PWMU.CO – Guru perlu menghadirkan sebuah proses pembelajaran yang bisa menstimulasi siswa berimajinasi seliar mungkin. Hal ini terjadi bila guru mampu menampilkan media kreatif dalam pembelajaran.
Pernyataan ini disampaikan oleh Ichwan Arief MHum dalam kegiatan In House Training (IHT) Guru SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik, Sabtu (4/5/19).
Jika ada siswa yang belum memenuhi KKM (kriteria ketuntasan minimal) selayaknya bisa dijadikan sebagai anugerah dan peluang untuk menemukan pokok persoalan pembelajaran dan pada akhirnya muncul kreatifitas untuk menyuguhkan penyelesaian masalah (problem solving).
“Bukan sebaliknya semakin mengkerdilkan semangat mengajar atau menyebut siswa dengan label-label negatif tertentu,” terangnya.
Seharusnya guru malah berkata, “Alhamdulillah, muridku belum mengerti. Dapat menjadi stimulasi seorang guru untuk menghadirkan media kreatif dan interaktif dalam pembelajaran.”
Peraih juara I Lomba Guru Kreatif Tingkat Nasional Tahun 2009 itu menyampaikan empat prinsip media pembelajaran yang kreatif. Yaitu pertama, media pembelajaran merupakan bagian integral (satu kesatuan) dari sebuah proses pembelajaran.
Kedua, media kreatif digunakan untuk memecahkan masalah yang dimiliki oleh siswa. Misalnya kelemahan siswa dalam menyusun cerita fabel. Selama ini guru atau siswa hanya mengunduh dari internet atau dari buku cerita.
“Padahal dari media tiruan hutan dan hewan mainan yang dibawa guru dapat menjadikan siswa berpikir lebih bebas dan berimaginasi lebih liar dalam menyusun alur cerita tentang dunia fabel,” ujarnya dengan mendemokan media fabel kepada peserta.
Guru Bahasa Indonesia Spemdalas yang baru saja meluncurkan buku berjudul Merawat Singa Kreatif ini menekankan media kreatif pembelajaran harus terorganisasi secara sistematis, yang ini menjadi prinsip ketiga.
“SOP-nya tetap harus disampaikan kepada anak, jika media tidak memungkinkan dihadirkan ke kelas maka guru bisa mengajak siswa ke lokasi atau membuat tiruannya sehingga dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa,” jelasnya.
Keempat, media kreatif harus dapat menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar. Sehingga, media kreatif harus bisa di lihat atau di dengar (visual) yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Finalis Inovasi Media Pembelajaran Tahun 2014 ini pun mengajak 40 guru agar mewaspadai keberadaan otak kadal yang ada dalam diri manusia. Guru yang membiarkan otak kadalnya berkembang, cenderung menghambat diri untuk kreatif dan tidak mau berproses.
“Orang kreatif itu adalah orang yang mau berproses. Dengan kreatif maka siap menjadi pembeda, berani keluar dari zona nyaman, menyukai terobosan dan suka berkreasi. Semua itu terjadi melalui proses yang dijalankan secara terus menerus,” tuturnya. (Anis Shofatun)
Discussion about this post