PWMU.CO – Dunia diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia karena Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Maka dari itu, manusia diwajibkan untuk beribadah. “Lantas apa hubungan kehidupan yang mulia dengan puasa dan Ramadhan?”
Itulah pertanyaan yang dilontarkan Ketua Korps Mubaligh Muhammadiyah Kota Surabaya Dr Imam Syaukani MA dalam Pengajian Ramadhan V 1440 H, yang digelar Majelis Dikdasmen Pimpnan Cabang Muhammadiyah GKB, di Cordoba Convention Hall SMAM 10 GKB, Gresik, Ahad (12/5/19).
Imam menjelaskan, ada istilah arbaatun hurum atau empat bulan yang disucikan. Yaitu Muharram, Dzulqadah, Dzulhijjah dan Rajab. Menurutnya, bulan Ramadhan tidak termasuk di dalamnya karena merupakan bulan mulia yang lebih agung.
Keagungan itu bisa dilihat dari delapan syariat yang ada di bulan Ramadhan. Yaitu seluruh harinya diwajibkan untuk berpuasa, waktu diturunkannya Alquran, di dalamnya terdapat Lailatul Qadar, disyariatkannya iktikaf, qiyam Ramadhan (Tarawih), diyariatkan membayar zakat, momentum dilipa gandakan amalan, dan dibuka pintu ampunan.
Jadi, menurut Imam, untuk merawat sisi kemuliaan kehidupan manusia, Allah menurunkan bulan agung Ramadhan, yang di dalamnya penuh dengan amalan-amalan istimewa. Itulah jawaban hubungan antara kehidupan mulia dengan bulan Ramadhan.
“Agar manusia bisa mendapat manfaat sebesar-besarnya dari bulan Ramadhan, maka maksimalkan ibadah dimulai dari dalam rumah. Karena umur manusia dihabiskan di dua tempat, yaitu rumah dan tempat kerja, jika di kedua tempat tersebut tidak dimaksimalkan dengan ibadah, maka rugilah kita,” ucapnya.
Untuk itu Imam bepesan, pertama, jangan jadikan rumah yang kita tinggali seperti kuburan. “Wujud keberkahan dari Allah yaitu memberikan hati yang tenang dan damai karena rumahnya dijadikan komunikasi denga Allah,” pesannya. “Maka hiasilah rumah-rumah kalian dengan lantunan ayat Alquran.”
Kedua, infak dan shadaqah. Shadaqah adalah suatu amalan untuk menjalin hubungan kepada Allah dan juga hubungan dengan sesama. “Contohnya, bagi seorang suami, niatkanlah infak ketika kau memberikan uang belanja kepada istri.” jelas Imam.
Ketiga, ucapkan bismillah jika hendak masuk rumah dan hendak makan. Seperti yang tertera dalam hadist Shahih Muslim 3762: “Jika seseorang menyebut nama Allah ketika hendak masuk rumahnya dan ketika hendak makan, maka setan berkata ‘Kalian (bangsa setan) tidak bisa menginap dan tidak bisa makan!’ Jika seseorang tidak menyebut nama Allah ketika hendak masuk rumahnya, maka setan berkata: ‘Kalian bisa masuk dan bisa menginap.’ Jika seseorang tidak menyebut nama Allah sewaktu hendak makan, maka setan berkata: ‘Kalian bisa menginap dan makan malam.'”
Dan, keempat, jadikanlah rumah yang kita tinggali sebagai pusat pelaksanaan doa. “Bahwa bacaan takbir, hamdalah, dan tasbih merupakan sebaik-baik bacaan jika kalian sudah berada di tempat tidur,” tuturnya. (Adis)
Discussion about this post