
PWMU.CO – Kondisi fisik yang kuat adalah syarat penting jika ingin belajar di Jepang. “Karena di Jepang kita akan banyak berjalan kaki kalau ingin ke mana saja.”
Mahasiswa S3 University of Tokyo Dwi Peni Karikasari menyampaikan hal itu di hadapan 82 siswa kelas VI SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) dalam kegiatan Pembinaan Motivasi Sukses dan Penguatan Pendidikan Karakter, di Aula SDMM, Jumat (26/4/19).
“Kita akan berlari untuk mengejar kereta dan bus, maka kita harus tahu jalur untuk mendahului pilih jalur kanan karena jalur kiri untuk mereka yang tidak tergesa-gesa,” ungkap ibunda Kalila Fayza, siswa kelas VI Mas Mansyur SDMM.
Berbeda dengan di Indonesia yang jalanan marak oleh mobil dan sepeda motor, di Negeri Sakura itu yang banyak dijumpai adalah pengendara sepeda onthel, selain moda transportasi massal seperti kereta dan bus. Dan para mahasiswa bersepeda onthel itu hal yang jamak di Jepang.
Peni juga menceritakan budaya dan kebiasaan orang-orang Jepang. “Di Jepang tidak akan menemukan sampah di jalanan karena umumnya masyarakat Jepang selalu mengambil sampah dan disimpannya di kantong atau saku pakaiannya untuk dibuang ke tempat sampah kemudian,” ungkapnya.
Bahkan, sambungnya, mereka selalu menyediakan tisu basah, selain kantung plastik, ke manapun mereka pergi. Sehingga jika ada kotoran hewan di jalanan mereka rela membersihkan kotoran tersebut dan mengusapnya dengan tisu basah agar lebih bersih lagi.
“Karena setiap dari mereka merasa malu jika kotanya kotor selain dedikasi yang tinggi terhadap negerinya,” terangnya.
Di bagian lain, alumnus Fakultas Kedokteran Unair Surabaya ini memotivasi para siswa agar memiliki cita-cita sejak dini. “Harus memiliki cita-cita mau ke mana nanti jika kita masuk ke jenjang lebih tinggi. Sering-sering cari informasi lewat internet kampus-kampus dan sekolah-sekolah mana nanti kita akan belajar. Jadi internet bukan hanya untuk lihat video atau main game,” jelas master of immunology—ilmu tentang sistem imunitas Unair Surabaya ini.
Selain itu, saran dia, kita cari alamat email profesor, dosen, atau guru. “Kirim surat kepada mereka. Tanyakan bagaimana kita bisa menjadi muridnya sehingga mereka akan memberikan kita jalan untuk menuju kampus atau sekolah idaman,” kata Peni tentang kiat mendapatkan beasiswa ke luar negeri. (ZAW)
Discussion about this post