekerja serabutan. Ia Bekerja dibantu Akbar. Bahkan yang membuat prihatin, kondisi ini membuat terancam pendidikan Akbar, yang Jumat (3/5/19) ini mengikuti wisuda purnasiswa SMA Negeri 3 Bangkalan.
Menurut Agil, anak sulungnya itu tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi karena tiadanya biaya.
Untuk meringankan beban keluarga ini, Bustomi berharap para netizen berkenan memberikan donasi. Bantuan dapat dikirim melalau melalui rekening Bank BCA 4540236301 an Bustomi.
“Untuk konfirmasi serta informasi lebih lanjut bisa menghubungi saya melalui WhatsApp nomer 081939200180,” ujarnya. (Iis)
Discussion about this post